HaiBunda

PARENTING

Ketahui Sindrom Bayi Biru, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 20 Aug 2024 22:05 WIB
Ilustrasi Sindrom Bayi Biru, Kenali Gejala dan Penyebabnya/Foto: iStock

Sindrom bayi biru (blue baby syndrome) atau sianosis menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Apa saja gejala dan faktor penyebabnya?

Dikutip dari Healthline, sindrom bayi biru adalah kondisi pada bayi yang membuat kulitnya tampak biru atau keunguan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal seperti cacat lahir, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru.

Beberapa bayi sudah memiliki kondisi ini sejak lahir atau dialami sejak dini. Biasanya ditandai dengan warna kulit keseluruhan yang biru atau ungu, yang disebut sianosis.


Penampakan kebiruan ini paling terlihat di bagian kulit yang tipis seperti bibir, cuping telinga, dan dasar kuku. Meskipun tidak umum, sindrom bayi biru juga dapat terjadi karena cacat jantung bawaan (yang berarti sudah ada sejak lahir), faktor lingkungan, atau genetik.

Penyebab sindrom bayi biru

Bayi menjadi kebiruan karena darah yang kurang oksigen. Biasanya, darah dipompa dari jantung ke paru-paru, tempat darah menerima oksigen. Setelah itu, darah diedarkan kembali melalui jantung dan kemudian ke seluruh tubuh.

Jika ada masalah dengan jantung, paru-paru, atau darah, darah mungkin tidak teroksigenasi dengan baik. Hal ini menyebabkan kulit bayi menjadi tampak biru. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa alasan, misalnya seperti:

1. Tetralogy of Fallot (TOF)

Meskipun merupakan kelainan jantung bawaan yang langka, TOF merupakan penyebab utama sindrom bayi biru. TOF sebenarnya merupakan gabungan dari empat kelainan jantung yang dapat mengurangi aliran darah ke paru-paru dan memungkinkan darah yang kekurangan oksigen mengalir keluar ke dalam tubuh.

TOF mencakup kondisi seperti adanya lubang di dinding yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan jantung dan otot yang menghalangi aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri paru-paru.

2. Methemoglobinemia

Kondisi ini berasal dari keracunan nitrat, misalnya pada bayi yang diberi susu formula dengan campuran air tidak bersih. 

Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Saat baru lahir, bayi memiliki saluran pencernaan yang lebih sensitif dan belum berkembang, yang lebih mungkin mengubah nitrat menjadi nitrit.

Saat nitrit beredar di dalam tubuh, akan menghasilkan methemoglobin. Meskipun methemoglobin kaya akan oksigen, ia tidak melepaskan oksigen tersebut ke dalam aliran darah. Hal ini menyebabkan bayi dengan kondisi tersebut memiliki warna kebiruan.

3. Cacat kanal atrioventrikular

Jantung biasanya terbagi, sehingga darah dari paru-paru tidak bercampur dengan darah dari tubuh. Ketika bayi lahir dengan masalah bawaan ini, darah bergerak bebas di antara semua area jantung, yang mengakibatkan banyak masalah kesehatan di jantung dan paru-parunya.

4. Hipertensi paru

Dikutip dari Web MD, kondisi ini menyebabkan tekanan darah tinggi yang tidak normal (hipertensi). Hal ini terjadi ketika arteri di paru-paru terlalu sempit untuk mengalirkan darah atau tidak ada cukup pembuluh darah.

5. Cacat jantung bawaan lainnya

Faktor genetik menyebabkan sebagian besar cacat jantung bawaan. Misalnya, bayi yang lahir dengan down syndrome sering kali memiliki masalah jantung.

Masalah kesehatan Bunda, seperti diabetes tipe 2 yang mendasari dan tidak terkontrol dengan baik, juga dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat jantung.

Beberapa cacat jantung juga disebabkan tanpa alasan yang jelas. Hanya beberapa kondisi cacat jantung bawaan yang menyebabkan sianosis.

Gejala sindrom bayi biru

Selain warna kulit kebiruan, gejala lain dari sindrom bayi biru meliputi:

  • Mudah marah dan rewel
  • Tampak lesu
  • Masalah makan
  • Sulit naik berat badan
  • Masalah perkembangan
  • Detak jantung atau pernapasan cepat
  • Jari tangan dan kaki yang tampak bengkok (atau membulat)

Bagaimana mendiagnosisnya?

Selain cek riwayat medis menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan melakukan sejumlah tes. Tes ini akan membantu menentukan penyebab sindrom bayi biru. Tes yang dapat dilakukan meliputi:

  • Tes darah
  • Rontgen dada untuk memeriksa paru-paru dan ukuran jantung
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk melihat aktivitas listrik jantung
  • Ekokardiogram untuk melihat anatomi jantung
  • kateterisasi jantung untuk memvisualisasikan arteri jantung
  • Tes saturasi oksigen untuk menentukan berapa banyak oksigen dalam darah

Bagaimana cara mengobatinya?

Pengobatan bergantung pada penyebab sindrom bayi biru. Jika kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan jantung bawaan, bayi kemungkinan besar memerlukan pembedahan di beberapa titik.

Obat-obatan juga mungkin direkomendasikan berdasarkan tingkat keparahan kelainan tersebut. Namun ingat, konsumsi obat hanya boleh diberikan sesuai resep dokter dan biasanya diberikan melalui jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah.

Demikian ulasan tentang sindrom bayi biru. Kondisi ini merupakan kelainan langka dengan berbagai penyebab. 

Setelah penyebabnya diidentifikasi dan berhasil diobati, sebagian besar kasus sindrom bayi biru dapat hidup seperti biasa dengan sedikit modifikasi kesehatan jika perlu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Manfaat Ajak Anak Ikut Lomba 17 Agustus

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Nurah Syahfirah Rayakan Ultah Suami, Teuku Rafly Bergaya Padel Bareng Anak-anak

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Lyra Virna dan Fadlan Muhammad Lepas Anak Kembar untuk Kuliah ke Luar Kota

Mom's Life Annisa Karnesyia

Curhat Sharena Mulai Alami Perimenopause, Beruntung Ada Ryan Delon yang Mendampingi

Kehamilan Amrikh Palupi

Anak yang Lahir Akhir Tahun Lebih Sering Didiagnosis Gangguan Mental, Ternyata Ini Pemicunya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Rekomendasi Kapas Wajah, Lembut & Aman untuk Bersihkan Makeup

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Sering Alami Anyang-anyangan? Ini 5 Resep Minuman untuk Mengatasinya

Perebutan Warisan Rp6,8 Miliar Ungkap Rahasia Besar Keluarga Ini, Ternyata...

Curhat Sharena Mulai Alami Perimenopause, Beruntung Ada Ryan Delon yang Mendampingi

Anak yang Lahir Akhir Tahun Lebih Sering Didiagnosis Gangguan Mental, Ternyata Ini Pemicunya

7 Rekomendasi Kapas Wajah, Lembut & Aman untuk Bersihkan Makeup

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK