HaiBunda

PARENTING

Mengenal Rescue Parenting, Gaya Didikan yang Disebut Bisa Membahayakan Anak

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 16 Jun 2023 07:55 WIB
Ilustrasi Mengenal Rescue Parenting, Gaya Didikan yang Disebut Bisa Membahayakan Anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Ada banyak metode pengasuhan dan gaya didik yang bisa diterapkan oleh orang tua, salah satunya rescue parenting. Meski populer, rescue parenting disebut-sebut justru membahayakan perkembangan anak.

Sesuai seperti namanya, rescue parenting berarti orang tua seakan selalu 'menyelamatkan' anak, sehingga mereka tidak belajar dari kegagalan atau kesedihan.

Terlepas dari niat baiknya, gaya didik rescue parenting dianggap oleh sebagian besar pakar membuat anak tidak bisa merasakan dan mengendalikan emosinya. 


Apa itu rescue parenting?

Dikutip dari Today, secara deskripsi disebutkan bahwa rescue parenting adalah gaya asuh orang tua sebagai 'penyelamat'. Ini berarti orang tua selalu campur tangan untuk menghindari anak supaya tidak gagal, tidak tertekan dan tidak mengalami sesuatu hal apapun yang bisa membuatnya kesulitan.

Dalam perkembangan dan pertambahan usianya, seorang anak terkadang perlu merasakan kekecewaan atau kegagalan. Tujuannya agar mereka dapat belajar beradaptasi sebagai manusia yang stabil secara emosi.

Untuk membantu memproses perkembangan emosi, anak perlu merasakan kesedihan, kecemasan, kebosanan, penolakan, kekecewaan atau bahkan ketidakpuasan.

"Seiring bertambahnya usia anak, orang tua harus sangat berhati-hati untuk tidak melewati batas 'menyelamatkan'. Ini dapat merampas pembelajaran dan pertumbuhan anak untuk menjadi individu yang utuh secara emosional," ujar konsultan pernikahan dan keluarga, Danielle Miller seperti dikutip dari laman Today.

Menurutnya, anak perlu belajar bahwa mereka mampu menghadapi dan mengatasi naik turunnya kehidupan. Caranya yakni dengan merasakan kekecewaan itu sendiri.

Penelitian telah menunjukkan bahwa membiarkan anak menerima kekecewaan dan membantu mereka mempelajari keterampilan untuk mengatasi hal yang negatif akan mengembangkan ketahanannya.

Mengapa rescue parenting disebut bisa membahayakan anak?

Dikutip dari Psychology Today, ada beberapa faktor yang dipercaya membuat pola asuh rescue parenting dianggap membahayakan anak secara psikis dan emosional. Berikut ulasannya:

1. Membuat anak merasa tidak aman

Tanpa disadari, orang tua yang selalu menyelamatkan anak dari peristiwa negatif akan membuat anak tumbuh menjadi sosok yang selalu merasa tidak aman. Anak tidak mampu menghadapi kerasnya kehidupan di luar rumah, karena terbiasa selalu dibantu oleh orang tua.

2. Membuat anak merasa tidak dipercaya

Terlalu mengatur bahkan sampai tidak mempedulikan keputusan anak juga membuat mereka rentan merasa tidak dapat dipercaya. Kesalahan dianggap sebagai kegagalan, sehingga anak tidak punya kesempatan memperbaiki diri. 

3. Membuat emosi anak tidak stabil

Jika orang tua berulang kali 'menyelamatkan' dari kegagalan, anak akan merasa dan berperilaku tidak kompeten ketika menghadapi emosi besar atau apa pun yang sangat sulit. Ini karena sebelumnya mereka tidak mempelajari cara mengatur emosinya sendiri.

Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Tips menghindari rescue parenting

Lalu bagaimana caranya sebagai orang tua agar tidak mengulangi kesalahan dengan penerapan rescue parenting? Berikut tipsnya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Biarkan anak merasakan kegagalan

Beri anak kesempatan belajar dan memperbaiki diri, termasuk dengan cara membiarkannya melakukan kegagalan. Tunjukkan bagaimana mereka bisa belajar dari setiap kesalahan dan menjadi orang yang lebih baik karenanya.

2. Ajari tanggung jawab 

Jangan selalu selamatkan anak dari setiap konflik. Perlu dipahami bahwa mengatasi masalah dan berpikir kritis adalah salah satu keterampilan hidup yang perlu dipelajari seiring waktu. 

Misalnya, jika anak memang melakukan kesalahan di sekolah, biarkan mereka bertanggung jawab menghadapi sanksi disiplin dari gurunya.

3. Beri kesempatan pada anak untuk mandiri

Pakar parenting dan penulis buku Little Things Long Remembered, Susan Newman, PhD, menyatakan bahwa anak-anak dari orang tua yang mendukung kemandirian berpotensi tumbuh lebih tangguh dalam menghadapi masalah. 

"Jadi, beri anak ruang untuk bertumbuh melalui kegagalan sementara," pesan Newman.

Demikian ulasan tentang mengenal rescue parenting. Yuk mulai belajar untuk lebih bersabar dan lebih tenang atas rasa kecewa yang dihadapi oleh anak. Semoga bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Stop Marah-marah, Ini 3 Langkah untuk Membuat Anak Disiplin Tanpa Melukai Hatinya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK