
parenting
Warna Mata Bayi di Thailand Berubah Biru Usia Perawatan COVID-19, Kok Bisa?
HaiBunda
Kamis, 07 Sep 2023 17:40 WIB

Seorang bayi laki-laki di Thailand menjadi sorotan usai mengalami perubahan fisik usai menjalani pengobatan COVID-19. Mata bayi tersebut berubah warna dari cokelat menjadi biru.
Peristiwa itu terjadi ketika bayi berusia 6 bulan itu terdiagnosis positif COVID-19, Bunda. Jurnal medis Frontiers in Perdiatic melaporkan bahwa sang bayi sempat mengalami demam dan batuk selama sehari.
Orang tua bayi tersebut kemudian membawanya ke tempat layanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Bayi kemudian diberikan favipiravir, Bunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Favipiravir merupakan pengobatan antivirus COVID-19 yang sudah disetujui penggunaannya untuk anak. Obat ini mampu mengatasi gejala COVID-19 yang termasuk kategori ringan hingga sedang.
Namun setelah 18 jam mendapatkan pengobatan, warna mata bayi yang semula cokelat berubah menjadi biru secara mengejutkan. Sang Bunda kemudian menghubungi dokter dan diminta untuk segera menghentikan pengobatan.
"Ibu anak tersebut mendeteksi perubahan warna kebiruan pada kornea 18 jam setelah terapi favipiravir dimulai. Warna biru cerah pada kornea diamati di bawah sinar matahari. Tidak ada perubahan warna kebiruan yang diamati di area lain seperti kulit, kuku, atau mukosa mulut dan hidung," tulis jurnal tersebut, dikutip dari detikcom, Kamis (7/9/2023).
Usai menghentikan pengobatan sekitar lima hari, warna kornea mata bayi mulai kembali ke warna aslinya. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan warna kebiruan pada kornea mata bayi. Kornea tersebut sudah bersih dan kembali ke warna aslinya. Selain itu, tak terdapat endapan pigmen biru pada permukaan iris atau kapsul lensa anterior.
Terkait perubahan warna mata bayi, para ahli tidak yakin mengapa favipiravir menyebabkan hal tersebut. Akan tetapi, mereka menduga bahwa fluoresensi, emisi cahaya yang diserap, mungkin disebabkan oleh obat, metabolitnya, atau komponen tablet tambahan seperti titanium dioksida dan oksida besi kuning.
Sebelumnya, sudah ada penelitian yang mencatat tentang 'hubungan langsung' antara konsentrasi favipiravir dan intensitas fluoresensi, khususnya pada rambut dan kuku manusia.
Beruntung, pada kasus bayi di Thailand dilaporkan bahwa anak tersebut tidak mengalami kerusakan apa pun pada penglihatannya. Selain itu, ia juga sudah berhasil mengatasi gejala COVID-19 yang dialaminya.
Efek yang tidak biasa ini juga sudah pernah terjadi sebelumnya, Bunda. Kasus serupa pertama kali dilaporkan pada Desember 2021, ketika kornea mata seorang pria berusia 20 tahun dengan mata coklat membiru selama sehari setelah dia mengonsumsi favipiravir.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(anm/fir)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Mata Bayi Baru Lahir Terlihat Juling, Sebenarnya Normal Enggak Sih?

Parenting
3 Masalah Kesehatan Mata Bayi yang Umum Terjadi dan Cara Mengatasinya

Parenting
ASI Bantu Sembuhkan Belekan pada Bayi, Mitos atau Fakta?

Parenting
7 Alasan Bayi Terbangun di Malam Hari

Parenting
Bayi Susah BAB saat MPASI, Perlu Khawatirkah?


7 Foto