HaiBunda

PARENTING

7 Cara Mengajarkan Anak Menerima Kekalahan saat Lomba 17-an

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 16 Aug 2024 14:44 WIB
Ilustrasi Anak Kalah dalam Lomba/Foto: Getty Images/iStockphoto/szefei
Jakarta -

Perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus umumnya dilakukan dengan berbagai hal menarik, Bunda. Selain pawai dengan mengenakan kostum kreatif dan unik, biasanya Si Kecil juga akan melakukan berbagai macam perlombaan.

Perlombaan yang bisa diikuti saat merayakan Kemerdekaan Indonesia pun sangat beragam. Tidak hanya secara individu, perlombaan juga banyak yang dilakukan secara berkelompok dan membutuhkan kerja sama tim.

Tidak sedikit anak yang merasa enggan mengikuti perlombaan di Hari Kemerdekaan karena takut akan kekalahan. Ketika ini terjadi, anak mungkin merasa frustrasi dan kecewa.


Sebagai orang tua, Bunda perlu membuka percakapan tentang bagaimana menang dan kalah menjadi bagian dalam sebuah kompetisi. Tidak hanya itu, Bunda dan Ayah juga perlu mengajarkan Si Kecil tentang sportivitas dalam perlombaan.

Ajarkan juga pada anak tentang cara menerima kekalahan dalam sebuah perlombaan. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih percaya diri untuk mengikuti perlombaan lainnya.

Cara mengajarkan anak menerima kekalahan

Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengajarkan anak tentang penerimaan kekalahan. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Bicarakan tentang menang dan kalah

Kemenangan akan terasa luar biasa dan membuat anak merasa bersemangat. Ketika anak menang dalam perlombaan, Bunda tentu ingin merayakan kemenangan tersebut, ya.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian karena anak sudah berlatih keras dan melakukan yang terbaik. Tidak hanya itu, Bunda juga bisa berbicara pada anak tentang arti kemenangan yang sebenarnya.

Tidak hanya berbicara tentang menang, ajarkan juga pada anak tentang makna kekalahan yang sebenarnya, Bunda. Mengutip dari laman Parenting Place, anak-anak mungkin akan lebih mudah menerima kekalahan ketika orang dewasa mengerti perasaannya.

Bagikan cerita ketika Bunda berada dalam posisi yang serupa, ya. Beritahu pula pada Si Kecil tentang cara Bunda mengatasi perasaan ini.

Bunda bisa katakan kalimat, "Bunda ingat rasa kecewa ketika Bunda gagal. Kekalahan memang terasa mengecewakan. Namun, perasaan itu tidak akan bertahan lama".

2. Bicarakan tentang alasan anak berlomba

Ketika anak mengalami kekalahan, jangan fokus pada permasalahan tersebut ya, Bunda. Sebagai gantinya, Bunda bisa bicarakan tentang alasan mengapa anak mengikuti perlombaan tersebut.

Pertanyaan yang bisa dikatakan untuk Si Kecil misalnya sebagai berikut:

  • "Bagaimana perasaan kamu saat bertanding hari ini?"
  • "Apa yang paling kamu sukai dari perlombaan ini?"
  • "Menurut kamu, siapa anak yang paling bersemangat di lapangan hari ini?"
  • "Kamu sudah melakukan yang terbaik. Menurut kamu, kemampuan apa yang telah kamu tingkatkan hari ini?"

3. Tanyakan perasaan anak

Sesampainya di rumah, Bunda bisa memperlihatkan atlet atau pemain favorit anak di televisi. Bicarakan tentang banyaknya jam latihan dan fokus yang harus mereka lalui.

Bunda bisa bicarakan tentang seluruh emosi yang dialami oleh para atlet. Setelahnya, tanyakan pada anak apakah mereka juga merasakan hal tersebut dalam perlombaan mereka.

Membayangkan apa yang mungkin dialami orang lain akan membantu anak memproses kenyataan bahwa hanya ada satu pemenang di sebagian besar kompetisi. Jadi, harus ada lebih banyak hal untuk mencoba daripada sekedar bermain untuk menang.

4. Ajari anak mengucapkan 'selamat'

Menerima kekalahan dalam sebuah perlombaan memang bukan hal yang mudah. Namun, Bunda tetap harus mengajarkan anak untuk berbesar hati mengucapkan selamat pada mereka yang telah menang.

"Ajari mereka untuk mengucapkan 'selamat' atau 'aku akan mencobanya lain kali'. Jika kita bisa mengajari anak-anak tentang kekalahan dan cara mengatasinya, mereka akan memiliki persahabatan yang lebih baik dibandingkan jika mereka tidak kalah," kata Kirrilie Smout, psikolog klinis anak dan remaja, mengutip dari laman ABC News.

5. Beri contoh kekalahan sederhana di rumah

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Rumah menjadi tempat yang baik untuk mengajarkan anak makna dari kekalahan. Dengan begitu, anak menjadi lebih mudah menghadapi kekecewaan ketika kalah dalam sebuah perlombaan.

Bunda dan Ayah bisa menggunakan contoh sederhana ketika mereka kalah dalam bermain game. Gunakan kesempatan ini untuk berbicara pada mereka tentang seperti apa permainan tersebut membantu anak fokus pada kesenangannya dan bukan kekalahannya.

6. Ajarkan pada anak sikap menang yang baik

Belajar menjadi pemenang yang ramah adalah hal baik yang perlu diajari pada Si Kecil. Sikap menjadi pemenang maupun orang yang menerima kekalahan adalah keterampilan hidup yang sangat penting.

Anak mungkin akan menikmati perasaan menang dan rasa bangganya. Namun, pemenang yang baik adalah anak yang rendah hati dan tidak sombong atas kemenangannya.

7. Berikan contoh yang baik

Berapapun kerasnya Bunda dan Ayah mengajarkan Si Kecil untuk menerima kekalahan, mereka akan sulit mengatasi rasa kecewa jika tidak diberikan contoh. Karena itu, tunjukkan cara menerima kekalahan yang baik, ya.

Bunda dan Ayah bisa menjabat tangan siapapun lawan yang berhasil mengalahkan Si Kecil. Beri tahu mereka bahwa mereka telah melakukan hal baik sehingga bisa menang dalam pertandingan tersebut.

Ini membantu anak menerima kekalahan dengan hati yang lebih lapang. Mereka juga akan menjalin persahabatan yang baik yang tentunya menjadi hal yang lebih penting dalam kehidupannya.

Demikian tips mengajarkan anak menerima kekalahan saat berlomba, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Manfaat Ajak Anak Ikut Lomba 17 Agustus

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Tanpa Disadari, Kata-Kata Ini Makin Sering Diucapkan Gegara ChatGPT

Mom's Life Amira Salsabila

ADHD hingga Autisme Meningkat Tajam pada Anak, Ini Fakta Mengejutkannya

Parenting Kinan

7 Alasan Suami Tidak Posting Foto Istri di Media Sosial

Mom's Life Arina Yulistara

Perempuan Ini Nekat Ngevape Saat Hamil, Kondisi Janinnya Jadi Begini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

10 Rekomendasi Sepatu Sekolah Terbaik yang Bagus dan Awet

Rekomendasi Produk Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Before-After Selebgram Shani Amelia Sukses Diet, BB Pernah 100kg Kini Jadi Langsing

10 Rekomendasi Sepatu Sekolah Terbaik yang Bagus dan Awet

7 Alasan Suami Tidak Posting Foto Istri di Media Sosial

ADHD hingga Autisme Meningkat Tajam pada Anak, Ini Fakta Mengejutkannya

Tanpa Disadari, Kata-Kata Ini Makin Sering Diucapkan Gegara ChatGPT

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK