Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Awas! Kebisingan Lalu Lintas Bisa Merusak Otak Anak Bun

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 29 Oct 2024 19:10 WIB

7 Persiapan Penting saat Ajak Bayi Liburan di Akhir Tahun, Perhatikan Ini Bun
Ilustrasi/Foto: Getty Images/recep-bg
Daftar Isi
Jakarta -

Kebisingan lalu lintas disebut-sebut juga bisa merusak otak anak dan pada akhirnya mengganggu konsentrasi di sekolah. Anak jadi kesulitan dalam menerima, memproses, dan mengingat informasi baru yang diberikan.

Dikutip dari The Guardian, penelitian menemukan bahwa kebisingan lalu lintas jalan raya secara signifikan memperlambat perkembangan keterampilan memori dan perhatian yang penting pada anak-anak sekolah dasar.

Penelitian ini melibatkan hampir 2.700 anak berusia antara 7 hingga 10 tahun di 38 sekolah di Barcelona, ​​Spanyol. Hal tersebut merupakan penelitian pertama yang mengkaji dampak kebisingan lalu lintas terhadap perkembangan kognitif anak.

Banner Kurikulum Merdeka

Hasil studi tentang dampak kebisingan lalu lintas

Anak-anak dalam penelitian ini berada dalam tahap kritis untuk pengembangan keterampilan memori dan perhatian, yang penting untuk proses pembelajaran akademik. 

Penelitian tersebut menemukan bahwa anak-anak yang terpapar sekitar tiga kali lebih banyak lalu lintas di jalan dibandingkan murid lain memiliki perkembangan memori yang 23 persen lebih lambat dan perkembangan kemampuan perhatian 5 persen lebih lambat selama setahun.

Kebisingan merupakan faktor lingkungan kedua yang paling merusak kesehatan, setelah polusi udara.

Bagaimana studi tersebut dilakukan?

Prof Iroise Dumontheil dari University of London mengatakan bahwa penelitian ini memberikan bukti yang meyakinkan. Diharapkan hasil studi ini memiliki implikasi bagi kebijakan publik untuk mengurangi kebisingan lalu lintas jalan di dekat sekolah.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Medicine ini menguji responden anak-anak sebanyak empat kali dalam setahun dan mengukur tingkat kebisingan di luar sekolah dan di dalam kelas. 

Tes tersebut menilai perhatian, kemampuan untuk fokus pada tugas tertentu, dan memori kerja. Semua ini merupakan kemampuan untuk menyimpan informasi dalam pikiran dan menggunakannya seefektif mungkin.

"Kedua fungsi ini penting untuk pembelajaran dan berkembang sangat pesat selama tahun-tahun sekolah dasar," ungkap Maria Foraster yang memimpin penelitian tersebut, dari Barcelona Institute for Global Health. 

Hal ini termasuk untuk kemampuan pemecahan masalah, penalaran, berhitung, dan pemahaman bahasa.

Para ilmuwan pun menyimpulkan bahwa kebijakan untuk mengurangi kebisingan lalu lintas jalan di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas, dapat secara substansial menguntungkan perkembangan kognitif dan kesehatan anak di masa depan.

Masih diperlukan studi lebih lanjut

Penelitian tentang dampak kebisingan jalan raya terhadap perkembangan otak anak-anak memang masih terbatas hingga saat ini. 

Meski begitu, para ilmuwan mengatakan banyak sekolah mengalami polusi suara dan tindakan seperti mengalihkan lalu lintas dari sekolah dapat membantu mengurangi kebisingan dan polusi udara.

"Kita mungkin tidak menyadari bahwa kebisingan sebenarnya dapat bisa sangat merusak. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini memiliki dampak fisiologis," imbuh Foraster.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa puncak kebisingan yang terdengar di dalam kelas, seperti truk yang lewat atau kendaraan yang melaju kencang menjauh dari lampu lalu lintas, memiliki dampak yang lebih besar daripada tingkat kebisingan rata-rata yang lebih tinggi. 

Hal ini mungkin karena puncak tersebut lebih mengalihkan perhatian anak meskipun hanya sesaat, tetapi cukup mengganggu fokus dalam menerima informasi pelajaran di kelas.

Polusi udara juga bisa merusak otak anak

Selain kebisingan lalu lintas, hal lain yang juga bisa mengganggu perkembangan kognitif anak adalah polusi udara. Penelitian terkini telah menggarisbawahi kaitan antara polusi udara dan perkembangan kognitif anak, terutama di dua tahun pertama kehidupannya.

Dikutip dari Earth, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Environment International menemukan bahwa tingkat paparan NO2 yang lebih tinggi mengakibatkan berkurangnya fungsi perhatian pada anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun. 

Penelitian sebelumnya ini mengaitkan paparan NO2 selama kehamilan dan masa kanak-kanak dengan rentang perhatian yang lebih lemah pada anak kecil. Terutama, paparan antara usia 1 hingga 2 tahun dikaitkan dengan defisit kognitif tertentu, seperti waktu reaksi yang lebih lambat dan lebih seringnya kelalaian dalam tes perhatian.

Anne-Claire Binter, seorang peneliti pascadoktoral dan penulis terakhir penelitian, menekankan pentingnya hasil ini.

"Temuan ini menggarisbawahi dampak potensial dari meningkatnya polusi udara terkait lalu lintas pada keterlambatan perkembangan kapasitas perhatian dan menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut tentang efek jangka panjang polusi udara pada anak," jelasnya.

Demikian ulasan tentang dampak kebisingan lalu lintas dan polusi udara terhadap perkembangan otak serta kognitif anak. Diharapkan dengan begitu, orang tua bisa berupaya untuk meminimalkan paparan berlebih keduanya terhadap anak-anak. Semoga bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda