Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Panduan MPASI Terbaru Menurut WHO, Atur soal Sufor hingga Pemberian Nasi

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 24 Oct 2023 15:10 WIB

Happy infant Asian baby boy eating food by himself on baby high chair and making mess with copy space.
Ilustrasi Panduan MPASI Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute

Ketika bayi berusia 6 bulan, umumnya mereka sudah memasuki masa MPASI atau Makanan Pendamping ASI. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa panduan terbaru yang perlu Bunda pahami.

MPASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan kembang Si Kecil. Transisi dari pemberian ASI eksklusif menjadi MPASI umumnya dilakukan mulai usia 6 hingga 24 bulan atau 2 tahun.

Ketika berada di masa ini, Bunda harus cermat dalam memilih menu MPASI. Di usia ini, Si Kecil sangat rentan mengalami malnutrisi sehingga angka gizi buruk pada anak usia di bawah lima tahun pun meningkat.

Berdasarkan penjelasan dari WHO tahun 2023, ada beberapa panduan pemberian MPASI yang perlu Bunda pahami. Hal ini pun turut dijabarkan oleh dokter spesialis anak, dr. Citra Amelinda, Sp.A.

Panduan MPASI 2023 menurut WHO

Setidaknya ada 7 panduan terbaru dari WHO tentang MPASI. Berikut Bubun bantu rangkumkan deretannya mengutip akun TikTok @citra_amelinda pada Senin (23/10/2023):

1. ASI sampai usia 2 tahun

Melalui akun media sosialnya, dr. Citra menjelaskan bahwa WHO merekomendasikan agar ASI diberikan pada anak hingga mereka usia 2 tahun. Selanjutnya, anak baru disapih mulai usia 2 tahun.

"ASI sampai usia 2 tahun atau lebih. Jadi mulai start menyampihnya di 2 tahun, bukan usia 2 tahun harus sudah stop menyusu," ungkap dr. Citra di akun TikTok miliknya, dan HaiBunda sudah diizinkan untuk mengutip informasinya.

2. Pemilihan susu formula

Dokter Citra menyatakan rekomendasi WHO yang terbaru sangat jelas membicarakan tentang pemilihan susu untuk anak. Dalam rekomendasinya, anak usia 1 tahun ke atas dianjurkan memilih susu yang tidak ada rasanya atau plain.

Lebih lanjut, Citra juga menjelaskan susu yang dipilih baiknya berasal dari mamalia dan bukan soya atau tumbuhan lain. Hal ini karena nutrisinya tidak setara, Bunda.

"Kalau anaknya enggak ASI, penggantinya adalah sufor (usia 6-11 bulan) atau UHT (usia 12-23 bulan). Boleh susu mamalia lain (misal susu kambing) tapi bukan susu soya/oatmilk/ricemilk (karena susu soya bukan dairy dan enggak setara dairy nutrisinya). Sufor khusus misal anak alergi, sutingkal, soya yang jenis sufor itu beda lagi ya," jelasnya.

3. MPASI dimulai usia 6 bulan

Selanjutnya, Citra memaparkan rekomendasi pemberian MPASI pada bayi tetap pada usia 6 bulan. Pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan harus sesuai dengan rekomendasi dokter.

"Mulai MPASI usia 6 bulan (jangan kecepetan kecuali kondisi khusus advis dokter)," ungkapnya.

Lantas seperti apa panduan lain pemberian MPASI menurut WHO? Simak penjelasan lengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


PANDUAN MPASI 2023 MENURUT WHO

Baby girls are precious gifts

Ilustrasi Panduan MPASI Anak/Foto: iStock

4. Berikan makanan yang beragam

Ketika anak memasuki masa MPASI, ada baiknya memberikan menu yang beragam, Bunda. Padukan lauk hewani sejak awal, buah dan sayur setiap hari, hingga protein nabati.

"Lauk hewani sejak awal MPASI dimakan setiap hari. Buah dan sayur makan setiap hari, (protein) nabati enggak usah setiap hari enggak apa-apa," jelas dr. Citra.

"Starchy staple food malah sekarang minimalis saja. Artinya kalau anaknya lagi enggak mau nasi tapi mau yang lain-lain masih enggak apa-apa," imbuhnya.

Banner 7 Kebiasaan Orang Tua yang Buat Otak Anak Mengecil

5. Hindari makanan dan minuman yang tidak sehat

Dalam rekomendasi yang sama, WHO merekomendasikan agar pemberian makanan tinggi gula dan garam diminimalisir, Bunda. Sementara itu, pemberian fortifikasi diberikan sesuai kebutuhan.

"Hindari makan minuman yang tidak sehat (tinggi gula, tinggi garam, mengandung lemak trans)," ujarnya.

6. Berikan suplemen jika dibutuhkan

Bunda boleh memberikan suplemen kepada anak MPASI. Namun, pastikan pemberiannya sesuai dengan kebutuhan.

"Rekomendasi gulgar (minimalis) dan fortifikasi (suplemen) masih sama (sesuai kebutuhan)," papar Citra.

"Berikan suplemen (misal taburia) jika dibutuhkan," lanjutnya.

7. Gunakan prinsip responsive feeding

Responsive feeding merupakan prinsip di mana anak diberikan kesempatan untuk mengambil makanan atau sendoknya sendiri, Bunda. Kemudian, biarkan mereka memasukkan makanan ke dalam mulutnya, yang tentunya dikombinasikan dengan bantuan dari Bunda.

"Makan itu enggak cuma makan, tapi ada aspek sosial, emosional, dan kognitif."

"Maksudnya anak itu kan bisa ingin main sampai atau ogah makan. Kitalah orang tuanya disiplin feeding rules, supaya anak belajar konsekuensi kalau enggak makan ya lapar," tambah dr. Citra.

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untuk Bunda, ya.

Jangan lupa juga saksikan video rekomendasi santan untuk bahan MPASI Si Kecil berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda