Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja, Bisa Alami Serangan Panik hingga OCD

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Jumat, 30 Jun 2023 04:00 WIB

Sad teenager feeling bad alone holding head in hands, feeling depressed, regrets of mistake, having problems, adolescent girl with broken heart
7 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja/Foto: Getty Images/iStockphoto/uzhursky

Masa remaja disebut-sebut sebagai fase paling rentan untuk seorang anak. Kematangan emosi yang masih labil membuat mereka bisa saja mengalami masalah mental

Remaja mempunyai tantangan kesehatan mental yang tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Ulasan di laman Cdc Gov mengungkap, kesehatan mental yang buruk pada masa remaja lebih dari sekadar merasa sedih dan labil. 

Masalah emosional yang tidak tuntas dapat memengaruhi banyak hal di kehidupan remaja. Remaja dengan kesehatan mental yang buruk mungkin bergumul dengan urusan sekolah, pengambilan keputusan, dan kesehatan mereka.

Masalah kesehatan mental di masa muda seringkali terjadi seiring dengan risiko kesehatan dan perilaku lainnya, seperti peningkatan risiko mengalami kekerasan, dan risiko perilaku seksual yang dapat menyebabkan HIV, PMS, dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Banyak perilaku dan kebiasaan kesehatan yang terbentuk pada masa remaja yang akan terbawa hingga usia dewasa, sangat penting untuk membantu remaja mengembangkan kesehatan mental yang baik. Yuk ketahui apa saja 7 gangguan mental yang muncul di masa remaja, Bunda. 

7 Gangguan mental yang muncul di masa remaja

Melansir dari laman Acog Org, berikut adalah gangguan mental yang muncul di usia remaja:

1. Gangguan kecemasan

Salah satu gangguan mental bisa berupa kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap segala sesuatu. Anak remaja merasa sulit untuk mengendalikan kekhawatiran, dan menjaga agar pikiran yang mengkhawatirkan tidak mengganggu perhatian pada tugas yang ada. 

Ketika ia lebih dikuasai kecemasan, maka mengerjakan tugas belajar apapun, akan kesulitan karena kecemasan dan kekhawatirannya lebih mengganggu. 

Gangguan kecemasan secara klinis dedifinisikan secara signifikan ketika mengganggu area fungsi penting, seperti sekolah, pekerjaan, atau hubungan dengan keluarga dan teman sebaya. Mereka sering terjadi bersamaan dengan gangguan depresi atau attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) dan berhubungan dengan peningkatan risiko bunuh diri.

2. Gangguan kecemasan sosial

Ketakutan yang nyata dan terus-menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau pertunjukan, menimbulkan gejala kecemasan, dan menyebabkan penderitaan yang ekstrem atau menghindari situasi tersebut.

Social anxiety disorder atau disebut juga fobia sosial adalah merupakan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa takut akan diawasi, dihakimi, atau dipermalukan oleh orang lain. Bentuknya, remaja menjadi anti sosial dan mengurung diri. 

3. Serangan panik

Bentuk dari gangguan mental ini muncul dengan lonjakan rasa takut yang intens atau rasa tidak nyaman yang intens yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Selama itu terjadi, empat atau lebih dari 13 gejala fisik dan kognitif (palpitasi, jantung berdebar, atau detak jantung yang cepat, berkeringat, gemetar, sensasi sesak napas), napas atau tercekik, perasaan tercekik, nyeri dada atau ketidaknyamanan, mual atau gangguan perut, merasa pusing, goyah, pusing, atau pingsan, menggigil atau sensasi panas, parestesia (mati rasa atau sensasi kesemutan), derealisasi (perasaan tidak nyata) atau depersonalisasi (terlepas dari diri sendiri), takut kehilangan kendali atau "menjadi gila", takut mati).

4. Gangguan obsesif kompulsif

(Gangguan obsesif–kompulsif) atau OCD merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran obsesif atau kompulsif, di mana membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam perhari) dan dapat menyebabkan penderitaan (distress). 

Obsesi adalah ketekunan dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang dan tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh logika, yang disertai dengan kecemasan. Sedangkan kompulsi adalah kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan menyebabkan kecemasan. 

Obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan yang cenderung diturunkan dari keluarga. Tandanya, gerakan dan pikiran berulang serta menetap. Contohnya, tidak mampu menghentikan keinginan untuk mencuci tangan berkali-kali.

5. Gangguan stress pasca trauma

Post Traumatic Stress Disorder atau yang biasa dikenal dengan sebutan PTSD adalah kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis. Kejadian traumatis yang umumnya menyebabkan PTSD adalah kecelakaan, pelecehan seksual, mengalami kekerasan fisik, dan lain sebagainya.

Gangguan PTSD adalah kondisi yang cenderung membuat penderitanya merasa cemas dan takut saat teringat peristiwa traumatis tersebut.

6. Gangguan mood dan depresi

Pada waktu tertentu, 1 dari 20 remaja memenuhi kriteria klinis untuk gangguan mood dan hingga satu dari empat anak akan mengalami gangguan mood pada akhir masa remaja mereka.

Gangguan mood termasuk gangguan penyesuaian dengan mood depresi, gangguan depresi mayor, gangguan bipolar, dan gangguan dysphoric pramenstruasi. Depresi lebih sering terjadi pada remaja perempuan dibandingkan remaja laki-laki.

Remaja dengan gangguan mood menunjukkan gejala vegetatif yang lebih sedikit (misalnya, kelelahan dan energi rendah) dan lebih mudah tersinggung daripada orang dewasa dengan gangguan mood, sering mengobati diri sendiri dengan alkohol dan zat lain, dan berisiko tinggi terhadap perilaku bunuh diri.

Sekitar dua pertiga remaja dengan gangguan mood memiliki satu atau lebih gangguan mental, termasuk gangguan kecemasan, gangguan perilaku.

7. Gangguan kepribadian ambang

Gangguan kepribadian ambang ditandai dengan serangan kemarahan, depresi, dan kecemasan yang sering, berlangsung hanya beberapa jam, sering bergantian. Sikap terhadap orang lain berubah dengan cepat dari idealisasi (dilihat sebagai semuanya baik) menjadi devaluasi (dilihat sebagai “semuanya buruk”). 

Ciri gangguan kepribadian ambang

Berikut ciri yang perlu diwaspadai orang tua:

  1. bengong
  2. melamun
  3. berteriak

Remaja dengan gangguan kepribadian ambang sangat sensitif terhadap penolakan dan rasa takut ditinggalkan, yang menyebabkan mereka sering menuntut perhatian. Perilaku impulsif termasuk pesta makan, perilaku seksual berisiko tinggi, melukai diri sendiri tanpa bunuh diri, dan upaya bunuh diri.

Pasien-pasien ini sering melaporkan riwayat pelecehan, penelantaran, atau perpisahan di masa kanak-kanak dan 40-70 persen melaporkan riwayat pelecehan seksual. Demikian beberapa gangguan mental yang memungkinkan terjadi pada anak. Semoga informasinya membantu Bunda dan Ayah menjaga mental anak tetap sehat.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda