
parenting
Kisah Anak Petani Ditolak Kampus Di Indonesia, Tapi Diterima 13 Universitas Top Dunia
HaiBunda
Rabu, 17 May 2023 06:31 WIB

Khaidar Khamzah, merupakan satu dari banyak anak berprestasi di Indonesia. Kisahnya yang ditolak oleh kampus di Indonesia, tapi diterima di 13 universitas top di dunia, menjadi viral di media sosial.
Khaidar adalah anak seorang petani asal desa Jatimakmur, Brebes, Jawa Tengah. Sang Ayah merupakan petani, sedangkan Bundanya adalah ibu rumah tangga.
Sebelum lulus SMA, Khaidar sempat mengikuti program dari pemerintah untuk masuk universitas dalam negeri. Namun, ia tidak lolos dan justru diterima di 13 universitas top dunia.
"Iya mungkin qadarullah bukan rezeki saya ya untuk melanjutkan di dalam negeri, karena memang sebelumnya ketika saya kelas 11, saya telah mengikuti program persiapan dari kemendikbud untuk melakukan study approach. Jadi pada saat itu, kita tetap diberi kesempatan untuk mendaftar di dalam negeri, namun qadarullah saya enggak lolos," kata Khaidar dalam acara FYP dikutip dari YouTube TRANS7 OFFICIAL.
Dari ke-13 universitas itu, Khaidar memutuskan untuk masuk di University of Toronto dengan program beasiswa. Anak ketujuh dari delapan bersaudara ini mengambil jurusan ekonomi di universitas top tersebut, Bunda.
"Saat ini saya telah diterima di University of Toronto untuk program beasiswa Indonesia Maju karena setelah saya compare dari universitas yang menerima saya, rangking tertinggi ada di University of Toronto untuk program ekonomi," ungkapnya.
Khaidar memang bercita-cita menjadi ekonom. Ia ingin turut ikut serta dalam membangun perekonomian negara kelak.
"Cita-citanya saya sendiri pengin jadi ekonom di Indonesia, saya ingin berkontribusi untuk pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Khaidar.
Prestasi Khaidar selama sekolah
Sebelum diterima di 13 universitas top dunia, Khaidar memang sudah menorehkan prestasi, baik di Tanah Air ataupun kancah internasional. Ia pernah memenangkan kompetisi robotic, Bunda.
"Kebetulan saya juga siswa yang cukup aktif di sekolah, jadi saya sering mewakili sekolah untuk mengikuti kompetisi di tingkat regional, nasional, atau internasional," katanya.
"Untuk kompetisi yang pertama alhamdulillah saya dapat medali emas pada kejuaraan robotic tingkat nasional, pada saat itu saya buat robot mobile yang diprogram. Terus dilanjutkan ke tingkat Asia Tenggara, waktu itu di Singapura, namun karena COVID-19 dilaksanakan secara virtual, tapi alhamdulillah saya mendapatkan medali perunggu. Terus terakhir dari tingkat internasional di Korea Selatan, alhamdulillah saya dapat medali perunggu untuk kategori kreatif."
Dalam kesempatan itu, Khaidar juga berbagi tips belajar untuk bisa diterima di universitas top dunia. Apa tipsnya dan bagaimana tanggapan sang Bunda terkait prestasi yang diraih putranya itu?
Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga cerita Bonfilio Dazzle, juara debat nasioanl yang berhasil diterima di University of Oxford, dalam video berikut:
KATA IBUNDA TERKAIT PRESTASI KHAIDAR
Kisah Anak Petani Ditolak Kampus Di Indonesia, Tapi Diterima 13 Universitas Top Dunia/ Foto: Screenshoot YouTube TRANS7 OFFICIAL
Tips belajar dari Khaidar
Khaidar memiliki cara khusus dalam belajar agar menjadi anak berprestasi. Ia tidak mudah pindah fokus saat sedang belajar, Bunda.
Khaidar akan fokus pada satu bahasan setiap kali belajar. Ia baru akan pindah ke topik lain bila sudah menguasai topik yang sebelumnya.
"Cara belajar yang pertama, aku fokus di satu titik kalau belajar, jadi enggak semua dipelajari terlebih dulu. Tapi aku fokus di goal, kalau sudah tercapai, baru belajar yang lain," kata Khaidar.
Tanggapan ibunda soal prestasi Khaidar
Khotimah, ibunda Khamzah, mengaku sangat bangga dengan prestasi dan pencapaian yang diraih putranya. Ia pun menitipkan pesan untuk Khaidar agar tak lupa usai diterima di universitas top dunia.
"Alhamdulillah saya bangga sekali, senang, banyak orang yang memuji dan menyanjung. Tapi sanjungan itu saya anggap sebagai duri karena kalau kita terlena dalam sanjungan dan dalam pujian orang lain, kita jadi besar kepala," kata Khotimah.
"Saya menyarankan kepada anak saya untuk selalu rendah hati, selalu menerima apa adanya, selalu menyayangi orang lain," sambungnya.
ARTIKEL TERKAIT
Parenting
Kenalan dengan Arum Nazlus, Gadis 15 Tahun Juara Panahan Berkuda Tingkat Dunia

Parenting
Tidak Sulit, Begini Tips Mendidik Anak Berprestasi ala Ilmuwan Peraih Nobel Kedokteran

Parenting
Keren! Evan, Siswa RI Menang Kompetisi Global Microsoft Lewat Perangkat AI

Parenting
Wow! Anak 13 Tahun Jadi Mahasiswi Kedokteran Termuda, Pernah Magang di NASA

Parenting
Gadis Cilik Asal Malang Harumkan Nama Indonesia di Kancah Dunia


7 Foto
Parenting
7 Potret Milinka, Bocah Indonesia yang Dapat Penghargaan di Film Pendek Pertamanya di SXSW 2023
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda