HaiBunda

PARENTING

5 Penyebab Balita Suka Memukul Diri Sendiri & Cara Mengatasinya

Kinan   |   HaiBunda

Sabtu, 14 Sep 2024 04:00 WIB
Ilustrasi balita/Foto: Getty Images/Userba011d64_201
Jakarta -

Saat Si Kecil senang memukul dirinya sendiri, hal ini terkadang membuat orang tua khawatir. Apa sebenarnya penyebab dan bagaimana cara tepat mengatasi agar tak berlanjut?

Dikutip dari laman Parents, biasanya balita akan memukul orang lain saat marah, tetapi terkadang mereka juga melampiaskan rasa frustrasi pada dirinya sendiri.

Untuk membantu balita saat mereka suka memukul diri sendiri, perhatikan dengan seksama kapan hal itu terjadi dan bagaimana situasinya berlangsung. Hal ini penting untuk menentukan apakah Bunda perlu konsultasi lebih lanjut ke dokter.


Biasanya saat anak-anak tumbuh dewasa, mereka akan berhenti memukul diri sendiri. Namun, perhatikan apakah kebiasaan itu kembali, karena beberapa anak menggunakan perilaku itu sebagai pelampiasan emosi yang tidak sehat.

Apa penyebab balita suka memukul diri sendiri?

Balita akan memukul diri sendiri karena ketidakmampuan untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan mereka. Bisa juga karena belum mampu mengungkapkan gejolak emosinya.

Ketika balita sedang mengalami rasa sakit dan sulit mengekspresikannya juga bisa menjadi alasan lain balita suka memukul diri sendiri. Berikut ulasannya, Bunda:

1. Frustrasi

Jika tidak bisa menahan rasa frustrasi, balita mungkin akan memukul diri sendiri sebagai cara untuk mengekspresikan kekesalan mereka. Saat Bunda melihat hal ini terjadi, perhatikan pemicu apa pun yang menyebabkan kemarahan pada Si Kecil.

Mungkin Bunda menolak sesuatu yang sangat ingin dilakukan oleh anak, atau mungkin juga mereka sedang merasa terlalu lelah dan lapar. Penyebab umum frustasi pada balita meliputi:

  • Kelelahan
  • Lapar
  • Rasa sakit
  • Penyakit tertentu

Setelah Bunda mengenali pola atau pemicu yang menyebabkan balita suka memukul diri sendiri, Bunda mungkin dapat mencegah hal ini terjadi di waktu berikutnya. 

2. Rasa sakit

Penjelasan lain mengapa balita tiba-tiba memukul diri sendiri adalah karena mungkin sedang merasakan sakit fisik. Misalnya, balita yang memukul diri mereka sendiri di bagian samping kepala mungkin mengalami infeksi telinga.

Sementara itu, bayi yang sedang tumbuh gigi mungkin juga terkadang memukul diri mereka sendiri untuk mengatasi rasa sakit di gusi. Terkadang, memukul dapat menenangkan diri sendiri.

Perhatikan di bagian mana anak memukul diri sendiri. Terkadang, anak-anak mencoba mengomunikasikan bagian tubuhnya yang sedang sakit. 

Bergantung pada sumber rasa sakitnya, Bunda mungkin dapat merawat anak di rumah. Namun, jika Bunda tidak yakin apa yang menyebabkan rasa sakit tersebut, jangan tunda untuk segera konsultasi ke dokter.

3. Kurangnya keterampilan komunikasi

Dikutip dari Healthline, saat anak merasakan emosi yang besar ​​seperti marah, cemburu, takut, atau bingung tetapi kosakatanya belum berkembang, memukul mungkin tampak seperti satu-satunya cara untuk memberi tahu Bunda apa yang sedang terjadi.

Mereka mungkin juga kesal dengan dirinya sendiri karena tidak dapat mengungkapkan perasaan. 

4. Menenangkan diri sendiri atau mencari sensasi

Beberapa anak lebih menyukai pengalaman sensorik fisik daripada yang lain. Jadi sebagai respons, mereka mungkin beralih jadi memukul diri sendiri untuk memenuhi keinginan akan rangsangan fisik. 

Beberapa anak juga beralih ke gerakan fisik berulang sebagai cara menenangkan diri saat stres atau lelah.

5. Mencari perhatian

Balita umumnya sangat suka mendapatkan perhatian penuh dari orang tua dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika Bunda memberikan reaksi yang besar saat pertama kali mereka memukul diri sendiri, mereka mungkin akan mengulangi perilaku tersebut untuk membuat Bunda terus marah.

Cara mengatasi balita yang suka memukul diri sendiri

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Dilansir berbagai sumber, berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi kebiasaan balita yang suka memukul diri sendiri:

1. Ciptakan lingkungan yang aman

Jika anak-anak menemukan banyak cara untuk menyakiti diri sendiri, seperti membenturkan kepala ke dinding, pindahkan mereka atau benda-benda tersebut dari jangkauannya.

Bunda juga dapat memberi mereka sesuatu untuk dipegang, seperti boneka beruang untuk diremas atau cangkir berisi air untuk diminum.

2. Tawarkan bantuan

Bunda bisa memberikan respons seperti memeluk erat anak untuk mencegahnya memukul diri sendiri. Tindakan ini dapat menenangkan balita dan menghentikan perilaku melukai diri sendiri. 

Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang bagi anak, serta meredakan rasa sakit atau frustrasi yang mereka rasakan.

3. Ucapkan kata-kata yang menenangkan

Memberi tahu anak-anak bahwa mereka aman dan Bunda selalu juga bisa menenangkan balita yang rewel. Cobalah untuk fokus menenangkan dan mengurangi risiko balita menyakiti dirinya sendiri.

Setelah momen itu berlalu, Bunda dapat mulai mengajari balita cara-cara yang sehat untuk mengekspresikan rasa frustrasi. Misalnya dimulai dengan berbicara tentang cara mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan.

4. Atasi semua kebutuhan fisik

Jika anak memukul dirinya sendiri karena keluhan fisik seperti lapar, kedinginan, tumbuh gigi, atau haus, Bunda tidak akan bisa mengatasi perilaku sampai kebutuhan fisiknya terpenuhi.

Cobalah untuk membuat mereka merasa lebih nyaman, lalu tunjukkan kepada bagaimana mereka bisa memberi tahu Bunda di masa mendatang cara tepat saat sedang membutuhkan sesuatu.

Selain itu, Bunda juga harus mencoba memperhatikan pola-pola ini. Apabila Bunda melihat mereka memukul diri sendiri setiap kali popoknya basah atau melewatkan waktu makan camilan, Bunda dapat mencoba untuk memenuhi kebutuhan ini terlebih dahulu sebelum mereka mulai memukul.

Kapan tanda perlu ke dokter?

Meskipun ini adalah perilaku yang cukup umum yang kemungkinan besar akan ditinggalkan anak bertambah usia, ada beberapa tanda bahwa Si Kecil mungkin memerlukan bantuan profesional. 

Lakukan konsultasi ke dokter apabila ada tanda-tanda berikut: 

  • Kebiasaan memukul pada anak bertambah parah
  • Anak melukai dirinya sendiri, termasuk membuat dirinya terbentur, memar, atau tergores
  • Anak mengalami keterlambatan bicara atau tampaknya tidak dapat mendengar dengan jelas
  • Anak menunjukkan tanda-tanda penyakit fisik, seperti demam, kehilangan nafsu makan, kelelahan, atau mudah marah
  • Memiliki gejala kondisi perkembangan, seperti gangguan pemrosesan sensorik

Demikian ulasan tentang penyebab balita suka memukul diri sendiri, cara mengatasi, dan kapan perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Apa Bedanya ADHD dan Disabilitas Intelektual? Simak Penjelasan Dokter Anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Artis Resmi Cerai di 2025, Terbaru Acha Septriasa

Mom's Life Amira Salsabila

Rayakan Ultah Sang Putra, Dewi Lestari dan Mantan Suami Tampil Bersama

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Ungkapan Hati Aurelie Moeramans saat Hamil Pertama Kali, Merasakan Keajaiban

Kehamilan Amrikh Palupi

20 Resep Kue Simpel untuk Berbagai Acara, Cubit hingga Lumpur

Mom's Life Amira Salsabila

Bayi Sering Kaget & Kejang saat Tidur, Tanda Bahayakah? Ketahui Penyebab & Cara Mengatasinya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keringat Berlebih di Malam Hari Bisa Jadi Gejala Kanker, Ini Penjelasannya!

5 Artis Resmi Cerai di 2025, Terbaru Acha Septriasa

20 Resep Kue Simpel untuk Berbagai Acara, Cubit hingga Lumpur

Ungkapan Hati Aurelie Moeramans saat Hamil Pertama Kali, Merasakan Keajaiban

Bayi Sering Kaget & Kejang saat Tidur, Tanda Bahayakah? Ketahui Penyebab & Cara Mengatasinya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK