Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tips Ajarkan Anak Membela Diri Menurut Psikolog, Sudah Lakukan Bun?

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 27 Sep 2024 21:00 WIB

5 Tips Ajarkan Anak Membela Diri Menurut Psikolog
Ilustrasi Tips Ajarkan Anak Membela Diri Menurut Psikolog/Foto: Getty Images/iStockphoto/Shutter2U
Daftar Isi
Jakarta -

Dalam dunia bermain dan pertemanan Si Kecil, bisa saja ada salah satu anak yang bersikap kasar atau bahkan melakukan tindakan bullying. Maka dari itu, mengajarkan anak membela diri sejak dini pun sangat penting.

Dikutip dari laman Parents, masalah keterampilan sosial ini sangat mungkin salah satunya disebabkan oleh masalah pandemi. Di usia emasnya, anak mungkin tidak berada di lingkungan yang biasa untuk terus mengembangkan keterampilan sosialnya secara lebih alami.

Meskipun bersosialisasi secara virtual telah membantu banyak anak balita untuk tetap bersosialisasi, hal itu tidaklah sama dan anak masih tetap rentan untuk mengoptimalkan perkembangan sosialnya.

Banner Kebiasaan Sepele Penyebab Sakit

Akibatnya, anak jadi kurang percaya diri dan tidak mampu membela diri saat ada masalah pertemanan. Lalu seperti apa tips mengajarkan anak membela diri menurut psikolog?

Tips mengajarkan anak membela diri menurut psikolog

Dikutip dari Motherly, menurut psikolog anak Jaimie Bloch, ada lima frasa yang harus diajarkan kepada anak agar mereka dapat membela diri tanpa harus menjadi pengganggu. Semuanya tentang menunjukkan rasa percaya diri dan kepemimpinan.

"Anak-anak yang kesulitan dengan rasa percaya diri atau memiliki gaya pasif dalam interaksi sosial dapat berisiko diganggu," ungkap Bloch.

Pendiri MindMovers Psychology ini menyebut lima frasa yang harus diajarkan kepada anak agar mereka dapat membela diri di mana pun bersosialisasi yakni: 

  1. 'Sekarang giliranku, aku akan memberikannya kepadamu setelah aku selesai'.
  2. 'Aku tidak suka dipanggil seperti itu. Aku ingin kamu memanggilku dengan namaku'.
  3. 'Kamu yang bertanggung jawab atas tubuhmu, dan aku yang bertanggung jawab atas tubuhku'.
  4. 'Aku akan mencari teman lain untuk bermain'.
  5. 'Aku akan meminta (nama orang dewasa) untuk membantu kita'.

Bloch membagikan kiat-kiat ini karena putrinya juga sempat mengalami masalah serupa, khususnya tidak percaya diri secara sosial.

"Saya ingin putri saya bersikap tegas dan mampu mempertahankan pendiriannya dengan baik dan percaya diri. Mungkin dia tidak tahu cara melakukannya, jadi saya harus mendukungnya dalam mengembangkan keterampilan ini," imbuhnya.

Bloch menambahkan bahwa ketegasan melampaui masalah interaksi sosial, dengan mengajarkan anak cara mengekspresikan ide dan kebutuhan mereka dengan lebih baik dalam semua situasi sosial.

"Tapi ingat, bersikap tegas dan membantu anak-anak menemukan keberaniannya membutuhkan latihan dan kesabaran dari orang tua. Jangan memaksa anak-anak jika mereka belum merasa nyaman atau siap," tutur Bloch.

Apa yang bisa dilakukan orang tua?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mengajarkan anak membela diri. Berikut caranya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Ajak anak mengobrol tentang persahabatan

Memperkenalkan tentang arti pertemanan dan persahabatan yang sesungguhnya akan melatih anak bagaimana cara memilih teman yang baik. 

Perubahan kelompok sebaya mungkin merupakan hal yang anak butuhkan untuk membangun kepercayaan diri dan belajar bagaimana rasanya memiliki teman sejati.

2. Latih anak menanggapi dengan tegas

Semakin seorang penindas berpikir ia dapat mengganggu anak lain tanpa tanggapan, semakin ia akan bersemangat melakukannya. Itulah sebabnya tanggapan yang tegas sangat efektif dalam melawan penindasan.

Anak-anak yang menguasai keterampilan ketegasan akan membuatnya jadi lebih percaya diri menghadapi gangguan apa pun di kemudian hari. 

3. Hubungi sekolah jika perlu

Interaksi sosial di masa-masa sekolah awal akan menjadi dasar untuk tahun-tahun mendatang. Jadi semakin positif interaksi tersebut dalam fase formatif perkembangan ini, semakin baik bagi anak untuk membangun kepercayaan diri dan harga dirinya. 

Jika bimbingan orang tua tampaknya tidak cukup berpengaruh, mungkin ada baiknya untuk menghubungi sekolah.

Perhatikan kurikulum sosial dan emosional yang diberikan oleh sekolah, lalu tunjuk orang yang tepat untuk mengamati anak di sekolah dan memberinya dukungan ekstra.

4. Pastikan anak mampu bertindak cepat

Semakin lama seorang penindas memiliki kekuasaan atas mental anak lain, semakin kuat gangguan yang mungkin akan terus ia lakukan. Sering kali, perundungan dimulai dalam bentuk yang relatif ringan seperti memberi julukan, mengganggu, atau bahkan melakukan agresi fisik ringan.

Setelah anak pengganggu ini menguji keadaan dan memastikan bahwa anak tidak akan memberi tahu orang dewasa dan membela hak-haknya, agresi tersebut dapat kian memburuk.

Ajari anak bahwa mengambil tindakan terhadap perundung dan melakukannya lebih cepat adalah cara terbaik untuk membela diri. 

5. Gunakan bahasa tubuh

Saat mengajarkan anak membela diri, sampaikan bahwa akan sangat membantu jika anak berlatih menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat kata-kata. 

Strategi tegas non-verbal ini akan menunjukkan kepada seorang pengganggu bahwa anak bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya. Misalnya seperti:

  • Jaga kontak mata
  • Jaga suara tetap tenang dan datar
  • Berdirilah pada jarak yang sesuai dari anak pengganggu
  • Panggil nama anak tersebut saat berbicara kepadanya

Demikian ulasan tentang tips mengajarkan anak membela diri menurut psikolog. Pastikan untuk segera melakukan pendekatan pada anak jika ia terlihat belum bisa melawan dan membela diri saat menghadapi teman yang suka mengganggu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda