HaiBunda

PARENTING

10 Ciri-ciri Pneumonia Bayi yang Sering Disangka Flu dan Cara Mengatasinya

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Sabtu, 20 Apr 2024 20:00 WIB
Gejala pneumonia bayi yang sering disangka flu biasa/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yamasan

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Meski sering dianggap sebagai penyakit yang ringan, pneumonia pada bayi dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Pneumonia terjadi ketika paru-paru terinfeksi karena disebabkan berbagai macam mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru yang dapat mengakibatkan gejala seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri dada, dan rasa tidak nyaman secara umum.

Pneumonia bisa terjadi pada siapa pun, tetapi sering kali mempengaruhi anak-anak kecil atau orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penanganan pneumonia tergantung pada penyebabnya dan bisa melibatkan penggunaan antibiotik untuk pneumonia bakteri. Didukung dengan perawatan suportif lainnya seperti istirahat yang cukup, konsumsi cairan yang cukup, dan obat pereda gejala.


Faktor risiko untuk pneumonia bisa menyebabkan kondisi medis kronis lainnya seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) diabetes, dan penyakit jantung. Diagnosa pneumonia biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, seperti mendengarkan suara pernapasan dengan stetoskop, serta tes darah, dan tes pencitraan seperti sinar-X dada.

Tingkat keparahan pneumonia mulai dari kasus ringan hingga yang mengancam jiwa. Namun pneumonia umumnya paling serius pada kelompok rentan, termasuk bayi dan anak kecil, orang yang berusia di atas 65 tahun, serta orang dengan kondisi kesehatan yang memiliki penyakit bawaan atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pada bayi dan anak kecil, pneumonia bisa menjadi sangat berbahaya karena sistem kekebalan tubuh mereka masih sedang berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi paru-paru yang serius.

Ciri-ciri bayi terkena pneumonia

Jika bayi mengalami pneumonia ditandai dengan gejala-gejala yang dikutip dari Cleveland Clinic. Simak selengkapnya, Bunda untuk perawatan Si Kecil.

  1. Demam tinggi sampai 40,5 derajat Celcius.
  2. Suara mendengus saat bernapas sehingga membuat Si Kecil sulit bernapas.
  3. Batuk yang dapat menghasilkan dahak (lendir).
  4. Sakit kepala.
  5. Lemas dan kelelahan pada bayi.
  6. Lebih sering menangis dari biasanya.
  7. Kehilangan nafsu makan dan kesulitan makan.
  8. Mual dan muntah.
  9. Nyeri dada dan nyeri perut, terutama saat batuk dan bernapas dalam.
  10. Berkeringat atau kedinginan.

Penyebab pneumonia

Infeksi pneumonia menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada paru-paru serta produksi cairan di dalamnya. Pada bayi, paru-paru yang terkena pneumonia bisa membengkak dan mengeluarkan cairan, menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas.

Banyak jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Bakteri umumnya menjadi penyebab pneumonia pada orang dewasa, sedangkan virus lebih sering terkait dengan pneumonia pada anak usia sekolah.

Bakteri yang sering menjadi penyebab pneumonia pada orang dewasa adalah streptococcus pneumoniae, sedangkan virus seperti virus influenza atau virus respiratori sincisial (RSV) sering kali menjadi penyebab pneumonia pada anak-anak. Mengutip Healthline berikut ini merupakan penyebab dari pneumonia. 

1. Pneumonia bakteri

Pneumonia bakteri sering disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, dengan Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab paling umum. Namun, bakteri lain seperti Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Legionella pneumophila juga dapat menyebabkan infeksi paru-paru.

2. Pneumonia virus

Pneumonia virus dapat disebabkan oleh berbagai macam virus pernapasan, termasuk influenza (flu), virus respiratori sincisial (RSV), dan virus parainfluenza manusia (HPIV). Gejalanya mungkin mirip dengan pneumonia bakteri, tetapi biasanya lebih ringan dan bisa sembuh tanpa pengobatan khusus dalam waktu 1-3 minggu.

3. Penumonia jamur

Meski lebih jarang pada pneumonia jamur, tetapi menjadi masalah serius terutama bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya jamur yang dapat menyebabkan pneumonia termasuk pneumocystis jirovecii, cryptococcus spp., dan histoplasma spp.

Penting untuk diingat bahwa faktor risiko lain, seperti keadaan kesehatan yang sudah ada sebelumnya, usia dan kekebalan tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi jenis mikroorganisme yang menyebabkan pneumonia. Oleh sebab itu, pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan penyebabnya, Bunda. 

Perawatan pneumonia pada bayi

Mengutip Healthline terdapat 4 metode untuk merawat bayi yang mengalami pneumonia. Simak selengkapnya, Bunda untuk mengobati Si Kecil.

1. Obat-obatan yang diresepkan

Pengobatan yang melalui resep dokter disesuaikan dengan penyebab dari gejala tersebut. Pneumonia bakteri sering diobati dengan antibiotik oral, yang dapat membantu memerangi infeksi dan mengurangi gejala.

Sangat penting untuk minum seluruh antibiotik yang diresepkan oleh dokter, bahkan jika gejalanya mulai mereda. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengobatan terlalu dini yang menyebabkan infeksi kembali muncul.

Pada pneumonia virus, antibiotik tidak efektif karena virus bukanlah targetnya. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antivirus tertentu, terutama jika ada risiko komplikasi atau jika pasien termasuk dalam kelompok risiko tertentu.

Sebagian besar pneumonia virus sembuh dengan sendirinya dengan perawatan di rumah yang mencakup istirahat yang cukup, hidrasi, dan perawatan suportif lainnya. Sedangkan pengobatan untuk pneumonia jamur dengan pengobatan antijamur akan diresepkan oleh dokter. Obat ini harus diminum sesuai petunjuk dokter dan mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk menghilangkan infeksi sepenuhnya.

2. Obat-obatan yang dijual bebas

Obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin) atau asetaminofen (Tylenol) dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan demam yang sering terjadi pada pneumonia. Penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan, serta memperhatikan kemungkinan interaksi dengan obat lain yang dikonsumsi.

Dokter juga mungkin meresepkan obat batuk untuk membantu menenangkan batuk sagar Si Kecil bisa beristirahat. Penggunaan obat batuk harus sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh digunakan secara berlebihan.

3. Pengobatan rumah

Pengobatan rumahan yang dapat membantu meringankan gejala pneumonia, meski tidak sepenuhnya mengobatinya. Berkumur dengan air garam atau minum teh peppermint dapat membantu meredakan batuk yang merupakan salah satu gejala pneumonia. Kompres dingin juga dapat membantu meredakan demam, sedangkan minum air hangat atau menikmati semangkuk sup hangat dapat membantu mengatasi rasa kedinginan.

Selain itu, istirahat yang cukup dan konsumsi cairan yang memadai juga sangat penting untuk membantu pemulihan dari pneumonia. Istirahat yang cukup membantu tubuh memfokuskan energi untuk melawan infeksi, sementara minum banyak cairan membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan memperlancar proses penyembuhan.

Walaupun pengobatan rumahan dapat memberikan bantuan dalam meringankan gejala, sangat penting untuk tetap mengikuti rencana pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter. Minumlah obat yang diresepkan sesuai petunjuk dokter, bahkan jika gejala Si Kecil mulai mereda.

Hal ini perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa infeksi benar-benar diatasi dan mencegah kemungkinan kekambuhan pneumonia di masa depan.

4. Rawat inap

Perawatan di rumah sakit biasanya disesuaikan dengan kebutuhan individu dan tingkat keparahan pneumonia. Penting untuk mempercayai tim medis dan mengikuti instruksi mereka dengan cermat untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Di rumah sakit, tim medis dapat memberikan perawatan yang intensif dan memantau kondisi Si Kecil dengan cermat. Hal ini termasuk memantau detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan secara teratur. Jika diperlukan, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik yang disuntikkan langsung ke pembuluh darah untuk membantu memerangi infeksi dengan lebih cepat dan efektif.

Selain itu, terapi pernapasan juga dapat diberikan, melibatkan pemberian obat-obatan tertentu secara langsung ke paru-paru melalui nebulizer atau metode lainnya. Dokter juga mungkin akan memberi Si Kecil latihan pernapasan untuk membantu memaksimalkan oksigenasi tubuh.

Jika kadar oksigen dalam darah anak rendah, terapi oksigen mungkin diperlukan. Ini dapat diberikan melalui selang hidung, masker wajah, atau ventilator, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. 

Demikian ulasan tentang ciri-ciri bayi yang terkena pneumonia dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
 

 

 

 

 

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Simak Bun, Begini Cara Bedakan Flu Biasa dan Pneumonia pada Anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bunda yang Keguguran juga Bisa Alami Postpartum Depression, Simak Gejala & Cara Mengatasinya

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK