Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Hal Menakutkan pada Bayi yang Ternyata Normal Terjadi, Salah Satunya Badan Berkedut

kusmiyati   |   HaiBunda

Senin, 18 Mar 2024 18:10 WIB

7 Hal Jarang Diketahui Orang Tua Baru, Salah Satunya Newborn Bisa Overstimulasi
Ilustrasi 7 Hal Menakutkan pada Bayi yang Ternyata Normal Terjadi, Salah Satunya Badan Berkedut/Foto: Getty Images/paulaphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Pernahkah Bunda begitu panik ketika hal tak biasa terjadi pada bayi? Bunda mungkin ada yang langsung menuju rumah sakit atau menghubungi dokter secara online. Namun ternyata setelah diperiksa, hal yang menakutkan tersebut ternyata sesuatu yang normal.

Ternyata ada beberapa kondisi pada bayi yang mungkin dianggap darurat, tetapi sebenarnya normal terjadi.  Beberapa kondisi tersebut misalnya saja bayi berkedut, bayi cegukan, hidung tersumbat, dan lainnya.

Melansir dari laman Parents, Ahli Saraf Pediatrik di Rumah Sakit Anak di San Diego, California, Michael Zimbric, M.D., membahas tentang beberapa hal yang paling menakutkan kerap terjadi pada bayi, bisa saja ternyata normal. Wendy menjabarkannya berdasar pada pengalaman para pasien yang datang kepadanya.

Hal menakutkan pada bayi yang ternyata normal terjadi

Lantas apa saja hal-hal yang sering membuat Bunda atau Ayah panik yang terjadi pada bayi dan ternyata normal? Berikut rangkumannya seperti dilansir dari berbagai sumber:

1. Bayi berkedut saat tidur

Jika Bunda melihat Si Kecil berkedut saat tidur, mengkhawatirkan kondisinya merupakan hal yang wajar. Namun, yakinlah gejala ini seringkali tidak berbahaya. Hal tersebut merupakan akibat dari sistem saraf bayi yang masih berkembang.

"Bayi memiliki sistem saraf yang belum matang dan gerakan mereka bahkan lebih tidak terkoordinasi saat tidur dibandingkan saat mereka bangun. Gerakan menyentak ini mirip dengan yang kita lakukan saat kita orang dewasa tertidur,” ujar Michael Zimbric, M.D.

2. Hidung tersumbat dan pernapasan tidak normal

Dilansir laman Parents, seorang Bunda membawa bayi perempuannya berusia 2 minggu ke UGD karena selalu terdengar sesak. Bunda tersebut menderita flu dan khawatir akan putrinya tertular, meskipun bayinya tidak menunjukkan gejala pilek lainnya.

Pada malam hari, napasnya menjadi sangat keras, sang Bunda khawatir bayinya akan terkena penyakit yang lebih parah daripada flu. Ternyata kondisi tersumbat ini normal disebabkan hormon estrogen yang merangsang saluran hidung.

Umumnya kondisi mereda dalam waktu dua bulan. Pada usia 6 bulan ketika saluran hidung bayi membesar dua kali lipat, rasa tersumbat ini hampir tidak terlihat.

3. Benjolan di dada

Seorang anak laki-laki berusia 6 minggu terbangun pada suatu pagi dengan benjolan merah hangat di dadanya, tepat di bawah dada sebelah kanannya. Di sini juga, estrogen menjadi penyebabnya. 

Ketika tingkat kelebihan estrogen pada bayi menurun setelah lahir, hormon prolaktin yang memproduksi susu meningkat untuk sementara dan dapat menyebabkan pertumbuhan payudara.

Faktanya, setidaknya 50 persen bayi baru lahir yang sehat mengalami hal ini, seringkali hanya pada satu sisi saja. Pembesaran ini biasanya hilang dalam bulan pertama, tetapi biasanya benjolan tersebut akan hilang dalam waktu satu bulan. Benjolan ini biasanya dapat bertahan selama tiga bulan atau lebih.

4. Gumoh berdarah

Bayi berusia 5 bulan ada bercak darah di ludahnya setelah menyusui. Seorang Bunda khawatir akan bereaksi buruk terhadap susu tersebut atau bahkan mengalami pendarahan internal. 

Namun, gumoh berdarah jarang menimbulkan kekhawatiran pada bayi yang berperilaku normal. Hal ini bisa terjadi karena adanya robekan kecil di kerongkongan akibat gumoh yang dipaksakan atau puting Bunda luka saat Si Kecil menyusu. 

Bunda dan Ayah segera konsultasi dengan dokter spesialis anak jika melihat tanda-tanda tak biasa pada bayi.

5. Kulit berwarna oranye

Ilustrasi Bayi Baru LahirIlustrasi Bayi Baru Lahir/Foto: iStock

Seorang anak berusia 10 bulan dibawa orangtuanya ke ruang gawat darurat karena kulitnya berubah menjadi oranye. Namun, ternyata kondisi tersebut disebabkan oleh makan banyak sayuran yang kaya akan beta-karoten seperti ubi jalar, wortel, dan jeruk.

"Dia menderita penyakit kuning saat lahir dan orang tuanya disuruh kembali jika kulitnya menguning lagi. Namun, saya tahu bayi ini tidak mengidap penyakit kuning karena matanya tetap putih, dan kulitnya berwarna oranye, bukan kuning. Ini adalah fenomena umum yang disebut 'karotenemia'," tuturnya.

6. Pernapasan tidak menentu

Seorang bayi berusia 3 minggu berulang kali berhenti saat bernapas. Bayi yang tertidur pulas akan bernapas dengan cepat selama sekitar 20 detik dan kemudian berhenti bernapas sama sekali. 

Bayi tersebut dikhawatirkan orangtuanya mewarisi penyakit sleep apnea. Meskipun pernapasan yang terputus-putus ini terlihat mengkhawatirkan, 'pernapasan berkala' sering terjadi pada bayi baru lahir. Bayi biasanya bernapas lebih cepat dibandingkan anak yang lebih besar karena paru-parunya lebih kecil dibandingkan ukuran tubuhnya.

7. Sembelit

Bayi berusia 2 bulan tidak buang air besar selama lima hari, wajahnya memerah, dan perutnya menjadi keras, tetapi hanya sedikit kotoran lembut yang keluar. Melihat bayi baru lahir kesulitan buang air besar mungkin cukup mengejutkan. Namun, ingatlah posisi berbaring pada bayi kerap membuatnya lebih sulit mengeluarkan feses. 

"Bayi kecil belum mengetahui cara mengontrol dan mengoordinasikan sfingter anal mereka, otot yang menahan tinja di rektum," kata Rebecca Preziosi, M.D., dokter anak di Sharp Rees-Stealy Medical Center di San Diego, dikutip dari laman Parents.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda