Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

BAB Bayi Berwarna Hijau, Normalkah?

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Minggu, 02 Aug 2020 09:09 WIB

ibu ganti popok bayi
Bayi ganti popok/ Foto: thinkstock
Jakarta -

Beberapa Bunda mungkin akan panik saat melihat BAB atau kotoran bayi di popoknya berwarna hijau. Mereka bertanya-tanya apakah itu menandakan bahwa ada yang salah dengan pencernaan bayi?

Bunda, sebenarnya tak perlu khawatir jika menemukan kotoran si kecil berwarna hijau. Kotoran hijau pada bayi dan anak si bawah usia 1 tahun itu adalah normal, kok.

"Kotoran pertama bayi Anda yang baru lahir akan berwarna kehijauan dan tetap konsisten," kata Dr Linda Folden Palmer, D.C., penulis Baby Poop: What Your Pediatrician May Not Tell You, dikutip dari Parents.

BAB pertama bayi disebut mekonium, yang terdiri dari semua yang dicerna bayi selama di rahim, seperti cairan ketuban, empedu, dan sel-sel kulit mati, Bunda. Setelah beberapa hari, kotoran mulai berwarna hijau gelap, lalu berubah menjadi kuning mustard jika bayi menyusui atau kecokelatan jika mengonsumsi susu formula.

Palmer mencatat bahwa kotoran bayi bisa memiliki beberapa penampilan dan kotoran berwarna hijau sesekali pada bayi adalah sangat normal. Jika bayi makannya cukup dan kotoran berwarna hijau tidak muncul setiap kali Bunda mengganti popok maka tidak perlu memeriksakan buah hati ke dokter.

Lalu apa penyebab kotoran bayi berwarna hijau?

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan kotoran buah hati berwarna hijau, Bunda. Berikut ini beberapa penyebabnya:

Ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk

Foremilk adalah ASI yang keluar pada awal sesi menyusui dengan kandungan laktosa yang tinggi dan lemak rendah. Sedangkan hindmilk adalah ASI yang keluar saat sesi menyusui akan berakhir, di mana kandungan lemaknya dan kalorinya tinggi.

Jika bayi cenderung memiliki sesi menyusui pendek atau Bunda terlalu cepat mengganti sisi payudara lain saat menyusui, maka bayi mungkin mendapatkan lebih banyak foremilk daripada hindmilk. Nah, kalau foremilk terlalu banyak bisa menyebabkan buang air besar berwarna hijau dan berbusa.

Saat bayi tidak mendapatkan asupan susu yang tidak seimbang juga bisa menyebabkan kotorannya berubah menjadi hijau.

Penyakit

Jika kotoran berwarna hijau seperti diare atau berlendir, mungkin ada masalah di tubuh si kecil. "Kadang-kadang bayi mendapat reaksi stres atau bisa jadi itu disebabkan penyakit perut," ujarnya.

Kalau Bunda menyusui, pertahankan jadwal makan rutin karena ASI menyediakan antibodi yang bisa membantu memulihkan kondisi buah hati.

Nah Bunda, menurut Palmer, bayi baru lahir yang dirawat karena penyakit kuning dengan fototerapi juga bisa menyebabkan kotorannya berwarna hijau. Begitu juga ketika bayi dalam masa tumbuh gigi dan setelah divaksin.

Intoleransi makanan

Menurut Palmer, penyebab utama kotoran bayi berwarna hijau adalah intoleransi makanan baik karena sesuatu dalam makan ibu atau susu formula. "Kandungan nomor satu yang memberi reaksi pada bayi adalah susu sapi," ucapnya.

Jika Bunda mengalami intoleransi makanan, bayi mungkin juga akan mengalami eksim dan mudah marah setelah menyusui.

Ibu makan sayuran hijau

Jika ibu mengonsumsi sayuran hijau maka bayi mungkin akan memiliki kotoran berwarna hijau. Saat buah hati sudah bisa mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), seperti bubur kacang atau bayam juga bisa membuat kotorannya menjadi berwarna.

ilustrasi ibu hamil makanilustrasi ibu makan/ Foto: iStock

Suplemen zat besi

Palmer mengatakan suplemen zat besi yang dikonsumsi ibu atau bayi juga bisa menyebabkan kotoran bayi berwarna hijau. "Kotoran bayi hijau gelap setelah beberapa hari pertama kelahiran mungkin dari suplemen zat besi, baik diambil dari ibu atau bayinya," ujar dia.

Kotoran bayi perlu diwaspadai jika disertai dengan diare ya, Bunda. Itu karena diare adalah penyebab kematian nomor dua anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Risiko utama dari diare adalah dehidrasi. Karena itu, Bunda harus memperhatikan tanda-tanda diare pada bayi, juga haru memperhatikan tanda-tanda dehidrasi pada bayi. Dikutip dari Medical News Today, berikut tanda dehidrasi pada bayi:

- Popok kering selama 3 jam atau lebih
- Bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata
- Bibir atau mulutnya kering
- Tidak kuat menyusu seperti biasa
- Rewel
- Warna urine lebih gelap dan baunya lebih menyengat

Namun Bunda perlu ingat bahwa bayi lahir biasanya juga tak mengeluarkan air mata saat menangis, jadi jangan sampai salah memahaminya ya. Adapun, jika dehidrasi yang dialami bayi parah, maka mata atau pipinya cekung, tangan dan kaki terasa dingin, tubuh terlihat pucat, sangat lemas dan sesak napas.

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tersebut, Bunda segera membawanya ke dokter anak. ASI dapat membantu mencegah dehidrasi, jadi berikan ASI sesuai dengan keinginan bayi, bahkan jika lebih sering dari biasanya.

Bunda bisa simak tips mengganti popok bayi di video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(jue/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda