PARENTING
Mengenal Warna Feses Bayi Diare dan Ciri yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
ZAHARA ARRAHMA | HaiBunda
Minggu, 12 May 2024 18:01 WIBPenyakit diare tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, bayi pun sangat rentan terhadap penyakit ini. Bayi berusia 0–6 bulan belum memiliki sistem pencernaan yang begitu sempurna, sehingga ia akan mudah terjangkit penyakit, seperti diare salah satunya.
Di Indonesia sendiri, diare patut diwaspadai karena termasuk penyakit yang menyebabkan angka kematian tinggi pada bayi. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi diare pada bayi.
Penyebab diare pada bayi dapat dikenali dari warna feses yang dikeluarkan. Hal ini menjadi langkah awal bagi Bunda dalam mengidentifikasi apakah Si Kecil terkena diare atau tidak.
Mengenal warna feses bayi diare
Mengenali warna feses bayi saat mengalami diare merupakan hal penting bagi orang tua untuk memahami kondisi kesehatan bayi dengan lebih baik. Feses bayi yang mengalami diare seringkali memiliki warna yang berbeda dari feses normal.
Beragam warna kotoran yang dikeluarkan Si Kecil dapat menandakan kondisi dari sistem pencernaannya. Feses bayi yang mengalami diare biasanya memiliki warna yang memberikan penyebab dan tingkat keparahannya.
Warna feses yang umum terjadi pada bayi yang mengalami diare bisa berwarna hijau, kuning yang sangat terang atau pucat, serta coklat yang sangat cair.
10 Warna feses bayi dan artinya untuk kesehatan si kecil
Warna feses bayi tentunya sangat bervariasi sejak ia lahir hingga beberapa bulan kehidupannya. Warna dari kotoran bayi ini dapat membantu dalam memberikan pemahaman terhadap kondisi kesehatan Si Kecil.
Ada beberapa warna feses yang dapat menandakan apakah kesehatan bayi termasuk sehat atau tidak. Mengutip dari Parents, berikut adalah 10 warna feses bayi beserta artinya dalam pemahaman kesehatan:
1. Hitam kehijauan
Ketika bayi pertama kali buang air besar, maka feses yang dihasilkan akan berupa kotoran bertekstur lengket berwarna hitam kehijauan. Kotoran ini kerap disebut dengan istilah mekonium atau feses pertama bayi.
Mekonium adalah campuran dari cairan ketuban, empedu, serta sekresi dari kelenjar usus bayi. Umumnya, mekonium tidak akan mengeluarkan bau busuk, tetapi ia akan lebih sulit untuk dibersihkan.
Feses ini biasanya dikeluarkan bayi dalam waktu dua hingga empat hari dari ia lahir. Kemudian, warna feses ini akan bertransisi menjadi hijau tua agak kecoklatan dan tetap bertekstur lengket, karena itu adalah hasil campuran dari mekonium dan ASI yang bayi konsumsi.
Apabila, bayi tidak buang air besar dalam jangka waktu di atas, maka Bunda wajib waspada dan bertanya pada dokter. Sebab kondisi tersebut dapat mengindikasikan adanya penyumbatan pada usus bayi.
2. Kuning
Selanjutnya pada usia di akhir minggu pertama, bayi akan mengeluarkan feses berwarna kuning cerah yang pekat, bertekstur encer, dan terkadang berbau busuk. Ini adalah hasil dari sisa ASI yang tidak tercerna oleh bayi dan empedu dari hati, sehingga akan muncul bintik-bintik kecil di dalam kotoran tersebut. Bunda tak perlu khawatir, feses berwarna kuning menunjukkan kondisi bayi yang sehat.
3. Kuning kecoklatan
Apabila bayi sudah mengonsumsi susu formula atau ASI dengan campuran susu formula, maka ia akan mengeluarkan feses yang berwarna kuning kecoklatan dengan tekstur yang lebih keras dan tebal. Tekstur ini mirip dengan selai kacang. Warna dari feses ini masih termasuk dalam jenis normal dan menandakan kondisi bayi sehat.
4. Coklat
Nah, jika Si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan padat, maka warna fesesnya pun akan berubah menjadi cokelat. Kemudian jenis feses ini sangat bau, sebab adanya bakteri yang ikut masuk dalam tubuh dan hinggap di ususnya. Feses ini juga disertai adanya potongan makanan yang tak tercerna oleh bayi.
5. Hijau kecoklatan
Ketika bayi mengeluarkan kotoran dengan tekstur encer berlendir disertai warna hijau kecoklatan, mini menjadi tanda adanya gangguan dari tubuh Si Kecil, Bunda.
Kondisi ini menandakan bayi mengalami diare. Umumnya, masalah diare ini dikarenakan adanya infeksi dari bakteri atau alergi dari suatu bahan makanan yang dikonsumsinya. Penyebab lain seperti lambatnya pencernaan juga bisa menjadi faktor feses bayi berwarna hijau.
6. Coklat tua dengan tekstur yang keras
Bayi yang mengalami sembelit cenderung menghasilkan kotoran berwarna coklat tua atau hitam. Feses ini akan bertekstur tebal dan keras, menyerupai pelet kecil, kelereng, atau batang kayu. Hal ini dapat terjadi ketika cairan dan serat tidak terserap dengan baik, sering kali karena alergi protein susu atau intoleransi makanan.
7. Hijau
Kotoran berwarna hijau seringkali menjadi tanda dari infeksi bakteri, sayuran yang tidak tercerna, dan makanan atau suplemen yang kaya zat besi juga dapat membuat kotoran bayi tampak hijau. Pada bayi yang diberi ASI, feses berwarna hijau berbusa juga dapat menandakan ketidakseimbangan asupan nutrisi dari susu.
8. Merah
Feses bayi berwarna merah biasanya disebabkan oleh darah yang ada di dalamnya. Jika Si Kecil memiliki kondisi demikian, sebaiknya Bunda segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Feses berwarna merah dengan darah menjadi tanda ada masalah kesehatan tertentu. Ada kemungkinan bayi telah menelan darah saat menyusu di puting susu Bunda yang mungkin sedang luka, pecah-pecah, dan berdarah.
9. Merah tua kehitaman
Ketika Bunda melihat bahwa feses dari Si Kecil berwarna merah tua kehitaman, maka segera datangi dokter untuk pemeriksaan. Sebab kondisi ini dapat menandakan adanya pendarahan gastrointestinal, yaitu pendarahan pada saluran pencernaannya.
10. Abu-abu atau putih
Feses bayi yang berwarna putih atau abu-abu seperti kapur sebenarnya jarang terjadi, tetapi tetap perlu diwaspadai oleh para orang tua. Warna dari feses ini menunjukkan adanya masalah pada organ hati, hasil empedu yang rendah, atau kurangnya malabsorbsi nutrisi.
8 Ciri bayi diare yang harus orangtua waspadai
Mengetahui tanda-tanda bayi terkena diare adalah keharusan yang orang tua perlu waspadai. Ini adalah langkah penting dalam merawat kesehatan Si Kecil. Merangkum dari laman Hello Doctor dan sumber lainnya, berikut adalah delapan ciri-ciri dari bayi yang terkena diare:
1. Frekuensi BAB yang meningkat
Tanda pertama yang paling khas dari diare pada bayi adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya.
Menurut Seattle Children’s Hospital, frekuensi buang air besar yang normal untuk bayi yang mengonsumsi ASI adalah enam kali sehari. Sementara itu, bayi yang diberi susu formula akan buang air besar hingga 8 kali sehari pada minggu pertama.
Bayi baru lahir cenderung sering buang air. Namun, jika frekuensinya melebihi batas normal yang telah disebutkan di atas, hal ini menunjukkan gejala dari bayi diare.
Kemudian, memasuki usia dua bulan, frekuensi buang air besar umumnya akan berkurang. Bayi usia dua bulan ke atas yang mendapatkan ASI biasanya akan buang air kecil tiga kali sehari. Lalu, bayi yang diberi susu formula biasanya akan buang air 1–2 kali sehari.
Nah, apabila Bunda mengamati kebiasaan buang air besar bayi menjadi lebih sering dari biasanya, maka ada kemungkinan Si Kecil mengalami diare.
2. Feses berair dan berbau busuk
Selain buang air besar yang lebih sering, ciri-ciri bayi diare lainnya yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan warna feses bayi.
Feses bayi yang sehat dan minum ASI akan lembut dan berwarna kekuningan. Sementara itu, feses bayi yang minum susu formula lebih padat dan berwarna cokelat.
Jika Bunda melihat bentuk dan warna feses Si Kecil berubah secara drastis, ini bisa jadi merupakan tanda diare pada bayi. Feses bayi yang mengalami diare umumnya akan lebih cair dengan bau busuk yang lebih menyengat. Terkadang, diare juga dapat membuat bayi mengeluarkan feses berlendir.
3. Demam
Demam merupakan salah satu respon tubuh yang menandakan bahwa sistem kekebalannya sedang berupaya melawan infeksi dari bakteri. Saat bayi terkena diare, suhu tubuhnya akan mengalami peningkatan daripada biasanya.
Apabila suhu tubuh tersebut tidak kunjung turun, risiko bayi terkena dehidrasi akan meningkat. Kondisi diare yang disertai demam akan memperburuk keadaan Si Kecil.
4. Perut bayi sering berbunyi keras
Salah satu ciri-ciri bayi yang terkena diare yang bisa Bunda kenali dengan cepat adalah suara perutnya. Dalam kondisi normal, bayi yang sehat memang terkadang mengeluarkan suara keroncongan dari perutnya.
Bunyi perut bayi yang keroncongan merupakan reaksi normal yang berasal dari kontraksi usus saat mencerna makanan. Namun, suara perut yang terdengar tidak beraturan dan lebih keras dari biasanya bisa menjadi tanda bayi diare. Kondisi ini terjadi sebab usus bayi yang terinfeksi.
5. Merasa mual muntah
Umumnya, saat tubuh bayi terkena diare, maka akan ada gejala lain yang menyertai seperti rasa mual ingin muntah. Hal ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang masuk ke dalam tubuh, sebagaimana dilansir dari Verywell Health.
6. Dehidrasi
Ketika bayi terkena diare, ia akan mengalami berbagai gejala, salah satunya adalah dehidrasi. Healthline mengatakan bahwa hal ini disebabkan berkurangnya cairan dalam tubuh secara drastis karena seringnya bayi buang air dalam satu hari.
Ciri satu ini tidak boleh dianggap remeh, ya, Bunda. Apabila diabaikan, dehidrasi dapat berdampak pada kondisi diare yang semakin buruk. Oleh karenanya, penting untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan bayi setiap saat.
7. Kehilangan nafsu makan
Mengutip dari Medical News Today, National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disorders (NIDDK) menyatakan bahwa bayi yang mengalami diare akan merasa kehilangan nafsu makan. Rasa mual yang dialami penderita diare tentunya akan berujung pada menurunnya nafsu makan, sehingga sulit untuk Si Kecil menerima asupan nutrisi selama terkena diare.
8. Mudah rewel
Bayi tentunya tidak bisa berkomunikasi dengan jelas bahwa ia sedang terkena diare. Namun, bayi akan memberikan kode berupa tangisan saat ia mengalami situasi yang tak nyaman.
Perlu diketahui bahwasanya suara tangisan bayi karena lapar atau mengantuk akan sangat berbeda dengan tangisan bayi yang kesakitan. Ia mungkin merasa kesakitan jika tiba-tiba menangis dengan kencang. Meskipun begitu, ada juga bayi sakit yang menangis pelan dengan suara yang lemah sebab ia kekurangan energi.
Nah, umumnya jika bayi tampak lemah dan mudah sekali rewel atau lebih rewel dari biasanya, ini bisa jadi merupakan salah satu tanda bahwa Si Kecil mengalami diare.
Penyebab diare pada bayi
Diare pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyebab berdasarkan tingkat keseriusannya. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, berikut adalah penyebab diare pada bayi:
1. Diare Ringan
Diare bayi tergolong dalam kategori ringan hanya akan berlangsung hanya beberapa hari. Umumnya, terjadi akibat faktor di bawah ini, Bunda:
a. Intoleransi laktosa
Sumber karbohidrat terpenting di dalam ASI dan susu formula adalah laktosa. Akan tetapi, tidak semua bayi memiliki toleransi atau mampu mencerna laktosa dengan baik.
Jika bayi memberikan reaksi tak wajar sehabis mengonsumsi susu, baik hewani maupun formula, maka dapat dipastikan ia memiliki intoleransi pada laktosa. Hal ini bisa berakibat pada kondisi diare.
b. Tidak cocok dengan susu formula
Diare pada bayi bisa disebabkan oleh adanya kandungan yang tidak cocok dari susu formula yang dikonsumsinya. Oleh sebab itu, Bunda mesti tahu apa saja zat tambahan yang terkandung di susu formula. Terkadang cara menyeduh susu formula pun bisa memicu diare pada bayi.
c. Alergi makanan
Pada usia 0 – 6 bulan, bayi belum memiliki sistem pencernaan yang begitu sempurna. Alhasil, ia akan cukup rentan terhadap beberapa kandungan di makanan yang dikonsumsinya. Alergi ini akan memicu gangguan pada sistem pencernaan dan berakibat pada diare yang diderita bayi.
d. Infeksi virus
Kasus diare yang menyerang bayi sebagian besar dipicu oleh adanya infeksi virus. Rotavirus adalah salah satu jenis virus yang paling sering menjadi penyebab infeksi yang berujung pada kondisi diare.
2. Diare Serius
Nah, apabila Si Kecil terus buang air besar selama berhari-hari dan tak kunjung sembuh disertai dengan naiknya suhu tubuh atau demam, bahkan darah pada fesesnya, maka Bunda perlu menganggap ini sesuatu yang serius. Sebab diare dengan gejala tersebut termasuk pada diare kronis.
Penyebab jenis diare ini terdiri dari:
a. Infeksi bakteri
Bakteri seperti Salmonella, E. coli atau Shigella dapat memicu diare yang cukup parah pada bayi. Umumnya, Si Kecil akan merasakan tanda-tanda seperti perut yang kram, demam, serta bercak darah pada feses. Hal tersebut disebabkan adanya infeksi bakteri terkait.
b. Infeksi parasit
Tak hanya virus maupun bakteri, parasit seperti Giardiasis juga dapat menjadi faktor penyebab diare serius pada bayi. Bahkan, diare satu ini bisa menular. Parasit ini akan mengganggu sistem pencernaan bayi sehingga feses yang dikeluarkan berupa cairan encer dan berlendir.
Dampak diare pada bayi
Diare dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan, seperti mineral di dalamnya. Kehilangan banyaknya cairan dari diare ini akan berdampak pada kondisi dehidrasi. Bayi dapat mengalami dehidrasi begitu cepat, bahkan dalam satu atau dua hari dari diare dimulai. Tentunya, kondisi ini sangat membahayakan kesehatan Si Kecil, terutama bayi yang baru lahir.
Dehidrasi akan berdampak pada kesehatan bayi lainnya, seperti mulut yang mengering, kulit yang menegang, hingga feses yang begitu bau.
Cara mengatasi diare pada bayi
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, penting bagi bayi untuk tetap mendapatkan cukup cairan dan nutrisi selama mengalami diare. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada bayi:
1. Pemberian ASI dan cairan elektrolit
Pada bayi diare yang berusia kurang dari enam bulan, Bunda bisa memberikannya asupan ASI yang lebih sering. Sebab, di dalam ASI terdapat kandungan nutrisi yang dapat menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama bayi sering BAB.
Kemudian, kandungan dari ASI juga terdapat antibodi yang berguna untuk menguatkan bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Selanjutnya, di usia lebih dari enam bulan, Bunda bisa memadukan pemberian ASI yang diselingi cairan rehidrasi oral, seperti oralit, tiap kali bayi BAB atau muntah.
2. Pemberian probiotik
Beberapa studi menyatakan bahwa memberikan probiotik dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan selama diare. Maka dari itu, Bunda bisa memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, saat ia terkena diare.
3. Memberikan suplemen zinc
Pemberian suplemen zinc diyakini dapat mengatasi diare pada balita. WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bayi yang menderita diare serius dapat mengonsumsi suplemen zinc selama 10–14 hari.
Dosis pemberiannya sekitar 10 mg per hari untuk bayi berusia di bawah enam bulan. Di sisi lain, balita dapat mengonsumsinya sebanyak 20 mg per hari. Untuk mendapatkan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar dengan hasil yang maksimal, Bunda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.
Apabila dari cara-cara di atas, penyakit diare yang diderita Si Kecil tidak lekas membaik, maka Bunda perlu segera memeriksakan ia ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Kapan harus ke dokter?
Orang tua wajib untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila melihat warna feses putih atau merah di popok Si Kecil yang terkena diare. Sebab dua warna tersebut seharusnya tidak boleh ditemukan di dalam popok bayi maupun pada orang dewasa.
Hubungi dokter apabila bayi terlalu sering buang air besar, yaitu lebih dari 10 kali dalam sehari. Apalagi jika kondisi bayi disertai gejala berikut ini yang disertai kondisi diare:
- kerap muntah
- ruam pada kulit
- demam
- berat badan menurun dan tak bertambah
- feses berwarna merah atau putih
Bunda, demikian penjelasan lengkap mengenai warna feses terkait diare pada bayi. Kondisi satu ini wajib menjadi hal yang diwaspadai oleh orang tua yang memiliki bayi. Sebab, di usia tersebut, Si Kecil adalah pihak yang begitu rentan terkena diare. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
Sebabkan Diare, Kenali Rotavirus dan Bahayanya Bagi Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
7 Cara Menghentikan Diare Tanpa Obat untuk Anak
9 Ciri dan Tanda Bayi Diare yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Rewel
Amankah Pemberian Oralit untuk Bayi saat Diare? Ini Kata Dokter
BAB Bayi Berwarna Hijau, Normalkah?
TERPOPULER
5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak
Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini
Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya
Kenangan Bubun Nitip ASI malah Jadi Basi
Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Bukan Putri Diana, Ternyata Ini Gaun Pengantin Termahal di Keluarga Kerajaan Inggris
Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%
Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini
Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya
Pemerintah Jadikan 18 Agustus 2025 Libur Nasional, Ajak Warga Lomba 17-an!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Potret Miris Pendidikan RI: Guru Emosi-Bangunan Sekolah Tak Layak
-
Beautynesia
Jadi Petani Muda, Simak Potret Kim Min Kyu yang Kembali Bintangi Drakor Baru
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Anak Raja Judi yang Nikahi Supermodel Dituduh Selingkuh dengan Kakak Beda Ibu
-
Mommies Daily
Baru di Minggu Ini untuk Anak, Koleksi Baru Sanrio hingga Pop-Up Store Marshmallow Hadir di Indonesia