Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Terlalu Sering Diare, Bisa Picu Gangguan Perkembangan dan Perilaku

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 25 Jul 2024 21:40 WIB

6 Cara Mengatasi Perut Anak Kembung Secara Alami, Catat Bun!
Ilustrasi anak diare/Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz
Daftar Isi
Jakarta -

Diare menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum dialami oleh anak-anak. Namun, benarkah bahwa terlalu sering diare bisa picu gangguan perkembangan dan perilaku pada Si Kecil?

Sebelum memahami tentang hal tersebut, ketahui terlebih dahulu mengenai diare itu sendiri dan apa penyebabnya yuk, Bunda.

Dikutip dari Cleveland Clinic, anak dikatakan mengalami diare jika saat buang air besar kotorannya encer. Kondisi ini sering kali membuat tak nyaman karena disertai dengan nyeri perut.

Banner Karakter Anak dari Jam Lahir

Umumnya diare biasanya ringan dan dapat hilang dalam beberapa hari. Namun, terkadang diare juga bisa menjadi tanda dari kondisi serius lainnya. 

Hal ini dapat menyebabkan anak kehilangan terlalu banyak cairan (dehidrasi) atau menghalanginya mendapatkan nutrisi yang cukup. Maka dari itu,  penting untuk mengetahui apa penyebab diare dan kapan keluhan ini sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. 

Jenis-jenis diare

Diare secara umum berbeda-beda bergantung pada berapa lama berlangsungnya:

1. Diare akut

Diare akut berlangsung selama satu hingga dua hari. Ini adalah jenis yang paling umum dan biasanya hilang tanpa pengobatan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi bakteri (infeksi bakteri). Bisa juga terjadi jika anak sakit karena infeksi virus.

2. Diare kronis

Diare kronis berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini mungkin disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti sindrom iritasi usus besar. 

Dikutip dari Hopkins Medicine, bisa juga disebabkan oleh penyakit usus, seperti kolitis ulserativa, penyakit Crohn, atau penyakit celiac. 

Faktor-faktor penyebab diare

Penyebab utama diare adalah virus yang menginfeksi usus atau gastroenteritis. Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh banyak hal seperti:

1. Infeksi

Patogen (virus, bakteri, dan parasit) semuanya dapat menyebabkan infeksi yang memicu diare. Pada orang dewasa, penyebab paling umum diare adalah norovirus. Sementara itu, rotavirus adalah penyebab paling umum diare akut pada anak-anak.

2. Keracunan makanan

Anak juga dapat menelan racun dan patogen berbahaya dari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Begitu berada di usus, racun atau kuman tersebut dapat menyebabkan diare.

Biasanya anak rentan mengalami kondisi ini saat bepergian di lingkungan baru dengan kebersihan atau sanitasi yang buruk. 

3. Pengobatan tertentu

Diare menjadi salah satu efek samping pengobatan yang umum. Misalnya, antibiotik membunuh bakteri berbahaya yang membuat sakit, namun juga dapat menghancurkan bakteri bermanfaat dalam prosesnya. 

Penggunaan obat pencahar yang berlebihan juga dapat menyebabkan diare.

4. Makanan yang mengganggu sistem pencernaan

Jika anak tidak toleran terhadap laktosa, mereka rentan mengalami diare karena tubuhnya kesulitan mencerna laktosa, gula dalam produk susu. Bisa juga karena tubuhnya kesulitan memecah gluten, protein dalam gandum.

5. Penyakit yang memengaruhi usus

Diare adalah gejala umum dari kondisi yang menyebabkan iritasi dan peradangan pada usus. Penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) semuanya dapat menyebabkan diare. 

Apa saja gejala diare?

Tanda utama diare adalah tinja yang encer. Gejala umum lainnya meliputi:

  • Kembung atau kram di perut
  • Keinginan yang kuat dan mendesak untuk buang air besar
  • Mual dan sakit perut

Gejala-gejala ini biasanya tidak memerlukan kunjungan ke dokter, terutama jika hanya berlangsung beberapa hari.

Namun, kasus diare yang parah mungkin menandakan suatu kondisi medis, seperti infeksi serius, yang tidak akan membaik tanpa pengobatan dari dokter. Hubungi dokter segera jika Si Kecil mengalami diare yang disertai dengan:

  • Demam
  • Muntah
  • Ada darah atau lendir di tinja
  • Penurunan berat badan
  • Gejala dehidrasi (kulit memerah dan kering, mual parah, urine berwarna gelap dan jumlahnya sedikit)

Apa dampaknya jika anak terlalu sering diare?

Cara Membuat Oralit untuk Cegah Dehidrasi saat Anak DiareIlustrai anak diare/Foto: Getty Images/AleksandarNakic

Disebut-sebut bahwa anak terlalu sering diare bisa memicu gangguan perkembangan dan perilaku. Sebuah studi dalam jurnal Plos One melakukan penelitian terkait hal tersebut.

Peneliti mencari tahu ada atau tidaknya hubungan antara prevalensi diare dan hasil kognitif sambil mengendalikan pertumbuhan linier di empat populasi penelitian. Kognisi dinilai menggunakan metode berbeda di seluruh lokasi dan dinyatakan dalam satuan standar.

Sering diare selama dua tahun pertama kehidupan berkorelasi negatif dengan perkembangan kognitif dan kinerja sekolah awal, tetapi penyebab hubungan ini belum sepenuhnya dipahami. 

Dalam analisis terhadap kumpulan data, tim peneliti memperkirakan bahwa setiap diare pada anak usia dini meningkatkan kemungkinan terjadinya stunting pada usia 24 bulan.

Sementara itu, stunting pada anak usia dini terbukti berkontribusi terhadap gangguan kognitif. Dengan demikian, ada kemungkinan diare berhubungan dengan sebagian gangguan kognitif melalui siklus nutrisi dan infeksi.

Kesimpulannya, diare belum dapat dikatakan berdampak langsung pada gangguan kognitif. Hubungan yang ditemukan baru berkaitan dengan diare dan stunting, kemudian stunting dan kognisi.

Meski begitu bukan berarti diare boleh disepelekan ya, Bunda. Keluhan diare yang tak biasa atau terlalu lama juga sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat sedini mungkin.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda