HaiBunda

PARENTING

7 Feeding Rules agar Anak Tak Alami Malnutrisi, Salah Satunya Dilarang Membujuk

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 21 Jan 2024 11:00 WIB
Feeding Rules agar Anak Tak Alami Malnutrisi/ Foto: Getty Images/Kannika Paison
Jakarta -

Ketika Si Kecil memasuki usia enam bulan, ini saatnya mulai mengenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Bagi sebagian orang tua, mengenalkan MPASI pada Si Kecil bukan hal yang mudah. Pada masa MPASI ini, Bunda akan mendapatkan beragam tantangan. Salah satunya adalah Si Kecil yang tidak bisa mengenali sinyal lapar dan kenyang.

Masalah-masalah makan memiliki dampak yang serius bagi pertumbuhan Si Kecil lho, Bunda. Akibatnya, jika ini berlangsung berkelanjutan, Si Kecil akan mengalami malnutrisi yang kemudian bisa juga mengakibatkan stunting.

Nah, untuk mencegah masalah-masalah makan pada Si Kecil, Bunda harus mulai menerapkan aturan makan atau feeding rules. Aturan makan ini harus mulai Bunda terapkan sedari awal MPASI Si Kecil.


Feeding rules

Lalu apa sih feeding rules itu? Dijelaskan Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, SpA(K), spesialis anak dan konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, melalui live Instagram HaiBunda beberapa waktu lalu, feeding rules merupakan aturan makan yang sangat penting diterapkan sejak awal makan guna menghindari masalah makan, dan juga untuk melatih keterampilan makan dengan baik. 

Prinsip dasarnya, aturan makan diberlakukan untuk melatih Si Kecil mengenali sinyal lapar dan kenyang dari dalam dirinya sendiri. Secara garis besar, feeding rules bisa dibagi menjadi tiga hal yakni jadwal, lingkungan, dan prosedur. Ketiganya sama pentingnya dan harus diterapkan secara konsisten. 

Kapan feeding rules bisa diterapkan?

Dikutip dari penjelasan dr. Meta, pada literatur aslinya, sebenarnya feeding rules baru dilakukan pada usia batita. Namun, untuk membiasakannya, Bunda boleh mulai menerapkan feeding rules sedari awal memulai MPASI, yaitu saat Si Kecil berusia enam bulan dengan modifikasi.

“Sebetulnya, kalau kita lihat dari literatur aslinya, jadi ini Bernard Bonin ya, yang melakukan penelitian pada tahun 2006. Penelitian ini dilakukan beyond infancy, jadi di atas satu tahun. Pada saat batita, 1 sampai dengan 3 tahun. Tapi, sebetulnya ini juga bisa diterapkan sejak awal MPASI, tentu dengan modifikasi,” jelas dr. Meta.

“Seperti contohnya, kalau untuk 1 sampai dengan 3 tahun, maka durasi atau jam makan dijeda setiap 3 sampai 4 jam. Nah, kalau mau diterapkan kepada bayi yang baru memulai MPASI dari 6 bulan, karena dia kapasitas lambungnya masih kecil, kemudian kemampuan makannya juga masih belum terampil benar dibandingkan satu tahun ke atas, maka jeda makannya ini disesuaikan juga dengan kapasitas atau durasi pengosongan lambung, yaitu sekitar dua jam. Makanya itu tadi, kita bisa saja menerapkan aturan makan ini bahkan sejak awal MPASI, enggak harus nunggu sampai satu tahun,” lanjutnya.

Lebih lanjut dr. Meta menegaskan bahwa jangan sampai Bunda menunggu munculnya masalah gangguan makan pada Si Kecil, baru kemudian menerapkan aturan makan. Karena prosesnya akan lebih sulit jika Si Kecil sudah terlanjur terbiasa  tidak menerapkan aturan makan. 

“Karena kembali lagi ya, dari feeding rules ini tujuannya adalah untuk melatih kemampuan makan dan untuk menghindari masalah makan. Jangan sampai kita menunggu dulu terjadi masalah makan, terjadi  dulu ada masalah keterlambatan keterampilan makan, terjadi dulu malnutrisi, baru kita terapkan. Akan lebih susah menerapkan jika anak sudah terbiasa lama tidak menerapkan aturan makan terus baru diterapkan, dibandingkan kalau memang sejak awal,” begitu ujar dr. Meta.

7 Feeding Rules agar Anak Tak Alami Malnutrisi

Nah, setelah mengenal apa itu feeding rules dan manfaatnya, sebaiknya Bunda segera mempraktikkannya sebelum terlambat, ya. Berikut ini adalah beberapa aturan makan yang harus Bunda terapkan untuk melatih keterampilan makan Si Kecil agar ia tidak mengalami gangguan makan yang dapat menyebabkan malnutrisi.

1. Jadwal Makan Teratur

Aturan yang pertama adalah, Bunda harus mulai membuat jadwal makan untuk Si Kecil dan menerapkannya secara konsisten. Jadwal makan yang teratur perlu diterapkan untuk membantu Si Kecil mengenali sinyal lapar dan kenyang dari dirinya sendiri.

“Sama aja lah ya, kaya kita orang dewasa, kalau kita punya jadwal yang teratur, misalnya nih, setiap pagi kita sarapan jam 6, makan siang jam 12, makan malam jam 6, maka di jam-jam tersebut setiap harinya kita akan merasa lapar. Anak-anak tentu belum mengenali ini, sehingga masih memerlukan bantuan dengan mengatur jadwal makan yang teratur,” ujar dr. Meta.

2. Durasi Makan

Selain jadwal makan, durasi makan juga perlu dibatasi lho, Bunda. Hal ini dikarenakan menurut penelitian, waktu anak-anak makan rata-rata hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit saja, sampai dengan selesai proses makan maka membutuhkan waktu 30 menit. Menurut dr. Meta, menambah durasi makan Si Kecil tidak menambah porsinya, justru yang ada Si Kecil menjadi tidak fokus dengan proses makannya karena ia tidak lagi mengenali sinyal lapar dan kenyang di dalam dirinya.

“Menambah durasi makan membuat anak tidak fokus terhadap kegiatan makannya sehingga dia cenderung lupa kalo dia lagi makan.  Makanan ditaruh saja di dalam mulut, diemut yang lama, kadang disimpan di satu sisi ya, di sisi kiri atau sisi kanan. Nanti begitu dia ingat, dia enggak tahu caranya ngunyah yang benar gimana, dilepeh sama dia. Ini adalah beberapa masalah makan yang lagi-lagi sebetulnya bisa dihindari dengan penerapan aturan makan yang baik,” jelas dr. Meta menanggapi pertanyaan seputar durasi makan anak.

3. Porsi makan dan snack di luar jam makan

Bunda, agar Si Kecil bisa mengenali sinyal lapar dan kenyangnya, penting untuk Bunda disiplin menerapkan jadwal yang telah ditentukan. Dalam setiap jadwalnya, berikan porsi yang sedikit pada Si Kecil ya, Bunda.

Hal lainnya yang perlu Bunda perhatikan adalah jangan memberikan makanan-makanan ringan atau snack di luar jam makan yang telah ditentukan. Jadi, di luar jam makan yang ditentukan, Si Kecil hanya boleh mengonsumsi air putih.

4. Membuat lingkungan makan yang menyenangkan

Bunda, salah satu feeding rules yang harus Bunda penuhi menurut dr. Meta adalah lingkungan makan yang menyenangkan. Bunda harus menciptakan lingkungan makan Si Kecil netral dan semenyenangkan mungkin. Tanpa adanya paksaan, marah-marah, bahkan bujukan.

“Kadang orang tua enggak sengaja nih ya, karena enggak tahu itu tidak baik. Contohnya membujuk, ayo satu sendok lagi, ayo satu sendok lagi. itu sebetulnya juga termasuk dalam bujukan yang tidak boleh dilakukan di aturan makan,” ujar dr. Meta.

Selain itu, jika pada saat jam makan Si Kecil nampak enggan makan, Bunda boleh menawarkan kembali makanan secara netral, tanpa paksaan maupun bujukan. Nah, kalau sampai 10-15 menit Si Kecil tetap tidak mau makan, kita harus sudahi proses makan.

5. Tidak boleh ada distraksi

Bunda menyuapi anak sambil menonton, bermain sepeda, atau lari-lari merupakan hal yang sangat dilarang dalam feeding rules. Distraksi dalam bentuk apapun ketika makan akan membuat Si Kecil kesulitan mengenali sinyal kenyang dan laparnya, ini kemudian bisa berpengaruh juga pada keterampilan makannya.

“Kenapa sih kok distraksi itu bener-bener sangat disarankan untuk dihindari pada saat makan. Itu tadi ya, anak-anak, bayi terutama karena lagi masa MPASI, ini masih dalam proses belajar makan. Dia masih belum tahu bagaimana cara mengolah makanan dalam mulut sampai bisa dikunyah, sampai bisa ditelan dengan baik. Kalau kita orang dewasa sudah pinter lah ya, sudah ngerti bagaimana caranya. Tapi untuk bayi masih belum bisa, dan dia harus belajar, dia harus berlatih,” ujar dr. Meta.

Menurut dr. Meta, bayi tidak memiliki kemampuan multitasking. Sehingga ketika ada distraksi, Si Kecil cenderung akan lebih fokus kepada distraksinya. Sehingga, jika ini diteruskan, ini akan mempengaruhi kemampuan makannya.

“Akibatnya nanti bunda bunda baru akan mengeluh di kemudian hari. Kok anak saya satu tahun masih belum bisa makan makanan keluarga ya? Makanannya ini harus masih di blender, dok, belum bisa makan ayam, dok, harus di blender dulu. Di usia dua tahun, bahkan masih ada yang 2 tahun hanya bisa makan bubur dan lain sebagainya. Kenapa? Karena tidak terlatih dengan baik. Kenapa tidak terlatih dengan baik? Karena dia tidak mengenali sinyal lapar dan kenyangnya. Kenapa tidak mengenali sinyal lapar dan kenyangnya? Karena ebih fokus pada distraksinya,” lanjutnya.

6. Posisi makan 

Posisi makan juga penting nih, Bunda dalam feeding rules nih, Bunda. Ini berguna untuk menjaga postur Si Kecil yang mana akan berpengaruh juga pada caranya memproses makanan dan keterampilan makannya.

“Sebetulnya prinsip untuk makan, adalah harus di kursi dan harus di meja makan. Jadi pada saat makan anak harus duduk tegak. Baby chair tentu sangat membantu. Kenapa sih kok kursi ini sangat penting jadi nggak digendong gitu, ya. Karena untuk keterampilan oromotor, untuk keterampilan otot dan saraf makan itu sangat dikaitkan atau sangat berhubungan dengan stabilitas postur. Tulang belakang, leher, kemudian juga sangat dipengaruhi dengan duduk tegak.”

Makan di kursi bersama keluarga juga baik untuk Si Kecil belajar lho, Bunda. Sebagai peniru yang ulung, makan bersama akan membuat Si Kecil meniru bagaimana orang dewasa makan di meja makan.

7. Membersihkan mulut dan meja setelah makan

Untuk mengakhiri proses makan, dr. Meta, menjelaskan bahwa kegiatan membersihkan mulut dan meja baru boleh dilakukan setelah Si Kecil selesai makan ya, Bunda. “Jangan lupa juga membersihkan meja, membersihkan mulut hanya boleh dilakukan setelah proses makannya selesai,” ujar dr. Meta.

Mengenal feeding cues

Bunda, sebetulnya dari awal, sejak Si Kecil lahir, Bunda sudah bisa mengenali sinyal lapar dan kenyangnya. Pada saat ASI eksklusif, Bunda pasti bisa mengenali alasan Si Kecil menangis, salah satunya adalah ketika ia lapar. Rasa lapar ini ditentukan oleh banyak hal termasuk kapasitas lambung Si Kecil, dan durasi pengosongan lambung. Maka seutuhnya sinyal lapar ini adalah waktu yang bisa Bunda perkirakan. 

Ada tanda untuk mengetahui kira-kira kapan Si Kecil mulai lapar, yang disebut juga feeding cue. Pada anak yang sudah memulai MPASI, lebih mudah mengenali bahasa tubuhnya dibandingkan ketika ia masih menyusu saja. 

Salah satu feeding cue yang bisa bunda pelajari. Misalnya, bayi mengatupkan mulut erat-erat atau misalnya memalingkan muka, itu tanda mungkin memang Si Kecil sudah kenyang. Tapi kalau dia menggapai makanan misalnya, membuka mulut lebar-lebar saat melihat sendok, bisa jadi memang dia lapar. Itu tanda-tanda yang paling mudah untuk dikenali. 

Begitulah Bunda seputar feeding rules yang bisa Bunda pelajari untuk mengajarkan Si Kecil keterampilan makan dan mengenali sinyal lapar dan kenyang pada diri Si Kecil demi mencegah terjadinya malnutrisi. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Mitos atau Fakta: Makan Telur Setiap Hari Bikin Anak Bisulan?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Adrian Maulana Pernah Rugi Ratusan Juta Gara-gara Kesalahan Ini

Mom's Life Tim HaiBunda

Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Sejak Usia 7 Bulan, Ini Tandanya

Parenting Nadhifa Fitrina

Mantan Suami Meninggal karena Kanker, Kelly Clarkson Kini Fokus Dampingi Anak

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Penyebab Produksi ASI Berlebih & Cara Mengatasinya

Menyusui Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

5 Potret Haru Aaliyah & Zahwa Kenang Almarhum Adjie Massaid di Hari Kelahiran Sang Ayah, Ada Baby Arash

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Nia dan Adit AFI Jalani Ibadah Umrah, Terasa Berbeda karena Pertama Kali Tanpa Anak

5 Penyebab Produksi ASI Berlebih & Cara Mengatasinya

Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Sejak Usia 7 Bulan, Ini Tandanya

Cerita Adrian Maulana Pernah Rugi Ratusan Juta Gara-gara Kesalahan Ini

Bayi Sering Kaget saat Tidur? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK