PARENTING
7 Ciri Anak Hiperaktif Usia 2 Tahun, Ketahui Penyebab dan Penanganan yang Tepat
Kinan | HaiBunda
Selasa, 16 Apr 2024 19:16 WIBAnak yang tidak bisa diam, sulit fokus, dan seperti tidak mengenal bahaya sering kali langsung dianggap nakal. Padahal bisa jadi ia memiliki kondisi hiperaktif dan mungkin memerlukan penanganan berupa terapi. Seperti apa ciri anak hiperaktif usia 2 tahun?
Dikutip dari Very Well Family, hiperaktif adalah istilah yang menggambarkan saat seorang anak terlalu sering bergerak, berbicara, gelisah, dan menyela. Saat bermain, anak hiperaktif juga biasanya terlihat lebih sering berlari, melompat, dan memanjat dibandingkan dengan teman sebayanya.
Punya ciri anak hiperaktif, sudah pasti ADHD?
Ciri anak hiperaktif memang beragam, tapi kondisi ini sering dikaitkan dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Padahal hiperaktif juga bisa disebabkan oleh banyak hal lain, termasuk masalah psikis atau perilaku.
Dikutip dari Medical News Today, gejala ADHD pada anak di bawah usia 4 tahun mungkin sulit diketahui. Ini karena rentang perhatian yang pendek, impulsif, tantrum, dan aktivitas tingkat tinggi sangat umum terjadi pada tahap perkembangan usia ini.
Banyak anak usia 2 tahun yang mengalami 'masa-masa sulit' dengan ciri anak hiperaktif, tapi belum tentu pasti karena ADHD.
Jika terdapat ciri anak hiperaktif tetapi masih bisa fokus pada waktu tertentu, misalnya saat membaca cerita, melihat buku gambar, atau duduk bermain puzzle, maka kemungkinan besar ini bukan karena ADHD.
Anak-anak dengan ADHD seringkali tidak mampu melakukan hal-hal tersebut. Mereka mungkin menunjukkan perilaku ekstrem terkait aktivitasnya. Untuk diagnosis ADHD, seorang anak harus menunjukkan perilaku ini setidaknya selama 6 bulan di lebih dari satu tempat, seperti di rumah dan di taman kanak-kanak.
Ciri-ciri anak hiperaktif
Perilaku hiperaktif biasanya mencakup perilaku yang terus bergerak, mudah teralihkan, impulsif, tidak fokus, dan, dalam beberapa kasus juga dapat menjadi agresif atau justru sangat asertif.
Namun, perilaku ini sering kali hanya menjadi masalah pada situasi tertentu dan tidak pada situasi lain. Pada anak-anak, karakteristik dan gejala hiperaktif umumnya ditunjukkan dengan:
1. Sulit fokus
Ciri anak hiperaktif yang pertama yakni kesulitan untuk mempertahankan atensi dan mudah teralihkan. Saat mengerjakan sesuatu, anak mudah terdistraksi oleh hal-hal di sekitarnya, sehingga sulit untuk fokus pada satu aktivitas.
2. Bersifat impulsif
Anak bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti mengambil mainan orang lain tanpa izin atau berlari ke jalan tanpa melihat kanan kiri.
3. Tidak mengenal bahaya
Ciri anak hiperaktif berikutnya yakni tidak memiliki rasa takut akan bahaya, sehingga sering melakukan tindakan yang berisiko.
4. Terhambatnya perkembangan motorik dan bahasa
Anak hiperaktif mungkin mengalami kesulitan dalam koordinasi tubuh dan berbicara.
5. Impulsif
Karena pergerakan tubuh dan energinya besar, anak hiperaktif umumnya juga ingin melakukan sesuatu dengan cepat dan tidak sabar menunggu giliran. Mereka sering kesulitan saat antre atau menunggu pembicaraan selesai.
6. Selalu gelisah
Anak tidak bisa duduk diam dan selalu bergerak, seperti menggoyang-goyangkan kaki atau tangan. Mereka juga kesulitan untuk duduk tenang, termasuk saat berada di tempat umum.
7. Sulit beradaptasi dengan orang baru
Anak yang hiperaktif juga cenderung lebih sulit untuk beradaptasi dengan orang baru, sehingga mereka lebih memilih bermain sendiri.
Penyebab anak hiperaktif
Selain karena ADHD, kondisi lain juga bisa menjadi penyebab hiperaktif termasuk seperti autisme, gangguan otak, gangguan sistem saraf pusat, gangguan emosional, dan hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif).
Dalam beberapa kasus, penyebab hiperaktif pada anak mungkin hanya karena kelebihan energi yang perlu disalurkan dengan lebih tepat. Misalnya dengan bermain di playground. Beberapa penyebab anak hiperaktif di antaranya:
1. Stres
Baik itu stres jangka pendek atau panjang, anak-anak sering kali menjadi hiperaktif ketika mereka mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, baik positif maupun negatif.
Misalnya seperti saat baru memiliki adik atau pindah rumah. Anak mengalihkan rasa cemasnya dengan menjadi lebih aktif bergerak.
2. Masalah emosional atau mental
Masalah emosional sering kali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Seorang anak dengan gangguan kecemasan mungkin kesulitan untuk duduk diam.
Untuk kondisi ini, akan jauh lebih baik jika anak diperiksa oleh profesional seperti dokter tumbuh kembang atau psikolog klinis.
3. Kurang aktivitas fisik
Tanpa aktivitas fisik yang cukup, anak biasanya akan lebih sulit untuk mempertahankan atensi dan fokus duduk tenang.
Jadi sebisa mungkin, ajak anak untuk melakukan kegiatan di luar rumah setiap hari. Misalnya seperti bermain di taman, bersepeda, atau sekadar jalan-jalan sore.
Penanganan anak hiperaktif
Penanganan anak hiperaktif akan bergantung pada masing-masing penyebabnya. Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat membantu jika terdapat kondisi fisik yang mendasarinya.
Dalam kasus lain, terapi perilaku atau kognitif juga mungkin perlu jika hiperaktif disebabkan oleh kondisi kesehatan mental.
Jika hiperaktif disebabkan oleh ADHD
ADHD pada anak-anak biasanya ditangani melalui kombinasi obat-obatan tertentu, terapi perilaku, dan kognitif.
Jika hiperaktif disebabkan oleh non-ADHD
Apabila hiperaktif disebabkan oleh hal lain selain ADHD, maka anak perlu diajak berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau profesional lainnya.
Pada anak autisme, pengobatan dengan stimulan biasanya tidak diterapkan karena banyak perilaku 'hiperaktif' yang sebenarnya adalah cara mereka menenangkan diri.
Demikian ulasan tentang ciri anak hiperaktif, serta penyebab dan penanganan yang tepat. Segera konsultasi ke profesional jika anak memiliki perilaku hiperaktif yang sudah mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
BundaTalks: Bagi Peran Orang Tua Mendidik Anak Perempuan & Laki-laki Secara Islami
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
6 Karakteristik Anak Hiperaktif, Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya
Ciri-Ciri Anak ADHD di Usia 4 Tahun yang Jarang Disadari Orang Tua
9 Penyebab Anak Aktif dan Tidak Bisa Diam, Bunda Perlu Tahu
Simak 5 Cara Mengatasi Anak Hiperaktif, Apa Bedanya dengan ADHD?
TERPOPULER
Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya
Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?
Simak Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2026
Resep Apple Mini Cinnamon Cake, Kue Mungil Teman Kopi dan Teh ala Kafe
7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Glitter Terbaik untuk Makeup Korean Look
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua
Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?
30 Soal Cerita Pecahan Kelas 5 Matematika dan Kunci Jawabannya
Potret Gavin Anak Fenita Arie yang Kuliah di ITB, Wajahnya Mulai Curi Perhatian Bun
7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Lirik Lagu SEDASA - Bilal Indrajaya
-
Beautynesia
Ingin Anak Mendengarkan Orangtua dalam Waktu Kurang dari 5 Detik? Coba Terapkan 5 Strategi Ini
-
Female Daily
5 Tips Biar Nggak Gampang Masuk Angin di Musim Hujan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Seksi Moon Ga Young Kenakan Bralette Hitam di Milan Fashion Week
-
Mommies Daily
‘Petik Mangga’, Bukan Sekadar Foreplay dan Bikin Orgasme Memuncak!