Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali 2 Gejala Pneumonia pada Anak dan Cara Bedakan dengan Sesak Napas Biasa

dr. Yulia Lukita Dewanti, M.Ked(Ped), SpA   |   HaiBunda

Selasa, 07 Dec 2021 13:46 WIB

Dokter Sisipan
dr. Yulia Lukita Dewanti, M.Ked(Ped), Sp.A
dr. Yulia Lukita Dewanti, M.Ked(Ped), SpA ialah dokter spesialis anak dan konselor laktasi yang berpraktik di RS Sari Asih Serang. Jadwal praktik: Senin s/d Jumat 18.30-19.30, Sabtu 14.00-17.00
pneumonia
Ilustrasi anak terkena pneumonia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Sladic

Pneumonia bisa terjadi pada siapa pun, termasuk pada anak-anak. Setidaknya, penyakit ini menyebabkan kematian 4 juta anak per tahun dan sepertiga dari seluruh kematian anak di negara berkembang, Bunda.

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Penyakit sistem pernapasan ini merupakan bagian dari infeksi respiratorik bawah akut.

Salah satu definisi klinis klasik pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak napas, demam, bunyi nafas ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada foto rontgen toraks.

Penyebab dan faktor risiko pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan virus, bakteri, atau jamur. Virus penyebab pneumonia adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV) atau virus influenza.

Sedangkan bakteri yang menjadi penyebab umum pneumonia adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenzae type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus).

Selain karena virus atau bakteri, pneumonia pada anak juga bisa terjadi karena adanya faktor risiko. Berikut 8 faktor risiko pneumonia pada anak:

  1. Sistem kekebalan tubuh anak lemah
  2. Tidak mendapatkan ASI
  3. Malnutrisi atau kurang gizi
  4. Terkena infeksi tertentu, seperti HIV dan campak
  5. Imunisasi tidak lengkap atau tidak mendapatkan vaksin pneumonia
  6. Bayi prematur
  7. Anak dengan masalah kesehatan kronis, seperti asma atau fibrosis kistik
  8. Masalah pada organ paru-paru atau sistem pernapasan

Gejala pneumonia pada anak

Gejala pneumonia pada anak tidak terlalu khas seperti penyakit infeksi lainnya, yakni demam, menggigil, nyeri kepala, resah, dan gelisah. Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan gastrointestinal, seperti muntah, kembung, diare, atau sakit perut.

Pada anak yang mengalami pneumonia, frekuensi nafas akan naik 10 persen setiap kenaikan 1 derajat celcius di atas 38 derajat celsius.

Gejala pada sakit paru dapat timbul setelah beberapa saat proses infeksi berlangsung. Setelah gejala tadi, anak dengan pneumonia dapat mengalami gejala berikut:

1. Batuk dan pilek

Batuk umumnya dijumpai pada anak yang lebih besar. Pada neonatus atau bayi baru lahir bisa tanpa disertai batuk.

2. Sesak napas

Pada anak yang mengalami pneumonia, akan mengalami sesak napas. Berbeda dengan sesak napas biasanya karena akan memiliki ciri yang lebih khas, Bunda.

Gejala sesak napas dapat ditandai dengan hidung kembang kempis, napas tersengal-sengal, adanya tarikan otot tambahan napas yang berat, sampai timbul apnea atau henti napas. Gejala sesak napas menjadi pembeda tanda pneumonia dengan flu biasa.

Pada kasus pneumonia yang berat, anak dapat mengalami sesak napas berat sampai gagal napas.

Bagaimana cara menangani anak yang mengalami pneumonia, simak di halaman selanjutnya!

Bunda juga bisa menyimak penjelasan mengenai sesak napas dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PENANGANAN PNEUMONIA ANAK DAN CARA MENCEGAHNYA

An ethnic girl with asthma is at a doctor's appointment. She is seated next to her African American doctor. The child is using a puffer. The doctor is watching and advising how to use the device properly.

Ilustrasi anak terkena pneumonia/Foto: iStock

Penanganan pneumonia pada anak

Pneumonia pada anak dapat diobati dengan pemberian antibiotik, Bunda. Jika anak mengalami sesak napas, maka harus segera dibawa ke dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat pola pernapasan anak dan mendengarkan apakah ada suara abnormal dari paru-parunya. Selain itu, anak akan menjalani tes oksimetri untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah.

Pemeriksaan lainnya adalah X-Ray atau CT scan pada bagian dada, melakukan tes darah, dan mungkin menjalani bronkoskopi untuk melihat ke dalam saluran udara pada paru-parunya.

Bila diperlukan, anak bisa diberikan oksigen untuk membantunya bernapas. Jika ada sesak berat, maka Si Kecil akan dianjurkan untuk dirawat guna mencegah dehidrasi dan pemberian obat yang lebih mudah.

Mencegah pneumonia pada anak

Untuk mencegah terjadinya pneumonia, anak perlu menjalani pola hidup sehat dan Bunda perlu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar. Agar tak terjadi kekambuhan, kita pun perlu melindungi anak dari orang yang sedang batuk atau pilek.

Biasakan anak memakai masker atau menutup hidung ketika dekat dengan orang yang sedang sakit. Jangan lupa untuk selalu cuci tangan dan mendapatkan imunisasi vaksin influenza yang bisa dimulai dari usia 6 bulan dan PCV (pneumococcal conjugate vaccine) dari usia 2 bulan.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda