Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Sindrom Anak Tunggal, Benarkah Ada Atau Mitos Belaka?

Nurul Jasmine Fathia   |   HaiBunda

Jumat, 31 May 2024 19:00 WIB

5 Pengaruh Pernikahan yang Sehat Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Ilustrasi Mengenal Sindrom Anak Tunggal, Benarkah Ada Atau Mitos Belaka?/Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa
Daftar Isi
Jakarta -

Lahir sebagai anak tunggal sering kali menjadi impian beberapa anak-anak karena mereka menganggap tidak memiliki saudara berarti tidak perlu berbagi apapun. Mulai dari kasih sayang Bunda dan Ayah hingga tak perlu berbagi makanan serta mainan favorit.

Namun, menjadi anak tunggal sering dikaitkan dengan sifat-sifat kurang baik, seperti manja atau cenderung anti sosial. Anggapan negatif terhadap anak tunggal ini kemudian dikenal dengan istilah sindrom anak tunggal.

Namun, apakah sindrom anak tunggal adalah fakta atau hanya mitos belaka? Yuk, simak pembahasan selengkapnya Bunda.

Mengenal lebih jauh tentang sindrom anak tunggal 

Mengutip dari laman Very Well Mind, sindrom anak tunggal adalah sekumpulan label negatif yang kerap dikaitkan dengan anak tunggal, Bunda. Label negatif ini meliputi sifat-sifat seperti bossy, manja, egois, kemampuan sosial yang buruk, dan kesepian.

Semua sifat negatif tersebut dilekatkan kepada anak tunggal karena anggapan bahwa anak tunggal tidak memiliki kakak untuk dijadikan panutan dan adik sebagai teman untuk belajar bersosialisasi. Sindrom anak tunggal ini masih terus menerus terjadi, meski di zaman serba modern seperti sekarang.

Hanya mitos semata

Bagi Bunda yang memiliki anak tunggal dan cukup merasa terpengaruh dengan istilah sindrom anak tunggal ini, Bunda tak perlu khawatir. Hal ini karena sindrom anak tunggal hanyalah mitos semata.

Melansir dari laman resmi Parents, hingga saat ini tak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sindrom anak tunggal nyata adanya. Justru, terdapat kabar baik bahwa sejak tahun 1972 jumlah pasangan yang hanya memiliki satu anak terus meningkat lho, Bunda. 

Menurut biro sensus penduduk di Amerika Serikat pada tahun 1972 terdapat 10 juta pasangan dengan anak tunggal. Jumlah ini kemudian mengalami peningkatan, di tahun 2020 di mana terdapat 14,4 juta pasangan dengan anak tunggal.

Memiliki sisi positif

Sama seperti anak-anak yang lain, anak tunggal justru memiliki banyak sisi positif dan ini sudah dibuktikan oleh penelitian. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak tunggal cenderung lebih percaya diri, terorganisir, dan ambisius.

Selain itu, terdapat juga studi yang menunjukkan bahwa anak tunggal memiliki risiko yang lebih rendah untuk memiliki sifat yang kurang baik seperti narsisme dan kecemasan terhadap suatu penyakit atau disebut hipokondria. 

Kasih sayang orang tua yang tidak terbagi dan hanya fokus kepada satu orang anak juga berpotensi membuat anak tunggal tumbuh sebagai anak dengan rasa percaya diri yang tinggi dan kepribadian yang kuat. Semua hal positif ini tentu saja bertentangan dengan labeling negatif yang diberikan masyarakat kepada anak tunggal.

“Anak tunggal biasanya memiliki kepribadian yang kuat dan tahu siapa mereka karena kebutuhan mereka tidak terabaikan, dan mereka tidak bersaing untuk mendapatkan perhatian," jelas Erika Karres, penulis buku Make Your Kids Smarter dan konsultan pendidikan yang berpraktik di Chapel Hill, Carolina Utara.

Tergantung gaya pengasuhan orang tua

Berbagai pendapat negatif tentang anak tunggal, terbukti hanyalah sebuah mitos belaka. Begitu juga, dengan pendapat negatif terhadap anak sulung dan anak bungsu.

Sifat yang ada pada diri anak baik itu positif dan negatif, sebetulnya kembali lagi kepada cara pengasuhan orang tua. Semakin baik cara Bunda dan Ayah membesarkan Si Kecil, maka tentu ia akan tumbuh dengan berbagai sifat baik yang melekat dalam dirinya.

“Sebaliknya, pemahaman saat ini adalah bahwa genetika, lingkungan, stres, dan keadaan hidup jauh lebih memprediksi kepribadian,” ujar Sabrina Romanoff, PsyD, psikolog klinis dan profesor di Universitas Yeshiva.

Bunda, itulah dia sedikit tentang sindrom anak tunggal yang ternyata hanyalah sebuah mitos. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda yang berencana atau memiliki anak tunggal.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda