Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Konsumsi Asetaminofen saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak ADHD? Simak Ketentuannya Bun

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 23 Jan 2024 18:10 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Minum Obat
Konsumsi Asetaminofen saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak ADHD? Simak Ketentuannya Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Saat menjalani kehamilan, Bunda tentu perlu berhati-hati dalam melakukan berbagai hal termasuk mengonsumsi obat-obatan, seperti parasetamol.

Asetaminofen merupakan pereda nyeri yang dapat dikonsumsi selama kehamilan. Namun, konsumsi Asetaminofen saat hamil bisa berisiko melahirkan anak attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Yuk simak ketentuannya Bun.

Risiko minum Asetaminofen saat hamil

Melansir laman ClevelandClinic, penelitian memang menunjukkan mengonsumsi obat ini terlalu sering selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anak di masa depan terkena autisme atau ADHD. 

Dalam studi tahun 2018, peneliti melakukan meta-analisis terhadap tujuh penelitian yang melibatkan 132.738 pasangan ibu dan anak. 

Orang-orang dipantau selama tiga hingga 11 tahun, tergantung pada penelitian, menggunakan kuesioner, wawancara, dan laporan mandiri mengenai penggunaan obat-obatan.

Analisis menunjukkan risiko autisme 20 persen lebih tinggi dan risiko ADHD 30 persen lebih tinggi pada anak-anak. yang mengalami paparan Asetaminofen dalam waktu lama selama perkembangan janin.

Penelitian yang merupakan bagian dari Illinois Kids Development Study, melibatkan pelacakan paparan bahan kimia prenatal dan menilai perilaku dan sifat anak-anak pada usia 2, 3, dan 4 tahun.

Meskipun Asetaminofen dianggap sebagai obat penghilang rasa sakit yang paling aman selama kehamilan, penelitian ini mengungkapkan tren penggunaan yang lebih tinggi, terutama pada trimester kedua, berhubungan dengan lebih banyak masalah terkait perhatian dan perilaku tipe ADHD pada anak-anak. 

Lebih dari 300 anak yang diteliti menunjukkan tren perilaku yang lebih berhubungan dengan perhatian dan eksternalisasi dengan peningkatan paparan Asetaminofen.

Penulis penelitian menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dan kehati-hatian agar tidak menafsirkan temuan ini sebagai indikasi ADHD atau gangguan lainnya.

Dan penelitian lain sejak itu mendukung temuan sebelumnya bahwa terlalu banyak Asetaminofen dapat meningkatkan risiko autisme dan ADHD.

Penyebab autisme dan ADHD meningkat pada anak

Para ahli sedang berusaha memahami mengapa autisme menjadi salah satu gangguan perkembangan yang paling cepat berkembang di Amerika Serikat, yang memengaruhi 1 dari setiap 44 anak-anak berusia 8 tahun. Anak dengan ADHD juga meningkat, mempengaruhi 9,4 persen anak-anak usia 2 hingga 17 tahun.

“Kedua penyakit tersebut kemungkinan besar berasal dari banyak faktor berbeda, sehingga penyebab sebenarnya masih kurang dipahami,” kata Ob/Gyn Salena Zanotti, MD.

Belum ada satu pun dari penelitian yang ditinjau mengamati faktor lingkungan, karakteristik ibu, atau faktor genetik, yang dapat meningkatkan risiko autisme atau ADHD.

“Kami memerlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya efek paparan Asetaminofen dalam waktu lama pada bayi selama kehamilan,” catatnya.

Ketentuan aman konsumsi Asetaminofen

Zanotti menyarankan, ibu hamil yang demam atau nyeri yang mengganggu kehidupan sehari-hari, tak masalah sesekali minum Asetaminofen. 

"Kami hanya tidak ingin Anda mengonsumsi Asetaminofen setiap hari atau dalam jangka panjang," ujarnya.

Jika ibu hamil memerlukan pereda nyeri saat hamil, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter. Untuk beberapa kondisi, Asetaminofen dalam jumlah terbatas mungkin merupakan pilihan yang paling aman.

Melansir laman Neurosciencenews, sebuah penelitian yang dipimpin Woodbury dan Schantz mengaitkan paparan Asetaminofen yang lebih tinggi pada kehamilan dengan keterlambatan berbahasa pada anak-anak.

Beberapa penelitian sebelumnya tidak menemukan hubungan antara penggunaan Asetaminofen selama kehamilan dan perhatian serta perilaku di masa kanak-kanak, sementara penelitian lain yang biasanya lebih besar menemukan hubungan antara seringnya menggunakan obat selama kehamilan dan masalah terkait perhatian dan perilaku pada keturunannya.

Studi baru ini menanyakan ibu hamil tentang penggunaan Asetaminofen sebanyak enam kali selama kehamilan, kira-kira sekali setiap empat hingga enam minggu sehingga memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai besaran dan waktu paparan obat.

“Temuan terpenting kami adalah dengan meningkatnya penggunaan Asetaminofen oleh peserta hamil, terutama selama trimester kedua, anak-anak mereka menunjukkan lebih banyak masalah terkait perhatian dan perilaku tipe ADHD, yang kami sebut 'perilaku eksternalisasi', pada setiap usia yang kami ukur,” kata Woodbury.

Hasil penelitian rata-rata menunjukkan perilaku anak yang berbicara tidak pada gilirannya, tidak memperhatikan, tidak diam padahal seharusnya mereka diam, tidak duduk padahal seharusnya duduk, dan menjadi sedikit agresif dengan anak-anak lain.

"Temuan ini bukan merupakan indikasi bahwa anak-anak tersebut menderita gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif atau bahwa mereka akan didiagnosis menderita ADHD di kemudian hari," kata Schantz. 

Namun anak-anak tersebut tampaknya mengalami lebih banyak masalah perhatian dibandingkan anak-anak seusianya yang kurang terpapar atau tidak terpapar Asetaminofen saat masih dalam kandungan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda