parenting

Cerebral Palsy pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah & Mengobatinya

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 08 Sep 2023 08:05 WIB

Cerebral palsy pada bayi dikenali dengan gejala seperti adanya gerakan abnormal dan otot kaku. Sering kali, gejala cerebral palsy pada bayi baru terdiagnosis oleh bayi saat usianya sudah lebih besar.

Menurut National Institutes of Health (NIH), tanda-tanda cerebral palsy sudah bisa muncul pada beberapa bulan pertama setelah dilahirkan. Namun, tanda-tanda ini umumnya tidak terlalu terlihat.

Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok kelainan yang memengaruhi keseimbangan, pergerakan, dan tonus otot. 'Cerebral' berarti kelainan yang berhubungan dengan otak, dan 'palsy' mengacu pada kelemahan atau masalah otot.


Kondisi ini awalnya terjadi di area otak yang mengontrol kemampuan untuk menggerakkan otot. Bagian otak tersebut tidak berkembang sebagaimana mestinya, atau bisa juga mengalami kerusakan tepat pada saat kelahiran atau pada tahap awal kehidupan bayi.

Baca Juga : Cerebral Palsy

Penyebab cerebral palsy pada bayi

Dikutip dari Web MD, dokter tidak selalu dapat mengetahui secara pasti apa yang terjadi yang menyebabkan kerusakan atau mengganggu perkembangan otak, sehingga menyebabkan cerebral palsy.

Tetapi beberapa masalah yang dapat merusak atau mengganggu perkembangan otak antara lain:

  • Pendarahan di otak saat bayi dalam kandungan, saat lahir, atau setelahnya
  • Kurangnya aliran darah ke organ-organ penting
  • Kejang saat lahir atau pada bulan pertama kehidupan
  • Beberapa kondisi genetik
  • Cedera otak traumatis

Terdapat juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami cerebral palsy, yaitu:

  • Kelahiran prematur
  • Kekurangan oksigen pada otak, misalnya akibat asfiksia atau gangguan napas berat
  • Infeksi selama dalam kandungan, misalnya akibat penyakit rubella, herpes, toxoplasmosis, atau infeksi ketuban
  • Meningitis setelah lahir
  • Nilai Apgar yang rendah ketika lahir
  • Perdarahan pada otak
  • Cedera kepala, misalnya akibat terjatuh atau penggunaan forceps atau vacuum saat dilahirkan
  • Kelainan genetik
  • Stroke atau hambatan aliran darah ke otak

Gejala cerebral palsy pada bayi

Gejala cerebral palsy pada bayi biasanya sudah bisa terlihat sejak usia beberapa bulan, tetapi kondisi ini sering kali tak disadari orang tua. Kebanyakan kasus cerebral palsy baru terdeteksi ketika anak sudah berusia 1 atau 2 tahun.

Keterlambatan perkembangan bayi yang terkait dengan penggunaan otot juga mungkin merupakan gejala cerebral palsy. Contohnya termasuk terlambat berguling, duduk, berdiri, dan berjalan. 

Namun ingat, tidak semua keterlambatan perkembangan berarti bayi mengalami cerebral palsy.

Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Saat bayi diangkat dari posisi berbaring, kepalanya tampak terkulai ke belakang
  • Bagian tubuhnya tampak kaku atau lemas 
  • Saat digendong di lengan, bayi tampak menjulurkan punggung dan lehernya, seolah-olah mendorong menjauhi Bunda

Jika bayi berusia lebih dari 6 bulan, gejala yang dapat muncul misalnya:

  • Belum dapat berguling
  • Belum dapat menyatukan kedua
  • Kesulitan mendekatkan tangan ke mulut

Jika bayi berusia lebih dari 10 bulan, perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Merangkak dengan cara mendorong dengan satu tangan dan satu kaki sambil menyeret sisi tubuhnya yang lain
  • Mereka tidak dapat merangkak dengan posisi yang sebagaimana mestinya

Jika bayi berusia lebih dari 1 tahun dan tidak dapat berdiri atau merangkak tanpa bantuan, itu juga merupakan tanda-tanda cerebral palsy yang perlu diwaspadai.

Beberapa bayi didiagnosis dengan cerebral palsy segera setelah mereka lahir, tetapi sebagian lainnya tidak terdiagnosis sampai bertahun-tahun kemudian.

Cara mengobati dan mencegahnya

Dikutip dari Healthline, sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan cerebral palsy sepenuhnya. Tetapi pengobatan yang kini diterapkan umumnya dapat membantu mengatasi gejala dan meningkatkan kemandirian anak.

Ketika seorang anak didiagnosis cerebral palsy, tim tenaga kesehatan profesional akan membantu memenuhi kebutuhannya. Termasuk dokter, dokter anak, ahli terapi wicara, dan bahkan psikolog pendidikan.

Rencana pengasuhan individu akan memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Seiring bertambahnya usia anak, rencana tersebut akan ditinjau dan direvisi.

Perawatan sepenuhnya bergantung pada kebutuhan individu. Tujuannya adalah untuk membantu anak mencapai kemandirian sebanyak mungkin.

Beberapa langkah penanganan cerebral palsy pada anak secara khusus termasuk seperti:

1. Fisioterapi

Fisioterapi dilakukan untuk membantu bayi beradaptasi dengan kondisinya. Terapi ini juga dapat melatih kekuatan otot, keseimbangan, koordinasi gerakan, dan kendali gerak tubuh.

2. Terapi wicara

Terapi wicara ditujukan untuk anak-anak dengan cerebral palsy yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Untuk bayi, terapi ini dapat dilakukan untuk melatih kekuatan otot mulut dan rahang.

3. Obat-obatan

Seperti disebutkan sebelumnya, sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan cerebral palsy. Pemberian obat-obatan sebagai cara mengobati cerebral palsy pada bayi pun berfokus pada mengatasi keluhan yang mengganggu.

Sementara itu, cerebral palsy tidak dapat dicegah, namun beberapa tindakan dapat mengurangi risikonya. Termasuk salah satunya memenuhi jadwal vaksinasi dan menjaga kesehatan selama kehamilan, seperti:

  • Rutin kontrol kehamilan
  • Menghindari alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang
  • Melakukan olah raga teratur sesuai anjuran dokter
  • Menerapkan pola makan sehat

Demikian ulasan tentang serba-serbi cerebral palsy pada bayi. Jika curiga si Kecil mengalami gejala serupa, jangan tunda untuk segera memeriksakan ke dokter guna pemeriksaan lebih lanjut ya, Bunda! 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT