Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pengertian Qada dan Qadar Beserta Contohnya untuk Diajarkan pada Si Kecil

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Jumat, 30 Aug 2024 21:15 WIB

qada dan qadar
Qada dan qadar untuk diajarkan ke anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Korrawin

Dalam kehidupan sehari-hari, Si Kecil sering mendengar istilah qada dan qadar yang memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Sebagai bagian dari rukun iman, memahami konsep qada dan qadar adalah hal yang penting bagi setiap Muslim. Tetapi, apa sebenarnya arti dari qada dan qadar?

Secara singkat, qada adalah ketetapan atau keputusan Allah yang sudah ditentukan sejak zaman azali. Sedangkan, qadar adalah pelaksanaan dari ketetapan tersebut di dunia nyata. Konsep ini menggambarkan betapa setiap kejadian dalam hidup kita sudah diatur dan direncanakan oleh Allah dengan penuh kebijaksanaan.

Materi ini juga didasari dalil yang menjelaskan tentang qada dan qadar yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis. Tentunya banyak yang bertanya-tanya, apa perbedaan qada dan qadar? Meski sering disebut bersamaan, keduanya memiliki makna dan implikasi yang berbeda, Bunda.

Qada sering kali diartikan sebagai ketentuan atau keputusan, sementara qadar adalah realisasi dari ketentuan tersebut. Memahami perbedaan ini akan membantu dalam melihat bagaimana Allah SWT merancang kehidupan dengan sebaik-baiknya, penuh hikmah dan pelajaran.

Contoh qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari juga membantu Si Kecil dalam memahami bagaimana konsep ini bekerja pada kehidupan. Memahami hikmah qada dan qadar juga termasuk langkah untuk meningkatkan keimanan.

Setiap ketetapan dan pelaksanaan dari qada dan qadar memiliki hikmah yang mendalam. Ketika memahami bahwa semua kejadian yang baik atau buruk merupakan bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.

Pengertian Qada dan Qadar

Mengutip buku AKIDAH AKHLAK UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS 9 oleh Drs. H. Masan AF, M.Pd qada menurut bahasa berarti hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Sedangkan menurut istilah akidah, qada adalah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.

Qadar menurut bahasa berarti kepastian, peraturan, ukuran. Pengertian qadar menurut akidah adalah perwujudan ketetapan (qada) Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.

Konsep qada dan qadar didasari melalui firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 2:

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا

Wa khalaqa kulla syai'in fa qaddarahû taqdîrâ

Artinya: Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.

Perbedaan Qada dan Qadar

Seperti yang diketahui, pengertian qada adalah suatu ketetapan Allah dari zaman azali yaitu zaman sebelum alam ini terwujud. Sebaliknya qadar adalah ketetapan Allah yang terjadi sesuai dengan usaha dan berikhtiar dari setiap individu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya. Demikian dikutip dari buku AKIDAH AKHLAK UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS 6 oleh Drs. H. Abdul Rosyid, M.Pd.

Jadi, perbedaan utama antara qada dan qadar adalah sifat ketetapan masing-masing. Dengan kata lain, qada mencakup ketetapan yang telah ditentukan sejak awal penciptaan, sedangkan qadar berkaitan dengan keputusan Allah yang terjadi setelah manusia melakukan usaha dan ikhtiar.

10 Contoh Qada dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengutip buku yang sama, qada dan qadar juga dapat dibedakan melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari. Berikut deretannya:

5 Contoh Qada

Qada merupakan ketetapan dari Allah sebelum terbentuknya alam semesta. Berikut contoh qada dalam kehidupan sehari-hari:

1. Kelahiran

Kelahiran merupakan anugerah terindah dari Allah sekaligus contoh qada dalam Islam. Maksudnya Allah yang menentukan waktu dan tempat seseorang akan dilahirkan. Meski orang tua berusaha dan berdoa untuk memiliki anak, keputusan akhirnya tetap ada di tangan Allah SWT.

2. Perubahan cuaca atau bencana alam

Tentunya, perubahan cuaca dan bencana alam sewaktu-waktu merupakan peristiwa yang telah ditetapkan Allah. Walaupun manusia dapat mengatasi dampaknya, namun peristiwa tersebut tetap berada di tangan Allah dan tidak dapat dirubah. 

3. Kematian

Setiap harinya, berita kematian dari teman, saudara, keluarga ataupun kerabat yang disaksikan merupakan ketetapan dari Allah yang tidak bisa diubah dengan usaha apapun.

4. Pasangan

Pasangan hidup dianggap sebagai qada dari Allah karena sudah ditetapkan oleh-Nya sejak zaman azali. Hal ini berarti bahwa setiap individu telah ditakdirkan dengan pasangan hidup mereka sesuai dengan rencana Allah.

Meski manusia memiliki kehendak bebas dan memilih dengan siapa mereka menikah. Dalam pandangan teologis Islam, pilihan ini masih berada dalam cakupan takdir yang telah ditentukan oleh Allah. 

5. Jenis kelamin

Adanya jenis kelamin laki-laki dan perempuan dianggap sebagai qada dari Allah karena merupakan bagian dari ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah sejak awal penciptaan. Dalam konsep qada, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, termasuk jenis kelamin seseorang, sudah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali. Jenis kelamin adalah salah satu contoh ketentuan yang tidak dapat diubah oleh manusia dan sudah menjadi takdir Allah bagi setiap individu.  

5 Contoh Qadar

Qadar merupakan ketetapan Allah yang dapat berubah sesuai dengan usaha dan ikhtiar setiap individu. Berikut contoh qada dalam kehidupan sehari-hari:

1. Kesehatan

Ada kalanya setiap manusia merasakan sakit. Saat seseorang ditakdirkan memiliki penyakit, namun dia berusaha untuk sembuh dengan pergi ke dokter atau mengonsumsi obat tradisional. Alhasil, tidak menutup kemungkinan dia akan sembuh dari penyakit yang ditakdirkan Allah SWT.

2. Rezeki

Walaupun Allah telah menetapkan takdir rezeki setiap manusia, pelaksanaannya bergantung pada usaha dan ikhtiar individu. Rezeki setiap orang telah ditetapkan oleh Allah, bagaimana, kapan, dan di mana rezeki itu datang sangat bergantung pada usaha dan kerja keras manusia. Misalnya, seseorang harus bekerja atau berusaha untuk memperoleh penghasilan.

Usaha yang dilakukan manusia ini adalah bagian dari proses qadar, di mana hasil akhirnya adalah ketentuan Allah. Allah memberikan rezeki melalui berbagai cara dan bentuk, dan tanggung jawab manusia adalah berikhtiar dengan sungguh-sungguh sambil tetap berserah diri kepada ketetapan Allah.

3. Keberhasilan dan kegagalan

Keberhasilan dicapai melalui usaha keras, ketekunan, dan doa, tetapi hasil akhirnya tetap berada dalam kehendak Allah. Tetapi, kegagalan tidak selalu mencerminkan kurangnya usaha atau doa, melainkan bagian dari ketetapan Allah yang memiliki hikmah tersembunyi. Dalam hal ini, kegagalan bisa menjadi bentuk ujian, pelajaran, atau kesempatan untuk introspeksi dan perbaikan diri.

Dengan memahami bahwa kegagalan dan keberhasilan adalah qadar dari Allah, umat Muslim diajarkan untuk selalu berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berserah diri kepada kehendak-Nya, sambil menerima setiap hasil dengan ikhlas. Keyakinan ini mendorong sikap tawakal (berserah diri) kepada Allah, seraya tetap optimis dan terus berusaha.

4. Kepandaian

Kepandaian tentunya memiliki elemen takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Namun, bagaimana kepandaian ini berkembang dan digunakan sangat bergantung pada ikhtiar setiap manusia seperti pendidikan, latihan, dan pengalaman.

Seseorang dilahirkan dengan kemampuan intelektual tertentu, tetapi pengembangan kemampuan ini melalui belajar dan usaha adalah bagian dari qadar. Ketentuan Allah dalam memberikan kemampuan dasar pada manusia, tetapi tergantung pada individu untuk mengasah dan mengembangkan kepandaiannya.

Pada saat yang sama, lingkungan dan peluang yang tersedia juga merupakan bagian dari qadar Allah, sehingga mempengaruhi sejauh mana seseorang bisa memanfaatkan atau mengembangkan kepandaiannya. 

5. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kombinasi antara ketetapan Allah dengan usaha masing-masing individu. Meski manusia memiliki kebebasan untuk memilih karier atau profesi, dan berusaha keras untuk mencapainya melalui pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.

Kemudian pekerjaan yang diperoleh adalah hasil dari qadar Allah. Hal ini berarti bahwa segala upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan termasuk pencarian, lamaran, wawancara, dan pelatihan semuanya berjalan sesuai dengan rencana Allah.

Hikmah mengimani Qada dan Qadar

Mengimani pada qada dan qadar tentunya memiliki banyak hikmah yang berharga bagi Si Kecil dalam menjalani kehidupan dunia dan menyiapkan diri untuk akhirat. Hikmahnya sebagai berikut :

1. Melatih diri untuk bersyukur dan bersabar

Setiap manusia yang beriman pada qada dan qadar saat mendapatkan keberuntungan tentunya ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang wajib disyukuri. Sebaliknya, jika sedang terkena musibah maka ia akan bersabar karena hal tersebut merupakan ujian baginya dan sudah dihendaki oleh Allah. 

2. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Saat orang tidak beriman pada qada dan qadar memperoleh keberhasilan, ia akan menganggap bahwa keberhasilan itu karena hasil usahanya sendiri. Ia mulai merasa dirinya hebat. Jika ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia tidak menyadari bahwa kegagalan itu sebetulnya ketentuan Allah. Pada dasarnya, Allah telah menjelaskan melalui surat Yusuf ayat 87 sebagai berikut:

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَايَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

Yâ baniyyadz-habû fa taḫassasû miy yûsufa wa akhîhi wa lâ tai'asû mir rauḫillâh, innahû lâ yai'asu mir rauḫillâhi illal-qaumul-kâfirûn

Artinya: Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir. 

Mengapa Qada tidak dapat ditunda atau diubah?

Pengertian qada menurut bahasa adalah hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Sedangkan menurut istilah akidah, qada adalah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.

Hal ini berarti bahwa qada merupakan rencana Allah SWT terhadap makhluknya. Sementara itu, rencana ini hanya Dia yang mengetahui dan Dialah yang bisa mengendalikannya.

Dalam buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI oleh Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin dijelaskan alasan mengapa qada tidak dapat ditunda atau diubah karena ini adalah ketetapan Allah SWT yang telah ditentukan sejak zaman azali, yaitu masa sebelum alam semesta diciptakan.

Alasan yang kedua karena qada merupakan rahasia Allah SWT. Artinya, tidak ada manusia yang dapat mengetahuinya, mengubahnya, mengendalikannya, atau menundanya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hadid ayat 22 yang berbunyi,

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ ٢٢

Artinya: Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.

Itulah pengertian qada dan qadar beserta contohnya. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda