Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat untuk Acara Tahun Baru Islam di Sekolah Anak

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Kamis, 04 Jul 2024 04:00 WIB

Tahun Baru Islam
Khutbah Jumat di bulan Muharram/ Foto: Getty Images/wichianduangsri
Daftar Isi

Sebentar lagi umat Islam akan menyambut pergantian tahun baru Islam. Bulan Muharram merupakan bulan pertama ketika mengawali tahun Islam. Khutbah Jumat akan memberikan ceramah yang penuh nilai keagamaan.

Biasanya mendekati bulan Muharram, anak-anak sekolah akan diberikan tugas untuk menyusun pidato ceramah untuk mengisi acara pergantian tahun baru Islam. Nah, Bunda bisa membantu Si Kecil untuk mencari contoh-contoh ceramah tersebut.

Dikutip dari buku Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun (2018), penerbit Pustaka Media, berikut 7 contoh ceramah untuk mengisi khutbah Jumat di bulan Muharram nanti. 

1. Khutbah Jumat bulan Muharram singkat tentang Pentingnya Menjaga Iman 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di siang hari yang berbahagia ini, mari kita berpesan kepada diri sendiri untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Teruslah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Hanya dengan rasa bertakwa itulah kita akan memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.

Untuk itu, rasa takwa hendaknya selalu kita tingkatkan dari hari ke hari, agar kita lebih mudah mencapai tujuan tersebut. Iman yang kita miliki, sungguh merupakan anugerah yang tak ternilai harganya.

Itu adalah satu-satunya harta yang bisa menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Saat ini, mungkin kita membanggakan harta, kedudukan, dan keluarga yang kita miliki. Namun, semua itu tidak akan bisa menyelamatkan, jika kita tidak memiliki iman.

Allah SWT telah mengingatkan akan pentingnya menjaga iman:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ ࣖ

"Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan mati sebagai orang-orang kafir tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak ada penolong bagi mereka" (QS. Ali-Imran:91).

Oleh karena itu, iman yang sudah tertancap di dalam dada ini harus kita jaga dan pertahankan, walaupun nyawa taruhannya. Iman ini harus tetap ada di dalam hati ini, karena hanya iman yang bisa kita bawa ketika menghadap Allah SWT.

Iman kita kepada Allah, sesungguhnya sudah tertanam sejak kita masih berada di alam arwah. Saat itu kita sudah berikrar atau mempersaksikan diri, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

Setelah lahir ke dunia, kesaksian kita itu diuji dengan harta benda, musibah, pangkat, dan lain-lain. Tujuannya untuk memastikan, apakah iman kita itu masih ada atau justru telah sirna dari diri kita. Atau iman itu telah luntur oleh godaan duniawi. Jika telah terkikis, berarti kita telah gagal menjaga iman.

Ingatlah! bahwa berkurangnya kualitas iman akan berdampak terhadap ketaatan kepada Allah dan berbuat kebajikan. Ketika iman terjaga dengan baik, bahkan mengalami peningkatan, maka ibadah dan akhlak juga semakin meningkat. Dalam hal ini, iman menjadi penentu. Itulah sebabnya, semua ibadah dan amal kebaikan, hendaknya didasari dengan iman.

Iman itu bisa bertambah subur jika rajin diberi pupuk. Pupuk yang dimaksud adalah ibadah yang dilakukan dengan penuh keyakinan, khusyuk, dan tawadu. Seperti yang kita ketahui, ibadah adalah perwujudan iman. Dengan kata lain, iman tidak berarti apa-apa jika tidak beribadah.

Dari uraian khutbah ini dapat disimpulkan, jika kita menginginkan iman ini senantiasa terjaga, kita harus memahami pengertian iman itu sendiri, yaitu diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati, dan diwujudkan dengan perbuatan. Ketiganya harus saling melengkapi, jika ada satu yang kurang, maka yang lain tidak akan menemukan kesempurnaan.

Demikian khutbah yang bisa saya sampaikan pada Jumat kali ini. Semoga perkataan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Harapnya juga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan kekuatan iman kepada kita semua sampai akhir hayat nanti. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Ceramah Jumat menyambut Tahun Baru Islam untuk dibagikan ke anak di sekolah: Keutamaan Bulan Muharram

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini marilah kita semua senantiasa mengingatkan diri untuk bertakwa kepada Allah SWT. Marilah jalani semua perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Seperti yang diketahui bahwa ketakwaan adalah alasan kita masih hidup di dunia, sekaligus dalam rangka meraih surga dan rida Allah.

Tidak terasa saat ini kita memasuki bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Muharram merupakan bulan yang begitu dimuliakan Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam Surah At-Taubah ayat ke-36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. 

Di antara dua belas bulan dalam kalender Hijriah, ada empat bulan yang disebut “Asyhurul Hurum” atau bulan yang haram, yakni bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini memiliki kemuliaan. Di antaranya Allah mengharamkan umat Islam melakukan perbuatan yang dilarang, kecuali diserang oleh orang-orang kafir.

Keutamaan bulan Muharram tidak perlu diragukan lagi. Sayangnya, keutamaan itu tidak berarti bila tidak diisi dengan berbagai amalan-amalan ibadah yang berbobot, sehingga keutamaan itu benar-benar bernilai, baik secara individual dan sosial.

Dari banyaknya ibadah yang paling dianjurkan adalah berpuasa. Amalan ini didasarkan pada beberapa hadis, di antaranya sabda Nabi: “Aku berharap pada Allah SWT dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” HR. Bukhari dan Muslim.

Puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja.

Mengingat besarnya pahala yang dilimpahkan Allah kepada umat Islam pada bulan Muharram, hendaknya kita semua tidak hanya berpuasa sunnah. Cobalah untuk memperbanyak amalan-amalan ketaatan kepada Allah pada bulan Muharram ini dengan membaca Al Quran, berzikir, sedekah, puasa, dan lainnya.

Selan memperbanyak amalan ibadah, jangan lupa juga untuk menjauhi lingkaran maksiat. Penting untuk diketahui bahwa dosa yang dilakukan di bulan Muharram jumlahnya lebih besar dibanding dosa-dosa di bulan lain. Ibnu Qatadah Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan Muharram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar Muharram.”

Demikian khutbah Jumat yang bisa saya sampaikan di siang hari ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kita taufik, sehingga kita tetap teguh memegang kebenaran, kesadaran berbenah diri, dan menjauhi perbuatan maksiat yang menodai hati. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Contoh khutbah singkat tentang 1 Muharram Tahun Baru Islam: Menyambut Tahun Baru Islam

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di Jumat yang cerah kali ini, marilah kita saling mengingatkan diri untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Jalanilah segala perintah-Nya dan jauhilah segala larangan-Nya. Hanya dengan ketakwaan kita bisa mengisi hari-hari dengan amal kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Hari ini kita telah memasuki bulan Muharram, yang berarti kita memulai kembali tahun baru Islam. Kini kita seperti membuka dan mengisi lembaran baru dalam hidup kita. Namun, sebelum mengisi lembaran tersebut, ada baiknya kita merenungkan apa yang sudah kita lakukan di tahun lalu. 

Jika kita sudah berbuat baik, maka di tahun ini hendaknya lebih ditingkatkan lagi. Bila di tahun lalu kita melakukan sesuatu yang kurang bermanfaat atau bahkan merugikan, hendaknya di tahun ini tidak mengulanginya lagi. Hal itu dimaksudkan agar hidup semakin membaik dan berkualitas.

Hadirin sekalian, Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Barang siapa hari ini lebih dari hari kemarin, dialah yang tergolong dalam orang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dialah yang tergolong orang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, dialah yang tergolong orang celaka.” (HR. Hakim).

Dari hadis tersebut, kita perlu belajar untuk senantiasa berusaha menjadi yang terbaik dari waktu ke waktu. Tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu dalam segala hal, terutama persoalan ibadah.

Kita wajib sadar bahwa dengan bergantinya tahun berarti umur kita juga ikut bertambah dan menua. Tentunya kita tidak ingin kalau semakin bertambahnya usia justru semakin sedikit jumlah kebaikan yang diperbuat.

Saat mengawali tahun baru, banyak sekali rencana atau resolusi yang disusun. Banyak target yang kita buat untuk dicapai. Namun, perlu diingat untuk tidak terlalu memaksakan kehendak. Jalani saja prosesnya dengan selalu berusaha maksimal dan berdoa kepada Allah SWT. 

Demikianlah khutbah yang di Jumat cerah kali ini, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya untuk para jamaah yang dimuliakan oleh Allah. Semoga di tahun baru ini kita selalu mendapatkan petunjuk dari-Nya, sehingga di dalam mengisi lembaran hidup yang baru ini selalu ada peningkatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Contoh teks ceramah peringatan Muharram Tahun Baru Islam Singkat: Meneladani Rasulullah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, sehingga pada kesempatan Jumat kali ini kita dapat berkumpul melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Semoga Allah SWT senantiasa menuntun kita berjalan di jalan yang diridai-Nya.

Salah satu karunia terbesar yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah lahirnya Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul. Atas kelahiran beliau, dunia yang asalnya gelap gulita menjadi terang benderang. Yang dahulu dunia adalah jahiliyah, kini berubah menjadi lebih beradab. Sungguh kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat bagi alam semesta.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At Taubah 128).

Dalam Tafsir Qur’anil Adzim, Ibnu Katsir berkata, “Allah menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orang mukmin melalui seorang rasul yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka.”

Limpahan nikmat itu betul-betul nyata. Terbukti Rasulullah SAW selalu merasakan penderitaan dan kesulitan umatnya, sehingga setiap saat yang diperjuangkan olehnya adalah umat, yang dibela olehnya adalah umat. Menjelang wafatnya pun, Rasulullah masih memikirkan umatnya.

Selain itu, Rasulullah juga begitu menginginkan umatnya untuk mendapat limpahan hidayah dan kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau selalu menyampaikan pesan Allah SWT kepada umatnya tanpa terkecuali. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka, Rasulullah paparkan. 

Betapa tulusnya hati Rasulullah kepada umatnya. Bahkan beliau menyimpan doa dan syafaat terbaik untuk umatnya kelak di hari perhitungan. Itulah wujud kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.

Hadirin jamaah Jumat yang beriman. Mungkin kita jadi bertanya-tanya, lantas bagaimana sikap kita terhadap beliau yang begitu menyayangi kita?

Meneladani Rasulullah artinya kita perlu mengikuti sunnahnya dan tidak menentangnya. Apabila kita selalu mengikuti petunjuk Nabi melalui hadis-hadisnya, maka balasan yang kita terima adalah surga. Namun, bila kita enggan mengikuti sunnah Nabi, apalagi berani menentangnya, maka sudah pasti balasan yang kita terima adalah neraka.

“Setiap umatku masuk surga, kecuali yang enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menentangku, berarti ia enggan.” (HR. Bukhari)

Sekian khutbah Jum’at kali ini, semoga kita semua tergolong umat Muhammad yang berusaha mengikuti sunnahnya. Marilah kita senantiasa mempelajari dan mengamalkannya. Jauhkanlah diri ini dari lubang maksiat yang menentang hadis-hadis Nabi. 

Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat untuk hadirin sekalian. Saya akhiri, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Contoh teks ceramah tentang Muharram Tahun Baru Islam: Taubat Tidak Harus Menunggu Dosa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur marilah kita sampaikan kepada Allah SWT. Oleh karena-Nya, kita dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu salat Jumat secara berjamaah di masjid ini. Selawat dan salam kita sampaikan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua yang hadir kali ini kelak di hari akhir akan mendapatkan syafaat dari beliau. Aamin

Tentu kita semua sudah kenal dengan kata “taubat”. Kata satu itu sudah menjadi bahasa keseharian dalam kehidupan kita. Taubat selalu erat kaitan dengan para pendosa. Kata ini seringkali disandarkan kepada mereka yang bergelimang kemaksiatan. Sehingga mereka harus kembali dituntun dalam jalan yang Allah ridai.

Taubat adalah perkara meninggalkan hal-hal tercela dalam pandangan agama. Bagi mereka yang disekap dalam kemaksiatan, maka taubat adalah hal yang wajib mereka lakukan. Bagi mereka yang terbiasa mengerjakan dosa-dosa kecil, maka taubatnya adalah menghindari dosa-dosa kecil tersebut. Karena jika ditumpuk, maka yang kecil pun akan menjadi besar.

Hal ini juga berlaku dengan mereka yang suka berbuat makruh (perkara yang dibenci agama), maka pertaubatannya adalah menghindari kemakruhan. Setiap pribadi harus selalu bertaubat menurut kadar dosanya masing-masing.

Hadirin sekalian yang berbahagia, ketahuilah kalau bertaubat tidak harus menunggu perbuatan dosa terjadi. Tanpa berbuat dosa pun, hendaknya kita tetap bertaubat. Karena manusia itu tempatnya salah dan dosa, baik kesalahan lahir maupun batin.

Mungkin saja kita tak pernah memukul orang, tapi dosa kita terjadi karena adanya rasa iri. Dan kesalahan itu perlu kita taubati. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda kepada Abdillah bin Mas’ud, “Barang siapa bertaubat tetapi tidak meninggalkan kesombongan dan kecongkakannya, artinya ia belum bertaubat.”

Taubat merupakan kesempatan yang Allah berikan kepada umatnya yang berbuat doa. Kehadiran taubat adalah peluang untuk kita lebih mendekatkan diri kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Jika kita hendak disayangi Allah, maka segeralah bertaubat.

Bagi muslim yang bertaubat, Allah akan memberikan keistimewaan kepadanya. Bahkan Dia akan mengganti segala keburukannya menjadi kebaikan dan kejahatannya menjadi kebajikan. Untuk itu, kita perlu senantiasa, bertaubat, beriman, dan beramal saleh. Sebab Allah SWT adalah Maha Mengetahui, sebagaimana disampaikan dalam surah Hud ayat ke-112:

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya: “Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertaubat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Itulah khutbah Jumat yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semua termasuk dalam orang yang bertaubat dan terhindar dari jeratan dosa. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

6. Contoh Khutbah Jumat di sekolah dalam menyambut Tahun Baru Hijriyah 2024: Internalisasi Nilai & Semangat Hijrah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT yang sudah melimpahkan banyak sekali nikmat sehingga kita dapat berkumpul sehat di sini. Selawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Hadirin khutbah Jumat yang beriman, ada peristiwa bersejarah di bulan Muharram, yakni hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari tanah kelahirannya. Beliau berhijrah dari kota kelahiran Makkah menuju Yasrib atau yang kini dikenal dengan nama Madinah. 

Hijrah adalah perintah Allah, sebagaimana yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Yunus, dan lain-lain. Mereka berhijrah karena ditindas oleh para penguasa zalim di masa itu. Oleh karenanya, mereka sulit untuk menegakkan agama Allah dengan aman dan nyaman.

Hijrah bukanlah perihal kalah atau menyerah, namun perihal strategi perjuangan untuk mendapatkan dukungan dan pengaruh yang lebih besar. Hijrah juga bukan perihal bisnis, yang semata-mata mencari keuntungan sepihak.

Sebagai muslim, kita harus bisa menerapkan nilai dan semangat hijrah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyemangat dan perjuangan dalam agama Islam.

Setidaknya ada tiga hal yang mesti kita pahami. Pertama, hijrah seharusnya dimaknai sebagai ikhtiar untuk hijrah dari keterbelakangan menuju keadaan yang lebih maju dan berkualitas. Kedua, hijrah adalah proses perubahan dari era keterkungkungan menuju era kebebasan. Ketiga, hijrah dari jahiliyah ke keislaman yang beradab.

Sebagaimana yang kini mudah kita saksikan. Banyak sekali perilaku menyimpang di sekitar. Misalnya, tindakan korupsi, pembegalan, dan kekerasan lainnya. Semua itu perlu ditinggalkan, lalu berhijrah kepada tindakan yang lebih beradab dan bermanfaat.

Perjalanan hijrah Rasulullah SAW yang begitu berat, marilah kita jadikan motivasi dalam menegakkan agama Allah. Tantangan kini memang semakin kompleks. Namun, percayalah Allah akan membalas perjuangan tersebut, sebagaimana janji-Nya:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌۙ

Artinya: “Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah: dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. (QS. At Taubah:20-21)

Akhir kata, marilah kita berdoa kepada Allah atas segala petunjuk ke jalan yang benar dalam menegakkan Islam. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan untuk kita berjuang di manapun kita berada.

Sekian khutbah Jumat dari saya. Semoga materi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Saya pamit undur diri, mohon maaf bila ada salah kata dan perbuatan. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

7. Khutbah Jumat bulan Muharram singkat tentang Membangun Moralitas di Era Bebas

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sehingga sampai detik ini, kita masih menjadi umat yang bermartabat.

Untuk mewujudkan rasa syukur tersebut, marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah. Sebab, takwa adalah hal yang menjembatani kita untuk menggapai rida dan kemuliaan Allah SWT.

Misi utama dari lahirnya Nabi Muhammad adalah memperbaiki akhlak manusia. Syariat Islam juga menjunjung misi penyucian hati manusia dan meluruskan akhlak. Hal ini juga disinggung dalam hadis Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia.” (HR. Al Baihaqi)

Kita bisa membaca sejarah bagaimana akhlak Rasulullah, baik di Mekah maupun Madinah. Berkat keagungan akhlak beliau, masyarakat bisa dengan mudah menerima ajaran yang dibawa oleh beliau.

Kebenaran akan tersebar dan dipercayai dengan cepat hingga ke dalam hati sanubari, bila disampaikan dengan cara yang santun. Hal ini senantiasa diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Jika kita menengok berita-berita sekarang ini, banyak sekali kabar yang memprihatinkan. Tingkah laku para pemimpin hingga kenakalan remaja yang melebihi batas moral. Berbagai fenomena sosial yang sungguh menghancurkan moralitas.

Kemunculan kejadian tersebut terjadi sebab moralitas yang sekadar dipahami secara teori belaka. Seruan nasihat yang dilayangkan sudah tidak lagi dianggap kehadirannya.

Jika nasihat-nasihat sudah tak dianggap, berarti kerusakan akhlak sudah mengerikan. Hal ini tertuang dalam firman Allah:

وَالْعَصْرِۙاِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙاِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat supaya menaati kebenaran dan nasihat supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Asr: 1-3).

Moral harus diwujudkan dalam bentuk tindakan, bukan hanya tulisan. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk membangun moralitas di tengah era yang bebas ini?

Pertama, selalu ingat untuk meneladani kepribadian Rasulullah. Beliau selalu menekankan aspek kebaikan, kejujuran, keadilan, dan kesalehan bagi semua kalangan. Selain itu, Rasulullah juga berpesan untuk umatnya supaya tidak menuruti hawa nafsu. Hawa nafsu adalah sumber dari kemerosotan moral.

Bahkan Rasulullah mengancam status umatnya yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Amr bin Al Ash, Rasulullah bersabda:

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”

Akhlak yang baik dimulai dari kita sendiri. Untuk itu, ingatlah untuk selalu meningkatkan sikap empati, nilai moral, dan memahami satu sama lain. Tumbuhkan hati nurani supaya moralitas dalam diri terus terjaga.

Demikian khutbah Jumat di bulan Muharram kali ini. Semoga khutbah tersebut bisa membawa manfaat kepada kita semua. Dan semoga kita semua senantiasa berada di jalan yang Allah ridai. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Demikian kumpulan contoh khutbah Jumat di bulan Muharram yang penuh nilai keimanan dan ketakwaan. Semoga ceramah ini bisa membantu kita terus mengingat kebesaran Allah SWT.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda