
parenting
3 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik yang Membuat Anak Jadi Agresif Menurut Pakar
HaiBunda
Sabtu, 27 Apr 2024 16:24 WIB

Daftar Isi
Anak tidak dilahirkan dengan keterampilan sosial, sehingga orang tua berperan sebagai agen utama dalam pembentukan karakter dan pendidikan bermasyarakat di lingkungan sekitar. Namun, beberapa didikan dari kedua orang tua pastinya kesalahan yang membuat Si Kecil menjadi agresif dan nakal.
Kesalahan orang tua dalam mendidik bisa memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua adalah tidak konsisten dalam memberikan batasan dan konsekuensi.
Tak jarang perilaku ini dapat membingungkan anak tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak, sehingga tujuan untuk mendisiplinkan anak berdampak buruk terhadap karakternya. Seorang praktisi perawat psikiatri yang berspesialisasi dalam konseling keluarga dan orang tua, Linda Pearson menjelaskan konsistensi dalam menerapkan kedisiplinan untuk anak sangat penting.
"Kunci untuk menjadikan disiplin efektif adalah konsistensi dan tindak lanjut dengan konsekuensi yang sesuai dengan usia jika mereka melanggar aturan. Taktik disiplin yang telah terbukti ini adalah tentang menjadi bos yang baik," ujar Linda yang berbasis di Denver, Amerika Serikat seperti dikutip dari Parents, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, model perilaku yang tidak sesuai dari orang tua juga bisa mempengaruhi perilaku anak. Si Kecil cenderung meniru perilaku yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya, termasuk orang tua. Ketika orang tua menunjukkan perilaku agresif atau kurangnya kontrol emosi, anak dapat meniru perilaku tersebut dan mengalami kesulitan dalam mengatur emosi.
Memberikan keteladanan yang baik, komunikasi yang terbuka, serta batasan dan konsekuensi yang konsisten, orang tua membantu mendorong perkembangan Si Kecil yang sehat secara emosional dan perilaku yang positif.
Dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anak, sangat penting bagi orang tua untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan mengadopsi pendekatan yang positif dan terarah dalam mendidik anak.
Kesalahan orang tua dalam mendidik yang membuat anak menjadi agresif dan nakal
Menilik dari laman Fatherly terdapat tiga kesalahan orang tua dalam mendidik yang membuat anak menjadi agresif dan nakal menurut pakar:
1. Terlalu tergesa-gesa saat anak agresif
Pertikaian dengan saudara sering kali menjadi momen tegang di dalam keluarga. Perasaan tidak adil atau dirugikan dapat menyulut amarah pada anak-anak, hingga berujung pada kekerasan fisik.
Reaksi cepat dari orang tua, sering kali dalam bentuk hukuman atau konsekuensi, tampak sebagai solusi instan untuk mengembalikan ketertiban. Namun, hal ini hanya menekan gejolak dan tidak mengatasi akar masalahnya.
Seorang psikolog klinis, Anjaili Ferguson, Ph.D., mengatakan interaksi seperti ini pada akhirnya akan membebani hubungan orang tua dan anak seiring berjalannya waktu. Penting untuk diperhatikan jika anak berperilaku agresif biasanya untuk mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.
"Semakin seorang anak merasa tidak didengar, tidak terlihat, atau tidak terhubung, semakin besar kemungkinan mereka menggunakan perilaku yang lebih besar seperti agresi untuk mendapatkan koneksi yang mereka inginkan," ujar Ferguson seperti dikutip dari Fatherly.
Menghadapi situasi seperti ini, Bunda perlu memahami bahwa penegakan aturan yang tegas saja tidak akan mengubah perilaku anak secara mendalam. Tindakan seperti memberikan hukuman akan mendapatkan hasil sementara, tetapi tidak akan memberikan pemahaman kepada anak tentang kesalahan mereka atau cara yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik.
Sebagai gantinya, Bunda bisa memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang keterampilan komunikasi yang sehat dan menyelesaikan konflik dengan damai. Bunda juga dapat meminta anak-anak untuk duduk bersama dan berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau disalahkan.
2. Memberikan hukuman yang terlalu keras
Taktik disiplin yang otoriter dan menggunakan bahasa kasar sering kali dipilih oleh beberapa orang tua dalam usaha untuk mengendalikan perilaku anak sesuai keinginan mereka. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak efektif dalam jangka panjang dan meningkatkan tingkat agresi pada anak.
Studi penelitian menemukan bahwa tindakan keras dari orang tua cenderung meningkatkan perilaku nakal dan agresif pada anak. Hal ini menciptakan spiral negatif di mana semakin keras orang tua bertindak, semakin bertambah pula tingkat agresi anak.
Dalam jangka panjang, strategi disiplin yang keras tidak hanya merugikan anak secara emosional, tetapi juga merusak hubungan orang tua dengan Si Kecil. Anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana kekerasan fisik atau bahasa kasar dianggap sebagai cara yang dapat diterima untuk mengubah perilaku cenderung mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati dengan orang lain di kemudian hari.
"Jika seorang pengasuh konsisten, baik hati, dan penuh hormat dalam pendekatan disiplinnya, hal ini akan memberi anak kesempatan untuk belajar lebih baik dari masa-masa sulit, dengan mengetahui bahwa orang tuanya adalah orang yang selalu mendukung mereka melalui emosi yang menantang ini,” tutur Ferguson.
Melalui penerapan tersebut, Bunda dan Ayah dapat menciptakan hubungan baik dengan anak.
3. Mengabaikan peran impulsif
![]() |
Kondisi ADHD sering dikaitkan dengan gejala kegelisahan dan hiperaktif. Namun, Bunda disarankan untuk tidak mengabaikan hubungannya dengan masalah pengendalian impuls ketika membahas perilaku agresif pada anak.
Bagi anak-anak yang mengidap ADHD atau memiliki masalah dalam mengendalikan impuls cenderung melebihi batasan fisik, terutama jika mereka mengalami kesulitan dalam mengatur diri mereka sendiri terkait penggunaan kekerasan.
Menurut Ferguson, jika orang tua melihat perilaku agresif yang terkait dengan masalah pengendalian impuls sebagai masalah perilaku semata, hal ini dapat mengakibatkan respon yang kurang efektif terhadap koreksi atau disiplin. Biasanya, perilaku agresif yang disebabkan oleh masalah pengendalian impuls cenderung bersifat reaktif.
Misalnya saat anak merespons secara kasar setelah terlibat dalam konflik di sekolah atau merespons secara berlebihan dalam situasi konflik dengan saudara. Dalam menangani kasus seperti ini, langkah pertama adalah mengatasi masalah pengendalian impuls itu sendiri.
Memberikan dukungan dan strategi yang tepat, Si Kecil dapat belajar untuk mengelola impuls mereka sehingga memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan tanggapan yang lebih tepat dalam situasi yang menantang. Hal ini melibatkan pendekatan yang lebih holistik dalam mendukung perkembangan anak dan melibatkan intervensi klinis guna dukungan pendidikan dan pembinaan keterampilan sosial, Bunda.
Cara mendidik anak baik tanpa menghukum
Mengutip dari laman CNBC Make It, menjaga batasan tanpa menghukum melibatkan komunikasi terbuka dan jujur dengan anak kemudian membantu mereka memahami mengapa perilaku mereka tidak dapat diterima. Namun, Bunda dan Ayah juga perlu memilih kata-kata dengan hati-hati dan menggunakan pendekatan yang penuh empati dalam berkomunikasi.
Sebagai contoh, ketika Si Kecil meninggalkan tumpukan mainan yang berantakan di lantai ruang tamu setelah diberi izin untuk bermain dengannya, Bunda dapat memilih pendekatan yang mendukung pembelajaran anak. Bunda bisa menjelaskan pada anak bahwa ketika mereka menggunakan mainan, mereka juga bertanggung jawab untuk membersihkannya setelah selesai. Melalui cara ini, Si Kecil dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka tanpa merasa dihukum.
Di sisi lain, orang tua dapat menggunakan momen tersebut sebagai kesempatan untuk melibatkan anak dalam proses pemecahan masalah. Bunda dapat bertanya kepada anak bagaimana mereka bisa membersihkan mainan mereka dengan cara yang efektif dan menyenangkan.
Hal tersebut tak hanya membantu anak merasa lebih terlibat dalam proses, tetapi juga memperkuat keterampilan pemecahan masalah dan tanggung jawab mereka.
Melalui pendekatan yang positif dan berorientasi pada pembelajaran, Bunda dapat menjaga batasan tanpa menghukum anak-anak mereka. Metode ini memungkinkan anak untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa ditindas, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung untuk pertumbuhan serta perkembangan mereka.
Demikian ulasan tentang kesalahan orang tua dalam mendidik yang membuat anak menjadi agresif dan nakal. Semoga bermanfaat dan Si Kecil menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Pola Asuh yang Sebaiknya Diterapkan Sejak Dini ke Anak, Baca hingga Makan Bersama

Parenting
Daur Hidup Lalat dari Telur hingga Pupa, Yuk Ajak Si Kecil Mempelajarinya

Parenting
7 Tips Mengasuh Anak Generasi Alpha , Kuncinya Good Enough Parenting

Parenting
Bun, Ini 5 Fungsi Rangka Manusia yang Bisa dengan Mudah Dijelaskan ke Anak

Parenting
Berapa Usia Ideal Anak Masuk TK A? Bunda Perlu Tahu Nih


7 Foto
Parenting
7 Potret Ayah Seleb Mengantar Anak Sekolah, Ada yang Manfaatkan Buat Curhat
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda