parenting

10 Ciri-ciri Anak Autis Ringan dan Penanganannya, Waspada Jika Anak Suka Menyendiri

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 15 Sep 2023 19:40 WIB

Ilustrasi anak autisme.
10 Ciri-ciri Anak Autis Ringan dan Cara Penanganannya/ Foto: iStockphoto

Anak dengan kondisi autisme biasanya memiliki kesulitan untuk berkomunikasi dua arah. Nah, seperti apa ciri-ciri anak autis ringan dan bagaimana penanganannya yang tepat?

Dikutip dari Very Well Health, autisme ringan adalah istilah tidak resmi yang biasa digunakan untuk merujuk pada diagnosis gangguan spektrum autisme tingkat 1. Anak dengan autisme ringan secara umum memerlukan lebih sedikit bantuan dan bahkan sering kali mampu menyembunyikan gejalanya.

Namun salah satu ciri anak autis ringan yang dapat dikenali yakni mereka mungkin kesulitan dalam berinteraksi sosial, membaca isyarat sosial, memahami bahasa tubuh, dan mengartikan ekspresi wajah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ketika gejala-gejala ini tidak terlalu terlihat, autisme ringan sering kali terlewatkan selama pemeriksaan intervensi dini di masa kanak-kanak. Akibatnya, kondisi ini cenderung terdiagnosis pada usia yang lebih tua, kemungkinan besar pada usia dewasa.

Apa itu autisme ringan?

Autisme adalah kondisi kelainan spektrum dengan gejala mulai dari yang paling ringan hingga yang paling parah. Pada autisme tingkat 1, pengidapnya dianggap paling sedikit membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Inilah yang oleh sebagian orang disebut autisme ringan.

Secara umum, seseorang dengan autism spectrum disorder (ASD) mempunyai tantangan dalam komunikasi sosial, menolak perubahan dalam rutinitasnya, dan mungkin sangat sensitif terhadap kebisingan, bau, sentuhan, dan rangsangan sensorik lainnya.

Nah, anak dengan autisme ringan mungkin memiliki kemampuan akademik tingkat lanjut, namun kesulitan dengan keterampilan sosial, tantangan sensorik, atau organisasi. Ingat, setiap anak dapat menunjukkan tanda-tanda yang berbeda.

Ciri-ciri anak autis ringan 

Anak-anak dengan autisme ringan dapat memiliki banyak perilaku yang khas. Ketika gejalanya benar-benar muncul, gejala tersebut bisa jadi ringan dan rentan terabaikan. Bisa juga gejala ini dianggap sebagai perbedaan sederhana dalam hal kepribadian atau temperamen.

Beberapa ciri autisme ringan yang dapat dikenali di antaranya:

1. Tidak melakukan kontak mata

Anak autis mungkin terlihat sangat pemalu dan memalingkan muka dari orang lain ketika berbicara atau diajak bicara, baik secara sesekali maupun terus-menerus.

2. Tampak asyik sendirian

Kadang-kadang anak dengan autisme tampak seperti berada 'di dunianya sendiri'. Mereka juga mungkin tampak tidak mendengarkan ketika ada orang yang berbicara kepada mereka.

3. Terikat pada rutinitas

Rutinitas dan jadwal yang tetap bagi anak autis memberikan perasaan aman. Maka dari itu, perubahan apa pun pada rutinitas ini dapat menyebabkan mereka bereaksi secara emosional.

4. Sulit beradaptasi terhadap perubahan

Anak dengan autisme secara umum rentan mengalami kesulitan mengubah aktivitas atau mencoba cara baru dalam melakukan sesuatu. Dengan kata lain, mereka lebih sulit untuk beradaptasi terhadap adanya perubahan.

5. Kesulitan melihat sudut pandang orang lain

Mungkin sulit bagi anak autis untuk memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain, termasuk ketika mereka sedang diajak bicara.

6. Sulit menghadapi situasi sosial yang berbeda

Masih terkait dengan rutinitas, anak dengan autisme juga mungkin merasa kesal dalam situasi sosial baru. Ini karena mereka biasanya tidak memahami tentang 'aturan' dan harapan yang ada dalam kehidupan sosial.

7. Kesulitan dalam berteman

Anak autis sering kali kesulitan bermain imajinatif, berteman, atau berbagi minat. Mereka juga sulit untuk memulai percakapan atau memahami ucapan yang disampaikan oleh teman sebayanya.

8. Mengulangi gerakan, atau perkataan yang sama

Anak dengan autisme biasanya senang menyusun benda atau melakukan aktivitas lain berulang kali, meskipun tidak ada alasan yang jelas untuk melakukannya.

9. Minat terbatas, tapi pengetahuannya mendalam

Anak autis mungkin terlihat hanya peduli pada beberapa hal saja, namun mereka akan tahu segalanya tentang topik tersebut. Misalnya seperti senang dengan dunia hewan laut, mobil-mobilan, atau tentang roda.

10. Sangat sensitif terhadap sensasi sensorik

Anak dengan autisme bisa menjadi sangat sensitif (hipereaktif) terhadap sensasi benda di kulitnya, tidak tahan terhadap suara keras, atau memiliki reaksi juga terhadap pengalaman sensorik lainnya. Yang lainnya juga mungkin tidak menyadari adanya ciri-ciri perubahan sensasi (hiporeaktif), seperti panas atau dingin yang ekstrem.

Polusi udara di Jabodetabek yang makin tinggi makin mengkhawatirkan karena disebut bisa menyebabkan anak alami autisme, stunting, hingga ganggu perkembangan IQ.Polusi udara di Jabodetabek yang makin tinggi makin mengkhawatirkan karena disebut bisa menyebabkan anak alami autisme, stunting, hingga ganggu perkembangan IQ./ Foto: Novita Rizki/ HaiBunda

Cara penanganan autisme ringan

Perawatan yang dianjurkan untuk anak dengan autisme ringan biasanya bergantung pada usia. Anak-anak dan remaja autis membutuhkan dukungan yang berbeda dibandingkan orang dewasa.

Seperti halnya ASD tingkat apa pun, perawatan yang paling bermanfaat untuk autisme ringan sering kali melibatkan berbagai terapi. Jenis dukungan yang dibutuhkan, serta jumlah dukungan yang dibutuhkan, dapat berubah seiring waktu.

Perawatan autisme ringan pada anak

Anak autis sering kali membutuhkan rutinitas yang sangat terstruktur. Pengasuh dapat bekerja sama dengan tim profesional untuk memastikan anak menerima bantuan yang dibutuhkan di sekolah dan juga di rumah.

Perawatan yang mungkin dilakukan untuk autisme ringan meliputi:

1. Terapi perilaku

Jenis terapi ini mengajarkan tentang perilaku yang diharapkan atau disukai oleh anak dengan autisme.

2. Terapi bermain atau perkembangan

Terapi ini menggunakan aktivitas berbasis bermain untuk membangun keterampilan emosional dan komunikasi anak autis.

3. Terapi wicara

Terapi wicara untuk anak autis ringan biasanya difokuskan pada keterampilan berbicara dan belajar memahami bahasa tubuh.

4. Terapi okupasi

Terapi okupasi sering kali membantu mengatasi tantangan sensorik yang dihadapi banyak anak autis.

5. Terapi fisik

Banyak anak autis memiliki kekuatan otot yang rendah dan kesulitan melakukan aktivitas fisik.

6. Perawatan kondisi khusus

Anak autis juga terkadang perlu dirawat untuk masalah kondisi kesehatan fisik atau mental lainnya yang mereka alami. Misalnya, kejang, gangguan pencernaan, gangguan tidur, kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif, yang rentan terjadi bersamaan dengan autisme.

Demikian ulasan tentang ciri-ciri anak autis ringan dan cara penanganan yang tepat. Jika si Kecil tampaknya memiliki salah satu atau beberapa gejala di atas, jangan tunda untuk segera konsultasi dengan ahlinya, seperti psikolog anak atau dokter tumbuh kembang anak ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT