HaiBunda

PARENTING

5 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Egois dan Mau Menang Sendiri Menurut Pakar

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Minggu, 09 Jun 2024 19:30 WIB
Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/GOLFX
Jakarta -

Bunda pasti setuju kalau menjadi orang tua merupakan sebuah tanggung jawab besar dalam membesarkan Si Kecil. Salah satu tantangan terbesar dalam mendidik anak adalah membentuk karakter mereka agar menjadi pribadi yang baik, penyayang, dan peduli terhadap orang lain.

Mengutip laman Times of India, sebagian besar orang tua mungkin tidak menyadarinya, anak mulai mengenali dan merasakan empati serta kasih sayang sejak usia tiga tahun. Namun, ada kalanya tanpa disadari, orang tua melakukan kesalahan yang bisa membuat anak tumbuh menjadi egois dan mau menang sendiri.

Pola pengasuhan yang salah seperti memberikan segala keinginan anak tanpa batas bisa menjadi penyebab utama anak menjadi egois. Ketika Bunda terlalu sering menuruti keinginan Si Kecil, mereka tidak belajar untuk menghargai dan memahami kata "tidak".


Ketika anak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan cenderung berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka dan mereka berhak mendapatkan segala sesuatu tanpa usaha, Bunda. Padahal, Si Kecil juga perlu memperhatikan keadaan di sekitarnya untuk menimbulkan rasa peduli terhadap sesama.

Kurangnya contoh perilaku yang baik juga menjadi faktor utama dalam pembentukan karakter egois pada Si Kecil, Bunda. Pastinya Si Kecil belajar dari perilaku Bunda dan Ayah sehari-hari di rumah. Jika Bunda sering menunjukkan perilaku egois, tidak menghormati orang lain atau selalu ingin menang sendiri, Si Kecil akan cenderung meniru perilaku tersebut.

Kesalahan orang tua yang membuat anak egois dan mau menang sendiri

Menilik CNBC Make It, terdapat beberapa kesalahan yang perlu Bunda dan Ayah hindari agar Si Kecil tidak menjadi egois. Berikut rangkumannya:

1. Gagal mengajarkan empati pada anak

Bunda mungkin berfikir bahwa Si Kecil tidak akan memperhatikan hal sekecil apapun itu dengan saudaranya. Padahal, anak memperhatikan dengan cermat untuk melihat bagaimana Bunda merespons suatu situasi.

Setiap tindakan dan kata-kata yang disampaikan Bunda menjadi pelajaran yang diam-diam diserap dan dipahami oleh mereka. Misalnya, Bunda membuat roti sandwich untuk Si Kecil dan menawarkan rasa selai yang ada di meja kemudian menanyakan favorit saudaranya yang sedang sekolah.

Setelah itu, jika Si Kecil menjawab tentang dirinya, Bunda harus memastikan kembali dengan mengatakan, "Apakah betul, bukannya itu favoritmu?". Dengan begitu, Si Kecil akan memikirkan perasaan saudaranya dan menjawab dengan benar.

2. Tidak menyikapi apa yang terjadi di dunia

Pada usia delapan tahun, anak mulai menyadari bahwa perasaan seseorang mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh kejadian hari ini, tetapi juga bisa menjadi akibat dari situasi hidup mereka secara keseluruhan.

Pada tahap perkembangan ini, anak juga mulai mengembangkan pemahaman dan empati yang lebih konkret terhadap kelompok masyarakat yang tertindas. Oleh sebab itu, Bunda perlu berdiskusi dengan Si Kecil tentang hal-hal yang mereka lihat di berita, dengar di luar rumah, atau baca di media sosial.

Gunakan kesempatan ini untuk memberikan contoh bagaimana menunjukkan kepedulian yang tulus, mendukung, atau membela orang lain. Semakin banyak benih kasih sayang yang Bunda dan Ayah tanam, semakin besar kemungkinan anak akan tumbuh menjadi individu yang peduli dan siap membantu orang lain. 

3. Memberi segalanya tanpa mengajarkan rasa bersyukur

Mengambil pekerjaan untuk mendapatkan uang saku atau karena mereka adalah bagian dari keluarga mengajarkan anak untuk mendukung orang lain, sehingga membantu mereka memahami pentingnya komunitas dan kerja sama tim.

Seorang praktisi parenting bernama Dr. Traci Braxley mengatakan anak dapat belajar bersyukur ketika mereka tidak selalu mendapatkan semua yang mereka inginkan.

"Biarkan mereka menginginkan hal-hal ekstra tersebut. Ajari mereka untuk mengucapkan 'terima kasih' dan bimbing mereka untuk membuat 'jurnal rasa syukur'," ujarnya.

"Di rumah kami, kami mempunyai papan tulis di pintu depan dan anak harus menulis jawaban atas pertanyaan harian sebelum mereka pergi setiap hari. Pertanyaan tersebut sering kali berfokus pada rasa syukur dan terima kasih," sambung penulis buku Social Justice Parenting: How to Raise Compassionate Anti-Racist Justice Minded Kids in an Unjust World ini.

4. Memperbolehkan anak melakukan apa pun

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dengan perasaan berhak, cenderung lebih fokus pada diri sendiri dan kurang menunjukkan empati terhadap orang lain. Sering kali hal ini muncul karena pola asuh yang terlalu memanjakan anak. Di sisi lain, mereka juga memiliki etos kerja yang lemah dan mengabaikan aturan yang berlaku untuk mereka.

Mengajarkan kasih sayang kepada anak memerlukan keberanian untuk mengatakan tidak sesekali. Misalnya, "Tidak, Bunda tidak akan membersihkannya". Dengan memberikan konsekuensi atas perilaku yang tidak sehat akan membantu anak memahami dampak dari tindakan mereka dari berbagai perspektif.

5. Tidak mengenalkan pekerjaan sukarela pada anak

Meski anak tidak selalu dapat mengalami secara langsung apa yang dialami oleh orang lain, Si Kecil dapat terhubung secara manusiawi melalui kebaikan hati dan kesukarelaan.

Belas kasih dalam sebuah komunitas dapat memberikan pemahaman untuk menghargai orang lain dan berusaha memahami pengalaman hidup mereka. Cara ini juga dapat memberikan perspektif yang luas kepada anak.

Dr. Traci Braxley menyarankan kepada orang tua untuk berkomitmen tanpa lelah dalam usaha meringankan penderitaan sesama, untuk menolak sikap egois, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan setiap individu. Hal ini termasuk pilihan hidup dan cara dalam mendidik anak untuk menjalani kehidupan mereka sebagai pribadi yang baik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ayah Bunda Merapat, Ini 5 Tips untuk Mendukung Anak saat Ujian

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?

Kehamilan Melly Febrida

5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini

Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?

5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen

20 Tanaman Hias Tahan Panas, Cocok untuk Outdoor

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK