Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ternyata Ini Alasan Anak Balita Suka Ikut Bantu-Bantu Membersihkan Rumah

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 22 Mar 2024 21:10 WIB

Ternyata Ini Alasan Anak Balita Suka Ikut Bantu-Bantu Bersihkan Rumah
Ilustrasi Ternyata Ini Alasan Anak Balita Suka Ikut Bantu-Bantu Bersihkan Rumah/Foto: Getty Images/kate_sept2004
Daftar Isi
Jakarta -

Bermain pura-pura atau pretend play menjadi salah satu jenis permainan yang disukai anak-anak. Nah, pura-pura membersihkan rumah pun termasuk pilihannya. Apa sebenarnya alasan anak balita suka ikut membersihkan rumah?

"Membersihkan rumah tampaknya memakan lebih banyak waktu dibandingkan perilaku meniru pekerjaan rumah lainnya yang disukai balita," ungkap neuropsikolog Laura Phillips, dikutip dari Romper.

Menurut Phillips, membersihkan rumah adalah salah satu bentuk permainan berpura-pura yang paling umum dilakukan oleh balita.

Apa alasan anak suka bantu membersihkan rumah?

Berikut beberapa alasan mengapa anak usia balita senang membantu orang tua membersihkan rumah seperti dilansir laman Romper:

1. Sedang fase meniru

Bermain sebagai peniru adalah bagian integral dari perkembangan anak-anak. Termasuk meniru orang tua membersihkan rumah.

"Salah satu alasan yang paling signifikan mengapa balita begitu sering melakukan aktivitas bersih-bersih dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya yaitu karena anak-anak pada dasarnya adalah peniru. Begitulah cara mereka belajar," tutur Phillips. 

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Anak mempelajari keterampilan linguistik dan motorik dasar, seperti berbicara, dengan cara mengamati orang lain melakukannya.

2. Membuat anak-anak merasa bahagia

Phillips mengungkapkan bahwa ada rasa pencapaian dan harga diri yang besar dalam diri anak-anak ketika mereka terlibat dalam kegiatan bersih-bersih rumah. Salah satunya mungkin disebabkan oleh pujian yang mereka terima ketika melakukan tindakan tersebut. 

"Hal ini sangat menguatkan perasaan bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas," kata Phillips.

Selain itu, kemungkinan ada sesuatu tentang bermain dengan benda-benda yang memiliki tujuan tertentu, dibandingkan dengan mainan yang hanya dirancang untuk menghibur. Termasuk meningkatkan rasa kemandirian anak. 

Mainan yang realistis dan praktis memungkinkan anak-anak menjelajahi dunia di sekitar mereka dan membantu mereka terhubung dengan orang lain.

3. Ada rasa bangga saat mampu melakukannya

Salah satu teori mengapa balita begitu tertarik pada kebersihan, termasuk untuk bantu membersihkan rumah adalah bahwa ada banyak aktivitas serupa di sekitar sehingga mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengamatinya.

Misalnya, orang tua atau pengasuh pada umumnya rajin membersihkan rumah dan terus-menerus merapikannya. Balita yang memiliki naluri bawaan untuk meniru orang-orang di sekitarnya, begitu mereka mampu secara fisik, maka mereka akan rajin melakukannya.

Manfaat bermain pura-pura membersihkan rumah

Ilustrasi anak membersihkan dan merapikan rumahIlustrasi anak membersihkan dan merapikan rumah/Foto: Getty Images/iStockphoto

Saat anak bantu membersihkan rumah, mereka tak hanya sekadar sedang pretend play, tetapi juga ada banyak manfaat perkembangan yang didapat. Ini mungkin bisa menjadi salah satu aktivitas anak yang paling ingin orang tua lakukan.

"Saat semakin aktif berkembang, otak mendorong perilaku tertentu secara alami yang kemudian membantu anak memperoleh keterampilan baru. Ada manfaat kognitif yang luar biasa dengan memberikan ruang untuk jenis permainan tersebut, termasuk di segi bahasa, motorik, kreativitas, pemikiran fleksibel, pemecahan masalah, dan juga pengembangan empati," imbuh Phillips.

Cara memaksimalkan waktu bermain agar bermanfaat bagi anak

Memberi respons dan membicarakan apa pun yang sedang dialami anak menjadi salah satu cara terbaik untuk membentuk bahasa dan komunikasi anak. Hal yang dibutuhkan anak-anak di masa balita adalah bahasa dan banyak hal lainnya, terutama interaksi dan kontak mata. 

Penelitian American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan bahwa mainan tradisional lebih baik daripada mainan elektronik untuk perkembangan bahasa anak. Alasannya, ketika mainan banyak berbunyi, orang tua jadi lebih sedikit berbicara dan anak pun turut jadi lebih jarang berbicara.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mengalami transisi besar antara usia 2 hingga 3 tahun, tepatnya ketika mereka mulai menjelajahi dunianya dan mengembangkan rasa kemandirian.

Mengambil peran dan tanggung jawab orang dewasa, seperti berpura-pura melakukan pekerjaan rumah dan meniru perilaku orang di sekitar memungkinkan anak-anak untuk menjadi teladan kemandirian, yang akan membangun harga diri dan kepercayaan dirinya. Semoga ulasan ini bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda