
parenting
Risiko Penularan Penyakit Campak pada Anak, Begini 4 Cara Mengobatinya
HaiBunda
Minggu, 03 Sep 2023 19:40 WIB


Penyakit campak merupakan penyakit infeksi yang kerap menyerang anak-anak usia di bawah 5 tahun. Jika tidak disertai dengan komplikasi, Bunda dan Ayah dapat memberikan pengobatan di rumah dengan berbagai cara.
Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang sangat menular. Pada 10 orang yang terpapar, dipastikan bahwa 9 orang di antaranya akan terkena campak jika belum mendapatkan vaksin.
Penyakit campak melibatkan semua organ yang memiliki mukosa, Bunda. Sehingga, gejalanya pun bisa terjadi pada saluran napas atau saluran cerna.
Proses penularan campak
Proses penularan penyakit campak dapat terjadi melalui kontak. Misalnya saja ketika penderitanya mengalami batuk dan bersin.
Selain itu, penularan campak juga bisa melalui virus-virus yang tertinggal di barang-barang seperti kursi, meja, bahkan mainan anak.
Gejala penyakit campak pada anak
Masa inkubasi anak ketika terinfeksi virus campak adalah sekitar seminggu hingga dua minggu, Bunda. Setelahnya, anak mungkin akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Mata merah berair
- Terkadang disertai diare
- Muncul ruam merah di hari ketiga
Ruam pada campak
Ruam merah pada campak umumnya terlihat pertama kali pada area wajah. Setelahnya, ruam mulai turun dan terlihat di leher, badan, tangan, hingga kaki.
Umumnya ruam merah pada campak ini berbentuk datar. Namun, dalam beberapa kasus ruam campak membentuk seperti benjolan atau bentol.
Setelah beberapa hari, ruam pada campak pun akan berubah warna menjadi lebih hitam. Ruam ini pun akan hilang dengan sendirinya.
Ruam pada campak tidak akan meninggalkan bekas. Karena itu, Bunda tidak perlu memberikan bedak atau salep. Cukup jaga kebersihan anak dengan mandi menggunakan sabun dua kali sehari serta keramas sehari sekali.
Ketika anak dalam kondisi demam, Bunda boleh memandikannya dengan menggunakan waslap hangat. Meski begitu, jangan lupa untuk tetap menggunakan sabun, ya.
Faktor risiko campak
Penyakit campak sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun karena daya tularnya yang sangat cepat dan tinggi. Usia ini pun menjadi salah satu risiko terjadinya campak.
Selain usia, ada pula beberapa risiko campak lainnya. Misalnya sebagai berikut:
- Orang dengan daya imun yang mengalami penurunan
- Ibu hamil
- Orang dengan imunitas terganggu
- Orang dengan HIV
- Orang yang belum vaksin campak
Pemberian vaksin campak
Salah satu cara mencegah terjadinya campak pada anak adalah dengan pemberian vaksin campak, Bunda. Vaksin ini bisa diberikan melalui vaksin MR atau MMR.
Vaksin MMR sendiri merupakan vaksin gabungan dari measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella. Vaksin ini biasanya diberikan pada anak usia di atas 1 tahun, tepatnya anak berusia 15 bulan.
Pemberian vaksin campak pertama umumnya dilakukan ketika Si Kecil berusia 9 bulan melalui vaksin MR (measles dan rubella). Setelah itu, vaksin kedua dapat diberikan pada usia 15 bulan melalui vaksin MMR.
Kemudian, pemberian vaksin campak dapat diulang ketika anak berusia 5 tahun. Di sini, Bunda bisa berikan vaksin MMR atau MR.
Jika anak sudah terkena campak sebelum divaksin, diharapkan anak sudah kebal terhadap virus campak. Karena itu, pemberian vaksin pun sudah tidak perlu diberikan.
Meski begitu, anak tetap harus mendapatkan vaksin gondongan dan rubella yang terdapat pada vaksin gabungan. Sehingga, pemberian vaksin campak usai terpapar pun tidak menjadi masalah.
Vaksin campak dinilai sangat efektif untuk memusnahkan penyakit campak. Ini merupakan penyakit yang diharapkan mampu dihilangkan dari muka bumi.
Bukan tanpa alasan, virus campak hanya memiliki satu macam sehingga vaksin yang digunakan sangat efektif. Sayangnya, tidak semua orang sadar untuk vaksin sehingga masih ada anak yang terserang campak.
Cara mencegah campak
Setidaknya ada 3 cara yang bisa Bunda lakukan agar anak terhindar dari penyakit campak. Berikut ini ulasannya:
1. Hindari virus
Penyakit campak dapat dicegah dengan cara menghindari virusnya. Jadi, jangan sampai Si Kecil terpapar virus dari penderita campak.
2. Berikan vaksin
Memberikan vaksin pada Si Kecil juga bisa menjadi salah satu tindakan pencegahan campak. Pemberian vaksin campak sudah bisa diberikan sejak anak berusia 9 bulan.
3. Pisahkan anak yang sakit
Ketika anak sakit, Bunda harus pisahkan mereka dari anak yang sehat, ya. Tujuannya adalah agar tidak terjadi penularan kepada anak-anak lainya.
Cara mengobati penyakit campak
Ada beberapa cara mengobati penyakit campak, Bunda. Berikut ini deretannya:
1. Obati sesuai gejala
Umumnya, pengobatan penyakit campak dilakukan sesuai dengan gejala yang terlihat. Jika anak mengalami demam, maka Bunda perlu memberikan obat penurun panas. Jika anak batuk, berikan obat untuk mengatasi batuknya. Hal ini juga berlaku untuk gejala lain seperti pilek dan diare.
2. Pemberian terapi
Ketika anak diare, mereka akan mengalami dehidrasi. Karena itu, Bunda perlu memberikan Si Kecil terapi untuk mengatasi dehidrasi akibat diare ini.
Sementara itu, anak dengan campak juga sangat mungkin mengalami komplikasi pneumonia. Jadi, mereka perlu mendapatkan terapi dari dokter. Ketika terjadi komplikasi pada paru-paru, anak membutuhkan antibiotik.
3. Pemberian vitamin A
Pasien yang terkena campak juga harus mendapatkan vitamin A. Vitamin ini diberikan untuk memperbaiki mukosa yang rusak oleh virus campak.
Vitamin A akan membantu memperbaiki mukosa-mukosa yang dirusak oleh virus. Jadi, salah satu obat terapi yang bisa diberikan adalah vitamin A.
4. Hindari sinar matahari jika mata sensitif
Gejala khas pada campak kerap disebut dengan 3C, yakni cough (batuk), coryza (pilek), dan conjunctivitis (mata berair). Tanda yang terjadi pada mata ini membuat mata anak menjadi lebih sensitif.
Ketika mata anak masih sensitif, Bunda perlu hindari sinar matahari pada anak. Namun, tentunya anak yang tengah sakit tidak dibawa ke luar rumah terlebih dahulu sehingga tidak menularkan orang lain.
Komplikasi penyakit campak
Penyakit campak bisa terjadi dan menyebabkan komplikasi pada anak. Jika terjadi, tandanya anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Berikut ini deretan komplikasi yang mungkin terjadi:
- Diare berat
- Batuk hingga sesak
- Komplikasi pada otak
- Anak mengalami kejang
- Encephalitis
- Infeksi telinga
Pantangan anak dengan campak
Makanan yang tidak diperbolehkan untuk anak dengan campak disesuaikan dengan gejala yang timbul. Jika anak diare, maka hindari makanan yang terlalu padat dan keras.
Berikan mereka makanan yang lunak seperti nasi tim. Tak hanya itu, berikan juga anak makan makanan berkuah seperti sup.
Ketika anak sakit, mereka pasti tidak memiliki selera makan. Namun, diharapkan Si Kecil tetap mendapatkan cairan dan minum yang cukup.
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Seperti Apa Makanan Padat Bayi? Kenali Pilihan Terbaiknya

Parenting
5 Ide Aktivitas Motorik Anak Usia 4 Tahun Sebelum Belajar Menulis

Parenting
9 Resep MPASI Bayi Usia 10 Bulan ke Atas, Tinggi Kalori & Mudah Dibuat

Parenting
4 Posisi Tidur Bayi yang Benar dan Aman agar Terhindari dari SIDS

Parenting
Anak Kelas 5 - 6 SD Kini Dianjurkan Masuk Pelajaran Pilihan Coding & AI, Bagaimana Penerapannya?


5 Foto
Parenting
Cara Rose Anak Rianti Cartwright Rayakan Ulang Tahun ke-5, Intip Potret Keseruannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda