Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Karakteristik Anak Hiperaktif, Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya

Kinan   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Mar 2024 16:40 WIB

Untuk memastikan penyebab anak hiperaktif, lakukan konsultasi segera dengan profesional
Untuk memastikan penyebab anak hiperaktif, lakukan konsultasi segera dengan profesional/ Foto: Getty Images/imtmphoto
Daftar Isi

Saat anak tampak tidak bisa diam dan sulit fokus, sering kali orang tua langsung menganggapnya nakal, hiperaktif, atau bahkan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Hmm, sebenarnya seperti apa sih karakteristik anak hiperaktif?

Dikutip dari Very Well Family, hiperaktif adalah istilah yang menggambarkan saat seorang anak sering bergerak, berbicara, gelisah, dan menyela. Anak hiperaktif mungkin lebih sering berlari, melompat, dan memanjat dibandingkan teman sebayanya. 

Sementara itu, pada orang dewasa hiperaktif diperlihatkan dengan kebiasaan mondar-mandir atau gelisah, berperilaku impulsif, mudah teralihkan perhatiannya, dan memiliki rentang perhatian yang pendek.

Hiperaktif memang biasanya dikaitkan dengan ADHD. Namun hiperaktif juga bisa disebabkan oleh banyak hal lain, termasuk obat-obatan atau masalah pada kesehatan mental.

Tanda atau karakteristik hiperaktif

Perilaku hiperaktif biasanya mencakup perilaku yang terus bergerak, mudah teralihkan, impulsif, tidak fokus, dan dalam beberapa kasus juga dapat menjadi agresif atau justru sangat asertif.

Namun, perilaku ini sering kali hanya menjadi masalah pada situasi tertentu dan tidak pada situasi lain. Pada anak-anak, karakteristik dan gejala hiperaktif umumnya ditunjukkan dengan:

  1. Gelisah 
  2. Senang berjalan-jalan di kelas pada saat mereka seharusnya duduk
  3. Terlalu banyak bicara (baik kepada teman atau guru)
  4. Kesulitan berpartisipasi dalam aktivitas tenang (seperti waktu berkumpul dan membaca)
  5. Senang menyela pembicaraan orang lain
  6. Sulit menunggu giliran

Banyak dari gejala-gejala tersebut serupa seperti perilaku anak yang sangat energik. Maka dari itu, penting untuk mencermati perilaku hiperaktif anak guna memastikan bahwa perilaku tersebut benar-benar berada pada tingkat yang menimbulkan kekhawatiran bagi anak.

Penyebab hiperaktif 

Hiperaktif bukanlah suatu kelainan tersendiri. Ini memang salah satu gejala ADHD, tetapi bukan berarti anak hiperaktif selalu pasti ADHD. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh beberapa masalah berbeda, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. 

Kondisi lain yang bisa menjadi penyebab hiperaktif termasuk seperti autisme, gangguan otak, gangguan sistem saraf pusat, gangguan emosional, dan hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif).

Dalam beberapa kasus, penyebab hiperaktif juga mungkin hanya karena anak kelebihan energi yang perlu disalurkan dengan lebih tepat. Beberapa contoh penyebab anak hiperaktif yakni:

1. Stres

Baik itu stres jangka pendek atau panjang, anak-anak sering kali menjadi hiperaktif ketika mereka mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Termasuk karena perubahan positif, seperti memiliki adik baru atau pindah ke lingkungan rumah yang lebih baik.

Ingatlah bahwa anak-anak pun bisa mengalami stres dari orang tuanya. Jika orang tua sedang mengalami banyak masalah, kemungkinan besar anak juga demikian. 

2. Masalah kesehatan emosional atau mental

Masalah emosional sering kali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Seorang anak dengan gangguan kecemasan mungkin kesulitan untuk duduk diam. Anak yang memiliki riwayat trauma karena kejadian menakutkan juga mungkin sulit fokus. 

3. Kurangnya aktivitas fisik

Anak-anak seharusnya aktif dan energik. Tanpa olahraga yang cukup, mereka akan kesulitan untuk duduk diam. Tidak adanya kesempatan untuk berlarian dan bermain membuat hiperaktif menjadi lebih buruk.

Sebisa mungkin, ajak anak untuk sering beraktivitas fisik setiap hari. Bermain di taman, bersepeda, atau berlari misalnya. Kegiatan ini memberikan kesempatan pada anak untuk menyalurkan energinya ke dalam aktivitas produktif.

4. Kurang tidur

Jika orang dewasa cenderung menjadi lesu saat lelah, anak-anak sering kali justru menjadi hiperaktif. Baik karena melewatkan tidur siang atau terlambat tidur, anak yang mengantuk mungkin tampak lebih bersemangat dari sebelumnya.

Saat anak kurang istirahat, tubuhnya akan merespons dengan memproduksi lebih banyak kortisol dan adrenalin agar ia tetap terjaga. Hasilnya, mereka akan mempunyai lebih banyak energi.

Cara menangani hiperaktif

Penanganan hiperaktif akan bergantung pada penyebabnya masing-masing. Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat membantu jika terdapat kondisi fisik yang mendasarinya. 

Dalam kasus lain, terapi perilaku atau kognitif juga mungkin perlu jika hiperaktif disebabkan oleh kondisi kesehatan mental.

Jika hiperaktif disebabkan oleh ADHD

ADHD pada anak-anak biasanya ditangani melalui kombinasi obat-obatan tertentu, terapi perilaku, dan kognitif.

Jika hiperaktif disebabkan oleh non-ADHD

Apabila hiperaktif disebabkan oleh hal lain selain ADHD, maka anak perlu diajak berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau profesional lainnya. 

Pada anak autisme, pengobatan dengan stimulan biasanya tidak diterapkan karena banyak perilaku 'hiperaktif' yang sebenarnya adalah cara mereka menenangkan diri.

Jika masalah ini menjadi serius, biasanya ditangani melalui terapi seperti terapi sensori integrasi dan terapi perilaku. Dalam beberapa kasus, anak juga mungkin perlu terapi wicara.

Demikian ulasan tentang karakteristik anak hiperaktif, serta penyebab dan cara menanganinya. Ingat, jangan ragu konsultasi ke dokter jika perilaku hiperaktif anak sudah mengganggu aktivitas sehari-harinya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda