PARENTING
Mengenal Silent Disease dan Cara Mengatasinya, Penyakit Tidak Bergejala Bagi Anak
Meita Fajriana | HaiBunda
Kamis, 18 May 2023 20:15 WIBSaat anak sakit biasanya Bunda bisa mengetahui dan memperhatikannya dari gejala yang dialami Si Kecil. Namun, tahukah Bunda bahwa ada juga penyakit yang tidak bergejala atau disebut silent disease. Penyakit ini juga bisa dialami Si Kecil, Bunda.
Biasanya silent disease ini baru bisa diketahui setelah pemeriksaan medis secara mendalam atau medical check up. Nah, untuk tahu apa itu silent disease dan bagaimana cara mengatasinya, simak terus penjelasannya ya, Bunda.
Melansir dari laman The Union Organization, silent disease adalah kondisi medis yang tidak menunjukkan gejala nyata pada tahap awal, sehingga disebut sebagai "silent killer". Deteksi dan pencegahan dini adalah kuncinya, jadi penting untuk mewaspadai penyakit ini pada Si Kecil.
Pemeriksaan kesehatan secara teratur sangat penting, bahkan jika anak Bunda belum mengalami gejala yang jelas dan mengkhawatirkan. Hal ini dilakukan karena silent disease ada yang bisa luput dari perhatian.
Apa saja silent disease yang bisa dialami anak?
Silent disease adalah suatu penyakit yang tidak menimbulkan gejala atau tanda yang jelas secara klinis. Penyakit ini muncul secara diam-diam dan mulai tampak jelas ketika sudah di stadium lanjut atau kondisinya semakin parah.
Salah satu silent disease yang sering dialami anak yaitu pneumonia dan tuberculosis. Penyakit ini biasanya baru menimbulkan gejala setelah lama menginfeksi tubuh, sehingga disebut silent disease. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat penyakit ini dapat menjadi silent killer penyebab kematian pada anak.
Nah apa saja penyakit pada anak yang termasuk silent disease? simak berikut beberapa silent disease yang bisa dialami anak melansir dari laman Kids Health:
1. Pneumonia
Pneumonia membunuh lebih banyak anak daripada penyakit menular lainnya. Secara global, hampir 1 juta anak balita meninggal karena penyakit yang dapat dicegah ini setiap tahun, setara dengan lebih dari 2.500 anak meninggal setiap hari.
Angka tersebut lebih banyak dari gabungan jumlah kematian akibat diare, malaria, dan HIV untuk kelompok usia anak. Namun, kita belum banyak mendengar kampanye global untuk mengakhiri pneumonia.
Penyakit ini termasuk minim gejala dan gejala serupa penyakit lainnya sehingga sulit diamati. Biasanya dokter melakukan pengecekan organ paru anak untuk menemukan penyakit pneumonia ini.
"Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Reaksi sistem kekebalan terhadap infeksi ini menyebabkan kantung udara paru-paru terisi nanah dan cairan. Hal ini menyebabkan gejala seperti kesulitan bernapas, batuk dengan atau tanpa lendir, demam, dan menggigil," kata Elana Pearl Ben-Joseph dokter anak yang berbasis di Amerika Serikat dikutip dari laman Kids Health.
2. Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah infeksi kronis berkelanjutan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC tak hanya menginfeksi paru-paru, tetapi juga bisa memengaruhi ginjal, tulang belakang, atau otak anak.
TBC paling sering menular melalui droplet atau percikan pernapasan yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis dari orang yang terinfeksi TBC.
TBC pada anak merupakan silent disease, karena anak yang berkontak dengan penderita TBC sangat mungkin tes darah TBC dan tes kulitnya negatif, rontgen dada normal, dan tidak ada gejala. Gejala baru akan terlihat setelah menginfeksi tubuh anak lebih parah.
3. Anemia defisiensi besi
Anak yang kekurangan zat besi memiliki risiko negatif dalam proses perkembangannya dan juga berisiko mengalami anemia. Zat besi adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal ini karena zat besi membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.
Kekurangan zat besi pada anak ada beberapa tingkatan, mulai dari defisiensi ringan hingga anemia defisiensi besi, yakni darah tidak memiliki cukup sel darah merah sehat, sehingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kondisi anemia defisiensi besi ini juga tidak memperlihatkan gejala yang jelas pada fisik anak. Diperlukan pengecekan darah anak di laboratorium.
4. Cacat Jantung Bawaan
Cacat jantung bawaan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 100 kelahiran. Penyakit ini disebabkan oleh jantung atau pembuluh darah di sekitar jantung tidak berkembang dengan benar. Cacat jantung, baik yang ringan maupun parah, akan mengganggu kemampuan jantung bekerja optimal.
Untuk mengetahui kelainan jantung bawaan yang serius, dapat diketahui dengan skrining bayi 24 jam setelah kelahiran. Namun, beberapa kelainan jantung bawaan seperti cacat septum atrium atau lubang di dinding jantung baru dapat terdiagnosis ketika anak berusia belasan tahun atau lebih. Oleh karena ini penyakit ini disebut silent disease.
5. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) kerap dialami anak-anak, tercatat 8 persen dialami anak perempuan dan 2 persen dialami anak laki-laki hingga usia 5 tahun. Namun, penyakit ini sulit dikenali, sehingga disebut silent disease.
Beberapa anak yang mengalami ISK biasanya mengalami gejala umum seperti demam, menangis saat buang air kecil, rewel, muntah, hingga diare. Jadi perhatikan ketika Si Kecil tidak nyaman saat buang air kecil, karena penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas di awal. Jika tidak diatasi dengan baik dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
ISK ini bisa disebabkan karena bakteri dari tinja bayi masuk ke saluran kemih melalui kelamin dan berkembang di kandung kemih. ISK perlu mendapat perhatian para tenaga kesehatan dan orangtua karena jika tidak diatasi dengan cepat dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak yang mengakibatkan anak memerlukan tindakan cuci darah dan cangkok ginjal.
6. Gagal ginjal pada anak
Penyakit gagal ginjal juga termasuk silent disease, karena gejalanya sulit dilihat pada tahap awal, termasuk pada anak-anak. Biasanya gejala penyakit ini muncul ketika sudah memasuki stadium lanjut dan tingkat keparahannya tinggi.
Mengatasi silent disease pada anak
Cara mengatasi silent disease tergantung pada jenis penyakit dan kondisi masing-masing anak. Penanganan silent disease ini juga harus berdasar konsultasi dengan dokter terlebih ketika menyangkut organ vital anak.
Jangan tunggu lama jika Bunda menemukan gejala ringan atau awal pada anak, segera berkonsultasi ke dokter. Deteksi dini dan penangan yang tepat memberikan anak peluang sehat dan pertumbuhannya menjadi lebih baik.
Selain itu, Bunda dapat mencegah silent disease agar tidak dialami si Kecil, dengan melakukan hal-hal seperti berikut ini:
- Lakukan vaksin BCG. Vaksin BCG yang diberikan kepada Si Kecil merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyakit TBC.
- Untuk mencegah anemia defisiensi besi, berilah Si Kecil makanan yang mengandung kadar besi tinggi seperti ikan, hati, dan daging.
- Untuk mencegah ISK, Bunda harus rutin mengganti popok bayi sesering mungkin untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Saat anak tumbuh lebih besar, mulailah ajari anak perempuan untuk menyeka dari depan ke belakang setelah buang air. Hal ini untuk mencegah bakteri masuk vagina dan saluran kemih anak.
- Ajari juga Si Kecil untuk tidak menahan buang air kecil. Berikan juga anak minum air mineral yang cukup untuk menghindari anak dari penyakit gagal ginjal.
Nah inilah silent disease pada anak dan cara mengatasinya. Bunda juga dapat mengaplikasikan cara pencegahannya pada Si Kecil. Pantau dan terus cek kesehatan Si Kecil secara berkala ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Penyebab Suara Bayi Serak, Simak Juga Cara Mengatasinya, Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Apakah Asma pada Anak Bisa Sembuh Total? Ini Kata Dokter
Cacar Api pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Bedanya dengan Cacar Air
Mengenal Penyakit Ain pada Anak, Penyebab & Cara Mengobatinya
5 Tips Anak Tak Gampang Sakit Selama Musim Pancaroba, Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
5 Potret Kehidupan Rini Yulianti & Suami Korea Usai Pindah ke Australia
Mengenal Anak CIBI: Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa Beserta Ciri-cirinya
7 Potret Rumah Mewah Jessica Jane dan Erwin Phang, Estetik Ada Air Terjun dan Liftnya
Amankah Penggunaan KB Yasmin untuk Ibu Menyusui?
Cara Skrining Kanker Serviks Gratis dengan BPJS Kesehatan
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi Cair yang Bagus dan Aman, Pilihan Terbaik untuk Si Kecil
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sepatu Sekolah Terbaik yang Bagus dan Awet
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu untuk Kecerdasan Otak Anak Usia 12 Tahun
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Serum Terbaik untuk Sehatkan dan Merawat Kulit
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sikat Gigi Anak yang Aman dan Lembut
ZAHARA ARRAHMATERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Kehidupan Rini Yulianti & Suami Korea Usai Pindah ke Australia
Mengenal Anak CIBI: Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa Beserta Ciri-cirinya
Amankah Penggunaan KB Yasmin untuk Ibu Menyusui?
Cara Skrining Kanker Serviks Gratis dengan BPJS Kesehatan
7 Potret Rumah Mewah Jessica Jane dan Erwin Phang, Estetik Ada Air Terjun dan Liftnya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Dicap Cowok Red Flag, Andrew Andika Beri Jawaban Menohok
-
Beautynesia
4 Rekomendasi Film Korea Terbaru Juli 2025, Ada yang Tayang di Netflix dan Bioskop Indonesia
-
Female Daily
Selesai Wamil, Song Kang akan Comeback Drama Baru Jadi Pianis!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Skandal America's Next Top Model, Wanita Ini Bongkar Kejamnya Sikap Produser
-
Mommies Daily
10 Tips Buat Ibu Bekerja Agar Punya Relasi yang Dekat dengan Anak, Nomor 10 Sering Dilupakan