Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kata IDAI soal PJJ untuk Anak Sekolah Demi Atasi Polusi Udara di Jakarta

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 19 Aug 2023 17:16 WIB

Ilustrasi Dampak Polusi Udara pada Anak
Ilustrasi Dampak Polusi Udara pada Anak/Foto: iStock

Akhir-akhir ini beberapa wilayah di Indonesia disebut memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Lantas, benarkah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi terbaik?

Polusi udara yang terjadi saat ini tentu membuat Bunda khawatir akan kesehatan Si Kecil. Belum lama ini, bahkan ramai adanya peningkatan kasus batuk dan pilek.

Pemerintah kemudian mulai mencari tahu apa yang bisa dilakukan sebagai solusi polusi udara ini, Bunda. Isu diadakan kembalinya PJJ pun santer terdengar di telinga masyarakat.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengungkap akan menerbitkan Keputusan Gubernur untuk pemberlakuan work from home (WFH) bagi ASN dan PJJ untuk anak sekolah. Namun, saat dikonfirmasi terkait hal ini, Heru menegaskan jika kebijakan itu bukanlah untuk mengatasi polusi udara, melainkan karena adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan digelar pada 5-7 September 2023 mendatang.

Meski begitu, kira-kira bagaimana pendapat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait PJJ sebagai solusi mengatasi dampak polusi udara pada anak?

Rencana Pembelajaran Jarak Jauh menurut IDAI

Menurut dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K), Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pihaknya masih mempertimbangkan PJJ sebagai solusi polusi udara terhadap kesehatan anak. Bukan tanpa alasan, ia menyebut bahwa polusi udara ini bukanlah masalah yang baru terjadi.

"Kami masih dalam proses penggodokan, mempertimbangkan. Seperti jawaban saya tadi, terjadinya kebijakan lockdown, belajar di rumah, segala macam, kan kita belajar dari kejadian pandemi yang sangat mengancam dari segala aspeknya ya. Kesehatan, menyebabkan kematian, aspek ekonomi," katanya dalam 'Webinar Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Anak', Jumat (18/8/2023).

"Nah terkait polusi, tadi saya bilang bahwa ini sebenarnya bukan masalah baru. Masalah lama yang apa iya sekarang polusinya meningkat atau begitu-begitu saja sebenarnya ya," sambungnya.

Lebih lanjut, Darmawan menyebut pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu saran PJJ ini. Ia juga mengatakan pihaknya tidak akan memberikan kesimpulan yang terburu-buru.

"Kita mesti kaji terlebih dahulu apakah benar fluktuasinya benar-benar meningkat ini karena masalah polusi atau bukan. Jadi jangan terlalu gampang menyimpulkan. Meski dilakukan studi yang lebih dalam dulu. Jangan serta-merta mengambil tindakan secara gegabah tanpa mempertimbangkan penilaian yang matang," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Darmawan mengatakan bahwa kasus isu peningkatan polusi udara sudah terjadi sejak masa pandemi mereda. Simak penjelasan lengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


KATA IDAI TENTANG ISU POLUSI UDARA

Ilustrasi Dampak Polusi Udara pada Anak

Ilustrasi Dampak Polusi Udara pada Anak/Foto: iStock

Benarkah polusi udara meningkat sejak pandemi mereda?

Dokter Darmawan mengatakan, kasus peningkatan polusi udara terjadi sejak pandemi mereda, Bunda. Ketika anak-anak mulai masuk sekolah dan bercengkrama, anak mulai risih menggunakan masker dan melepasnya. Hal ini pula yang menyebabkan peningkatan kasus batuk dan pilek.

"Peningkatan kasus ini memang sejak pandemi mereda, anak-anak mulai masuk sekolah. Ini belum ada isu-isu yang diangkat polusi ini, ya. Sejak pandemi mereka, kemudian anak-anak masuk sekolah, berinteraksi antar mereka, awalnya pakai masker, anak-anak lama-lama tidak betah, dilepas maskernya. Terjadi peningkatan kasus batuk pilek juga," tuturnya.

"Ini memang sangat bisa dimaklumi ketika anak-anak berkumpul, bila ada yang terkena selesma ya. Nah kalau seorang anak terkena selesma kemudian masuk sekolah, nah ini cepat menyebar di antara teman-teman sekolahnya. Jadi itu juga peristiwa yang sehari-hari," sambung Darmawan.

Banner 7 Jenis Daun untuk Masker

Penyebaran selesma pada anak di sekolah merupakan kasus yang umum terjadi. Terlebih ketika seorang kakak bersekolah dan terpapar selesma, kemudian menyebarkan virus ke seluruh anggota di rumah sehingga belum bisa dipastikan penyebabnya adalah polusi udara.

"Penyebaran selesma pada anak-anak sekolah yang saling bertemu ini ceritanya klasik. Kemudian kakak yang mulai bersekolah tertular selesma dari temannya di sekolah, pulang ke rumah, menulari seluruh anggota rumah, terutama adik-adiknya yang lebih muda. Ini kejadian yang sehari-hari dalam pasien kita," ujar Darmawan.

"Peningkatan yang sering terjadi adalah yang seperti itu. Maka kalau disimpulkan oh ini gara-gara polusi, belum tentu. Kita kaji dulu lah," tambahnya.

Saksikan juga video tips menjaga udara bersih di sekitar anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda