PARENTING
Tergoda Kasih Bayi Nonton TV? Begini Bahayanya Menurut Ahli
Arina Yulistara | HaiBunda
Selasa, 26 Dec 2023 14:40 WIBBunda tergoda membiarkan bayi menonton televisi (TV) agar lebih anteng? Sebelum melakukannya, Bunda sebaiknya pahami dulu bahayanya bagi Si Kecil.
Seperti kita ketahui, penggunaan gadget atau screen time dari TV bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan bayi. Apalagi bila Si Kecil masih belum lancar bicara.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan bahasa yang berkualitas, seperti berbicara tatap muka dengan orangtua dan pengasuh, sangat penting bagi perkembangan bahasa bayi. Sebaliknya, paparan terhadap bahasa yang tidak berkualitas, seperti suara latar belakang dari TV, dapat memiliki dampak negatif.
Lalu apa saja bahaya membiarkan bayi nonton TV? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini ya!
Bahaya memberikan bayi nonton televisi
Mengutip dari Parents, berikut beberapa bahaya memberikan bayi tontonan televisi terlalu dini:
1. Mengganggu perkembangan bahasanya
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak diberikan screen time, termasuk menonton televisi untuk acara apa pun. Hal ini karena kebisingan dari TV dapat mengganggu pembelajaran bahasa bayi.
Bayi memiliki kesulitan membedakan suara sehingga kebisingan suara dari TV dapat membuat mereka sulit untuk fokus pada apa yang didengar. Selain itu, TV tidak dapat memberikan interaksi yang sama dengan manusia secara langsung.
Ketika Bunda berbicara dengan bayi secara langsung maka bisa menggunakan bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah untuk membantu bayi memahami makna kata-kata. Berbeda dengan televisi yang bisa hanya terdengar sebagai suara bising oleh bayi.
Baca Juga : Dampak Nonton TV Berlebihan Terhadap Emosi Anak |
2. Mempengaruhi perkembangan otak bayi
Sebuah studi longitudinal yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang terpapar kebisingan suara TV pada usia 2 tahun selama waktu makan, dapat mengalami penurunan IQ verbal yang signifikan secara statistik. Hal ini akan terlihat saat mereka berada di usia taman kanak-kanak.
Dalam studi longitudinal pertama, para peneliti melacak dan mempelajari sekelompok anak-anak berusia 2, 3, 5, dan 6 tahun. APA menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak Amerika rata-rata terpapar kebisingan TV selama 232,2 menit setiap hari.
Penelitian ini menyoroti bahwa anak-anak yang paling banyak terpapar suara TV adalah bayi dan balita. Padahal usia ini paling rentan terhadap dampak negatifnya.
Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang menonton televisi lebih dari 2 jam per hari memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku, seperti hiperaktif dan agresif.
3. Berkaitan dengan obesitas dan sindrom metabolik di kemudian hari
Studi yang dilakukan Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) menemukan bahwa anak-anak yang kurang aktif dan menghabiskan lebih banyak waktu menonton TV pada usia 4 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami obesitas dan sindrom metabolik pada usia 7 tahun. Salah satu penyebabnya bisa karena apa yang ditonton oleh si anak dapat memengaruhi pola makannya, Bunda.
"Ketika anak menonton TV, mereka sering terpapar pada iklan yang mempromosikan makanan olahan seperti minuman manis, permen, dan makanan lain yang tinggi garam, gula, dan lemak jenuh," ujar tim peneliti, dikutip dari Study Finds.
Perbedaan yang terjadi pada bayi saat bicara tatap muka dan dikasih TV
Ada banyak perbedaan ketika bayi terbiasa diajak komunikasi tatap muka atau diberikan TV sebagai tontonan utamanya. Saat bayi dan anak yang lebih kecil terlibat dalam interaksi berbentuk pertanyaan dan komentar dengan orang tua, mereka berada dalam mode berpikir yang terfokus. Otak anak bekerja keras untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kerja bahasa dan komunikasi.
Perlu diketahui, komunikasi antara dua orang memerlukan perhatian dan menangkap atau belajar menangkap. Isyarat seperti bahasa tubuh, nada suara, ekspresi wajah, dan banyak lagi, digunakan dalam berkomunikasi tatap muka langsung, Bunda.
Sementara itu, membiarkan anak mendengarkan media lain, seperti TV, bisa membuatnya tidak belajar tentang fokus. Sebab, menonton TV merupakan aktivitas pasif yang tidak memerlukan banyak perhatian sama sekali.
Sebagai contoh, saat Bunda berkata kepada bayi, ‘Aku sayang kamu!’ dan menunjuk pada diri sendiri sendiri untuk ‘aku’ kemudian menunjuk pada bayi ketika mengatakan ‘kamu’, Bunda membantu bayi untuk memahami bahwa kata-kata tersebut mempunyai arti yang spesifik. Berbeda jika bayi mendengar kata ‘Aku cinta kamu’ dari TV. Hal itu tidak akan berarti banyak.
Cara berbicara tatap muka pada bayi untuk mengembangkan bahasanya
Penelitian menunjukkan bahwa berbicara secara tatap muka merupakan cara paling efektif untuk mengajari bayi Bunda cara berbicara. Sedangkan suara latar belakang (seperti suara dari TV) tidak lebih dari sekadar mengganggu pemikiran anak, sehingga berpotensi menyebabkan hasil belajar yang buruk di kemudian hari.
Berikut beberapa ide pembicaraan tatap muka yang bisa Bunda praktikkan dengan Si Kecil untuk mengajarinya fokus, alih-alih membiarkannya menonton TV:
1. Bacakan cerita dengan suara keras ke bayi
Sejak dini, Bunda perlu menciptakan rutinitas membaca untuk seluruh keluarga, termasuk ke Si Kecil. Membaca adalah kegiatan yang fantastis untuk rutinitas tidur, menguatkan ikatan keluarga, dan relaksasi pikiran. Bunda bisa membacakan anak dongeng atau petunjuk apa pun yang berhuruf. Usahakan untuk membaca dengan suara keras agar bayi bisa mendengar lebih banyak bahasa dan konteks dari mana asalnya.
2. Bernyanyi untuk bayi
Bernyanyi juga bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk bersikap konyol dan ceria dengan bayi. Bahkan, cara ini dapat digunakan untuk menghibur dan menidurkan bayi.
Menurut UNICEF, bernyanyi untuk bayi dapat menurunkan denyut jantung dan menenangkan mereka. Bernyanyi juga mengaktifkan semua area otak anak dan membantu mereka menyerap keterampilan bahasa.
3. Ceritakan tugas sehari-hari
Salah satu cara cerdas untuk memasukkan lebih banyak bahasa di siang hari adalah dengan menceritakan apa yang sedang Bunda lakukan. Misalnya, bila sedang mencuci pakaian, Bunda dapat berbicara tentang langkah-langkah mencuci, mengeringkan, dan melipat pakaian. Bunda bahkan bisa menunjukkan warna, tekstur, dan komentar tentang kemeja favorit atau selimut Si Kecil.
4. Bicara dengan orang lain di depan bayi
Coba biasakan bicara dengan orang lain di dekat bayi. Lebih mudah, Bunda bisa menggendong Si Kecil saat berbicara dengan orang dewasa lainnya. Bayi akan mendengar suara, ekspresi, dan kata-kata baru yang berbeda. Semuanya dapat membantu membangun keterampilan bahasa yang sedang berkembang.
5. Ajak bayi jalan-jalan
Bila Bunda kesulitan mencari ide bicara dengan Si Kecil, coba mulailah dengan menggambarkan apa yang ada di sekitarnya. Ajak bayi jalan-jalan di sekitar lingkungan atau rumah.
Tunjukkan bentuk, warna, benda, orang, dan hal-hal lainnya yang bisa dilihat anak. Mereka akan senang mendengarkan suara Bunda, plus mungkin bisa belajar beberapa kosa kata baru.
Demikian bahaya membiasakan bayi nonton TV yang perlu Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
Penggunaan Baby Walker Tidak Direkomendasikan, Berbahaya bagi Si Kecil Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Separation Anxiety, Penyebab Anak Nempel dan Tak Mau Lepas dari Bunda
9 Obat Batuk Berdahak Alami untuk Anak Tanpa Efek Samping
6 Cara Merawat Gigi Bayi 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu
Dampak Kalau Ada TV di Kamar Anak
TERPOPULER
5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak
10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!
Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi
9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya
Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga
9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya
Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak
Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi
10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Terima Sikap Fitri Tropica yang Bikin Malu, Irvan Thoge: Udah Ba'al
-
Beautynesia
6 Hal 'Kecil' yang Sering Dilupakan Pasangan, Padahal Penting untuk Menjaga Keharmonisan!
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Sinopsis Deepwater Horizon di Bioskop Trans TV Hari ini
-
Mommies Daily
Baru di Minggu Ini untuk Anak, Koleksi Baru Sanrio hingga Pop-Up Store Marshmallow Hadir di Indonesia