Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Ciri-ciri Fungsi Otak Anak Tidak Berkembang Maksimal

ANNISA ZAHRA AULIANY   |   HaiBunda

Rabu, 18 Sep 2024 11:05 WIB

Ciri otak anak tidak berkembang
Ciri otak anak tidak berkembang maksimal/ Foto: Getty Images/iStockphoto/prpicturesproduction

Bunda perlu mewaspadai ciri-ciri yang mungkin menunjukkan fungsi otak anak tidak berkembang secara maksimal. Otak adalah organ pusat tubuh manusia yang bertugas mengontrol hampir seluruh fungsi tubuh mulai dari berpikir hingga bergerak.

Kelainan perkembangan otak dapat dikenali baik saat bayi baru lahir, maupun seiring bertambahnya usia anak. Otak anak yang tidak berkembang akan menyebabkan keterlambatan dalam tumbuh kembangnya.

Untuk mengetahui apakah otak anak tidak berkembang, Bunda perlu melakukan pemeriksaan sejak dini dan sesegera mungkin menyadari adanya gejala berisiko. Sebelum itu, simak apa itu gangguan fungsi otak serta ciri-ciri yang muncul saat otak anak tidak berkembang dengan normal berikut ini.

Mengenal gangguan fungsi otak

Gangguan fungsi otak adalah suatu kondisi ketika terjadi kelainan pada perkembangan otak anak yang berkaitan dengan penyakit, cedera, atau riwayat kesehatan lainnya. Anak dengan gangguan otak tidak berkembang harus menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui adanya kondisi kesehatan mental terkait.

Gangguan otak meliputi kondisi genetik dan medis serta cedera otak dan penyakit terkait lainnya yang memengaruhi fungsi otak anak. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan otak anak, baik sejak di masa kandungan maupun saat masa kanak-kanak.

Berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan dapat memengaruhi fungsi otak anak. Gangguan fungsi otak dapat memberikan dampak pada perilaku, kepribadian, dan kemampuan anak untuk memproses informasi.

Gangguan otak pada anak juga sering dikaitkan dengan penyakit ADHD, autisme, ketidakmampuan belajar, sulit bersosialisasi, depresi, dan gangguan kecemasan. Gangguan otak yang berkaitan dengan kesehatan mental harus ditindaklanjuti dengan dokter atau ahli saraf untuk mengatasi masalah neuropsikologis.

Lebih lanjut, kelainan perkembangan otak juga dapat terjadi pada bayi yang mengalami mikrosefali. Gangguan fungsi otak ini merupakan kondisi langka saat anak bayi lahir dengan ukuran kepala yang terlalu kecil. Mikrosefali atau mikrosefalus bisa disebabkan oleh otak bayi yang gagal berkembang selama masa kehamilan.

Ciri-ciri gangguan fungsi otak pada anak

Gangguan fungsi otak sangat dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan anak. Terdapat beberapa indikator yang menandakan otak anak tidak berkembang normal menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Berikut ini ciri-ciri yang dapat muncul apabila otak anak tidak berkembang:

1. Gangguan Motorik Kasar

  • Anak menunjukkan gerakan yang asimetris atau tidak seimbang antara anggota tubuh bagian kanan dan kiri
  • Menetapnya refleks primitif yang muncul saat bayi hingga lebih dari usia 6 bulan
  • Anak mengalami hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot
  • Anak mengalami hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
  • Anak menunjukkan gerakan yang tidak terkontrol

2. Gangguan Motorik Halus

  • Anak bayi masih menggenggam setelah menginjak usia 4 bulan
  • Adanya dominasi satu tangan atau handedness sebelum menginjak usia 1 tahun
  • Pandangan atau penglihatan anak yang tidak konsisten
  • Anak masih suka melakukan eksplorasi oral, seperti memasukkan mainan ke dalam mulut setelah melewati usia 14 bulan.

3. Gangguan Bicara dan Bahasa (Ekspresif)

  • Anak belum bisa membuat frasa atau gabungan kata dengan makna setelah usia dua tahun
  • Ucapan anak masih belum jelas dan belum bisa dimengerti saat usia 30 bulan
  • Anak tidak bisa menunjuk suatu benda yang membuatnya tertarik pada usia 20 bulan.

4. Gangguan Bicara dan Bahasa (Reseptif)

  • Anak belum bisa berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain di sekitarnya pada usia 20 bulan
  • Anak tidak konsisten dalam merespon suara atau bunyi seperti tidak terlalu menanggapi saat dipanggil
  • Sering mengulangi ucapan orang lain atau membeo setelah menginjak usia 30 bulan.

5. Gangguan Sosio-emosional

Gangguan otak anak yang tidak berkembang terlihat pada masalah sosio-emosional yang terjadi pada tiap rentang usia berikut ini:

  • 6 Bulan: Jarang tersenyum atau berekspresi senang lainnya
  • 9 Bulan: Jarang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
  • 12 Bulan: Tidak merespon saat namanya dipanggil
  • 15 Bulan: Belum bisa menyebut kata
  • 18 Bulan: Belum bisa bermain pura-pura
  • 24 Bulan: Belum bisa menciptakan gabungan dua kata yang memiliki makna
  • Berbagai usia: Tidak adanya fase babbling, berbicara, dan kemampuan sosialisasi/interaksi lainnya

Penyebab gangguan fungsi otak pada anak

Kelainan perkembangan otak anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor kesehatan. Merangkum laman Cleveland Clinic, berikut beberapa faktor yang menyebabkan otak anak tidak dapat berkembang dengan normal:

1. Faktor genetika

Gen penyebab gangguan fungsi otak pada anak, dapat diturunkan dalam keluarga atau terjadi secara spontan. Gen atau mutasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis penyakit otak.

2. Paparan racun atau radiasi

Paparan racun dari lingkungan dan radiasi dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak anak. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia beracun dan radiasi akan meningkatkan risiko sejumlah penyakit otak seperti tumor otak.

3. Fungsi sistem kekebalan tubuh

Penyakit otak autoimun dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel lain dalam tubuh seorang anak.

4. Infeksi

Infeksi juga menjadi penyebab kelainan perkembangan otak atau gangguan neurologis pada anak. Bakteri, virus, dan organisme lainnya menyebabkan penyakit otak seperti meningitis.

5. Cedera

Kecelakaan dan cedera merupakan penyebab utama sebagian besar cedera otak traumatis. Cedera pada otak juga dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi otak lainnya seperti epilepsi dan alzheimer.

6. Gaya hidup yang tidak sehat

Gangguan fungsi otak seperti stroke dan alzheimer berkaitan erat dengan gaya hidup tidak sehat seperti pola makan yang buruk, jarang olahraga, merokok, hingga konsumsi alkohol berlebihan.

Jenis gangguan fungsi otak

Terdapat beberapa jenis gangguan fungsi otak yang menyebabkan otak anak tidak berkembang dengan baik. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut:

1. Cedera otak

Cedera otak sering kali disebabkan oleh trauma yang dapat merusak jaringan orak, neuron, dan saraf manusia. Kerusakan pada fungsi otak ini memengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol bagian tubuh lainnya. Beberapa cedera otak meliputi hematoma, penggumpalan darah, contusion atau memar pada jaringan otak, edema serebral, gegar otak, hingga stroke.

Adapun gejala saat seseorang mengalami cedera otak meliputi muntah dan mual, kesulitan berbicara, pendarahan lewat telinga, mati rasa, sakit kepala, kelumpuhan, kehilangan ingatan, dan sulit berkonsentrasi. Gejala lainnya dapat berupa tekanan darah tinggi, detak jantung yang rendah, pelebaran pupil, dan pernapasan tidak teratur.

2. Tumor otak

Tumor otak dapat bersifat ganas (kanker) atau jinak (nonkanker). Klasifikasi tumor otak terbagi menjadi stadium 1, 2, 3, dan 4, semakin tinggi stadium menunjukkan kondisi tumor yang lebih berbahaya. Gejala umum tumor otak dapat berupa mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki, sakit kepala, kejang, mual dan muntah, perubahan perilaku, sulit menjaga keseimbangan dan bergerak, hingga perubahan pada pendengaran, penglihatan, dan cara berbicara.

3. Penyakit neurodegeneratif

Penyakit neurodegeneratif menyebabkan otak dan saraf manusia mengalami penurunan seiring waktu. Penyakit ini dapat memengaruhi kepribadian penderitanya dan menyebabkan kebingungan. Penyakit yang termasuk dalam masalah kesehatan ini meliputi alzheimer atau demensia, tay-sachs atau kelainan genetika, penyakit huntington, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), parkinson, dan lainnya.  

Beberapa gejala umum penyakit neurodegeneratif adalah kehilangan ingatan, pikun atau pelupa, munculnya sikap apatis, kecemasan, agitasi, hilangnya kontrol diri, dan perubahan suasana hati. Penyakit neurodegeneratif menyebabkan kerusakan permanen sehingga gejalanya cenderung memburuk seiring waktu.

4. Gangguan kesehatan mental

Gangguan kesehatan mental juga memiliki keterkaitan erat dengan penyakit otak. Gangguan kesehatan mental yang sering ditemukan adalah depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan stres pascatrauma (PTSD), hingga skizofrenia.

Diagnosis gangguan fungsi otak

Jika seorang anak menunjukkan ciri-ciri kelainan perkembangan otak, pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan dengan ahli saraf atau spesialis neurologi. Pemeriksaan neurologis mencakupi tes motorik, sensorik, refleks, dan berpikir untuk menilai kondisi pendengaran, penglihatan, dan keseimbangan pasien.

Diagnosis juga dilakukan dengan mengambil gambar otak pasien menggunakan alat medis CT, MRI, dan PET scan. Dokter juga akan memeriksa cairan pada otak dan tulang sumsum tulang belakang untuk mencari tahu adanya pendarahan otak, infeksi, dan masalah lainnya.

Selain itu, biopsi juga mungkin dilakukan pada pasien tumor otak untuk mengetahui apakah tumor tersebut bersifat kanker atau non-kanker. Tes laboratorium seperti tes darah, urine, dan tinja dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut penyebab gangguan fungsi otak.

Demikian informasi mengenai ciri-ciri otak anak tidak berkembang hingga jenis gangguan fungsi otak yang perlu diketahui. Semoga dapat membantu memahami perkembangan anak agar dapat membersamai Si Kecil secara maksimal.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda