Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bayi Kejang saat Tidur: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 27 Oct 2023 21:40 WIB

Bayi sakit
Ilustrasi bayi kejang saat tidur/Foto: iStock
Daftar Isi
Jakarta -

Tak sedikit kebiasaan-kebiasaan bayi yang bisa membuat orang tua panik, salah satunya bayi kejang saat tidur. Apa sebenarnya penyebab dari kondisi ini?

Meski terlihat mengkhawatirkan, tetapi bayi kejang saat tidur termasuk hal yang umum terjadi. Kondisi ini dikenal dengan benign neonatal myoclonus (BNSM).

Menurut European Journal of Paediatric Neurology, BNSM ditandai dengan sentakan mioklonik atau terkejut, yang terjadi hanya pada saat tidur saja. Nantinya saat bayi dibangunkan, kondisi kejang tersebut dapat berhenti tiba-tiba.

Disebutkan bahwa ini merupakan kondisi jinak yang sering terjadi dengan serangan epilepsi selama masa bayi.

Banner Pertolongan Pertama

Penyebab bayi kejang saat tidur

Ada beberapa penyebab bayi kejang saat tidur. Mulai dari sistem saraf yang belum berkembang sempurna dan kejang demam. Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Mioklonus

Secara umum, penyebab bayi kejang saat tidur disebabkan oleh dua hal yakni kontraksi otot (mioklonus positif) dan relaksasi otot (mioklonus negatif).

Selain itu, sistem saraf bayi baru lahir juga biasanya belum berkembang sempurna, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab bayi kejang saat tidur. Secara sederhana, kejang saat tidur terjadi sebagai efek gerakan otot tak sadar secara tiba-tiba.

Contoh lain dari mioklonus sebagai salah satu penyebab bayi kejang saat tidur yakni cegukan dan kedutan. Pada mioklonus, bayi tidak menunjukkan perubahan aktivitas otak dalam pemeriksaan elektroensefalografi (EEG).

2. Kejang demam

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan proses di luar otak. 

Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Ciri khas kejang demam adalah demamnya mendahului kejang, pada saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.

Penyebab kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak. Demam dapat disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas. 

Belum diketahui secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang pada satu anak dan tidak pada anak lainnya, tetapi diduga ada faktor genetik yang berperan. 

Gejala bayi kejang

Newborn baby girl cryingIlustrasi bayi/Foto: Getty Images/damircudic

Dikutip dari Parents, kejang terjadi ketika sel-sel di otak memiliki aktivitas listrik yang tidak normal, sehingga mengganggu sinyal listrik normal otak untuk sementara.

Kejang identik dengan tubuh tersentak, gemetar, dan kehilangan kesadaran untuk sementara. Namun menurut Adam Hartman, MD, dari Johns Hopkins Children's Center, Baltimore, tanda-tanda kejang sering kali tidak terlalu kentara pada bayi. 

Karena jenis kejang yang menyerang bayi berbeda dengan yang menyerang orang dewasa, maka penting untuk mengetahui tanda-tanda tersebut.

Pada kejang akibat mioklonus, sekelompok otot (biasanya di leher, bahu, atau lengan atas bayi) tampak mulai tersentak. Kejang ini biasanya terjadi beberapa kali sehari dan beberapa hari berturut-turut.

Saat tidur, gerakan kejang tidak dapat dikendalikan atau dicegah. Namun, sebagian besar masalah bayi kejang saat tidur akan berhenti dengan sendirinya atau berhenti saat bayi terbangun.

Cara mengatasi bayi kejang saat tidur

Saat bayi mengalami kejang di waktu tidurnya, penting untuk memastikan kondisi sekelilingnya cukup aman ya, Bunda. Jauhkan benda-benda tajam atau benda lain yang berpotensi membahayakan.

Jika perlu, Bunda dapat memasangkan pagar pelindung di sekeliling kasur bayi apabila ia memiliki riwayat kerap kali mengalami kejang.

Bunda juga dapat melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab kejang terjadi. Sebagai bukti, Bunda bisa merekam kondisi saat bayi sedang kejang. Dokter dapat meminta rujukan EEG untuk memeriksa aktivitas otak dan pemeriksaan radiologis berupa CT scan atau MRI untuk mencari kelainan struktural pada otak.

Demikian ulasan tentang bayi kejang saat tidur. Pastikan untuk tidak menunda periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut apabila memang diperlukan ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda