Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Generasi Alpha, Karakteristik dan Cara Mendidiknya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 25 Aug 2024 21:00 WIB

Ilustrasi Anak Cerdas
Ilustrasi Generasi Alpha/Foto: iStock
Jakarta -

Bunda pernah mendengar tentang istilah generasi Alpha? Lantas, apa karakteristik anak-anak yang lahir sebagai generasi Alpha, ya?

Tahun kelahiran seseorang umumnya dikelompokkan ke dalam berbagai generasi. Beberapa di antaranya yang sering terdengar adalah generasi X, generasi Y, generasi Milenial, generasi Z, hingga generasi Alpha.

Generasi Alpha sendiri merupakan anak-anak yang lahir setelah generasi Z. Anak-anak yang masuk ke dalam kelompok generasi Alpha adalah mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025.

Alasan Ayah Antar Anak Sekolah

Dalam setiap kelompok generasi, terdapat perbedaan yang mencolok mulai dari sifat hingga pola hidup. Terlebih generasi Alpha lahir di saat teknologi sudah berkembang dengan pesat.

Apa itu generasi Alpha?

Melansir dari laman Investopedia, generasi Alpha adalah sebutan yang diberikan kepada generasi yang telah atau akan lahir di antara tahun 2010 hingga 2025. Generasi ini adalah generasi pertama yang dilahirkan sepenuhnya pada abad ke-21.

Kelompok generasi Alpha adalah kelompok terbesar dalam sejarah umat manusia, Bunda. Bukan tanpa alasan, hal ini karena jumlahnya lebih dari 2 miliar jiwa.

Anak yang masuk ke dalam generasi Alpha sudah mengenal teknologi sejak lahir. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan menggunakan internet dan berada di depan layar handphone, komputer, maupun tablet.

Karena tren harapan hidup yang lebih panjang, banyak generasi Alpha yang diperkirakan akan hidup hingga abad ke-22.

Generasi Alpha sendiri merupakan generasi penerus dari generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Menurut penelitian, sebagian besar generasi Alpha adalah anak-anak dari generasi milenial yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996.

Istilah generasi Alpha pertama kali diciptakan pada tahun 2005 oleh ahli demografi, Mark McCrindle, pendiri perusahaan konsultan, Australia McCrindle. Ia turut menjelaskan pemikiran di balik pilihan penamaan generasi ini.

"Sesuai dengan penamaan ilmiah yang menggunakan alfabet Yunani sebagai pengganti alfabet Latin dan telah berhasil melewati generasi X, Y, dan Z. Kami menetapkan kelompok berikutnya sebagai generasi Alpha, bukan kembali ke masa lalu, tapi awal dari sesuatu yang baru," jelasnya.

12 Karakteristik generasi Alpha

Mengutip dari laman Parenting Firstcry, ada beberapa karakteristik generasi Alpha yang perlu Bunda pahami. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Generasi yang paling banyak mendapat pendidikan

Meski sebagian besar dari generasi Alpha masih dalam masa pertumbuhan, mereka akan menjadi generasi paling terdidik sepanjang sejarah, Bunda. Hal ini karena bantuan teknologi dan informasi instan yang tersedia.

Mereka akan tumbuh dan belajar lebih banyak tentang dunia daripada generasi sebelumnya. Ini juga akan mengubah sifat pendidikan tinggi karena memberikan ekspektasi yang berbeda.

2. Didominasi oleh AI

AI adalah artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Siap atau tidak, anak-anak generasi Alpha akan didominasi dengan teknologi ini, Bunda.

AI mendominasi realitas mereka dan merupakan bagian alami dari kehidupan mereka. Ini juga menjadi faktor bagaimana mereka akan melihat dunia dengan banyaknya informasi yang disajikan.

3. Enggan berbagi satu sama lain

Etnografi telah mengungkapkan bahwa generasi Alpha tidak suka berbagi satu sama lain, Bunda. Hal ini tentu sangat berbeda dengan generasi mereka sebelumnya yang sangat suka berbagi.

4. Suka melanggar aturan

Generasi Alpha tidak bisa dibatasi oleh aturan seperti generasi-generasi sebelumnya. Energi yang mereka miliki tidak bisa ditahan karena dunia digital menghubungkan mereka dengan perspektif tidak terbatas.

5. Tidak terprediksi

Generasi sebelum Alpha sangat mudah diprediksi. Sementara itu, generasi Alpha sangat berbeda dalam beberapa urusan. Bunda pun pasti akan merasa jengkel karena anak generasi Alpha akan terus berubah.

Mereka cenderung lebih individualistis karena mereka tidak termasuk ke dalam kategori orang yang dominan. Jadi, pada saat menemukan cara untuk memprediksinya, mereka dapat menunjukkan perilaku yang baru.

6. Sangat paham tentang teknologi

Ayah dan Bunda dari anak generasi Alpha mungkin lahir saat teknologi baru dimulai. Namun, generasi Alpha akan menjadi anak yang memiliki integrasi teknologi tanpa batas.

Faktanya, generasi Alpha dan teknologi sangat berkaitan erat. Dengan begitu, diperkirakan ketika mereka berusia delapan tahun, keterampilan teknologinya akan melampaui orang tuanya.

7. Pembelajaran yang personal

Generasi Alpha umumnya memiliki akses langsung ke informasi yang dibutuhkan. Bagi mereka, metode pembelajaran lama menjadi hal yang kuno baginya.

Anak-anak generasi ini pun akan belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan ditargetkan untuk mengimbangi kemampuannya. Bersama dengan ruang kelas, modul, dan tutorial pembelajaran online akan memfasilitasi pendekatan mereka terhadap pendidikan.

8. Media sosial jadi tempat interaksi

Generasi Alpha akan berinteraksi serta bersosialisasi secara dominan dengan teman mereka melalui media sosial, Bunda. Dengan media sosial, mereka akan terhubung sepanjang hari dan membawa kekhawatiran tentang privasi dan bullying secara online.

Penerimaan seorang anak untuk bersosialisasi pun dihitung dengan seberapa besar mereka disukai secara online. Meskipun hal ini kini menjadi norma, anak generasi alpha perlu diajari tentang pentingnya interaksi dengan orang lain secara langsung dengan bertatap muka.

9. Memiliki pola makan yang berbeda

Generasi Alpha memiliki pola makan yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Karbohidrat, lemak, dan susu organik, akan menjadi bagian besar dari apa yang mereka sukai.

Kebanyakan generasi Alpha akan lebih menyukai makanan western. Mereka suka pasta, keju, makaroni, dan sereal lain yang mengandung lemak jenuh.

10. Gaya yang fungky

Anak-anak generasi Alpha lebih fokus pada gaya dan kenyamanan individu daripada norma sosial. Karena itu, mereka diperkirakan menjadi generasi yang paling suka pamer.

Nama-nama anak generasi Alpha juga semakin multikultural, Bunda. Terkadang Bunda akan menemukan nama mereka yang semakin modern.

11. Memiliki masa kecil yang berbeda

Tidak seperti orang tua generasi milenial yang menikmati waktu luang dengan bermain di luar ruangan dan menghabiskan waktu tanpa melakukan apa-apa, generasi Alpha memiliki gaya hidup yang berbeda. Mereka hidup di dunia dengan stimulasi kognitif yang konstan sehingga butuh lebih banyak struktur dalam hari-hari agar tidak gelisah.

Tidak hanya itu, anak generasi Alpha juga khawatir terhadap adanya tekanan dari teman sebayanya. Untuk itu, mereka berlomba agar bisa berprestasi di sekolah dan menginvestasikan waktu demi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar berprestasi. Meskipun cara tersebut berhasil untuk beberapa dari mereka, tak jarang ada yang merasa stres dan cemas.

12. Hidup di masa ini

Kekhawatiran tentang kesulitan di masa depan hampir menghilang dengan generasi Alpha. Jadi, tren hidup saat ini populer dengan para generasi Alpha di mana anak-anak hanya mengkhawatirkan hidup yang dijalani hari ini.

Kelebihan dan kekurangan generasi Alpha, anak yang lahir tahun 2010-2025

Merangkum dari laman Business Insider, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh generasi Alpha. Berikut ini deretannya:

Kelebihan generasi Alpha

Berikut ini kelebihan generasi Alpha:

  • Pandai dalam teknologi sejak usia muda
  • Mudah mendapatkan berbagai informasi
  • Memiliki banyak teman yang ditemui secara online
  • Lebih dekat dengan orang tua
  • Menjadi generasi yang lebih maju secara digital
  • Berani menentang otoritas terutama tentang norma gender

Kekurangan generasi Alpha

Berikut ini kekurangan dari generasi Alpha:

  • Tidak bijak menggunakan teknologi
  • Jumlah waktu layar yang berlebihan
  • Perhatian dan konsentrasi berkurang
  • Kurang waktu bersosialisasi
  • Kurang mendapatkan waktu untuk berinteraksi
  • Kurang mampu menghadapi konflik
  • Kreativitas dan imajinasi berkurang
  • Kemampuan untuk mencapai kebahagiaan berkurang
  • Memiliki rasa tidak puas yang tinggi
  • Lebih suka berinteraksi secara online

7 Cara mendidik generasi Alpha

Ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk mendidik generasi Alpha. Berikut ini Bubun bantu bagikan deretannya:

1. Pahami kebutuhan anak

Perkembangan teknologi saat ini membuat kebutuhan generasi Alpha menjadi berbeda dan unik. Tingginya penerimaan sosial rentan membuat mereka menjadi stres dan mengalami masalah emosional.

Karena itu, Bunda perlu lebih memerhatikan apa yang paling dibutuhkan oleh generasi Alpha. Utamakan kondisi psikis dan emosional anak, ya.

2. Beri aturan tentang gadget

Meski memiliki banyak manfaat, gadget juga merupakan masalah utama bagi anak generasi Alpha, Bunda. Jika tidak diberikan aturan yang ketat, Si Kecil akan mendapatkan berbagai dampak negatif.

Melihat dari laman Parenting Firstcry, anak harus memahami dengan jelas apa yang boleh dan tidak boleh mereka akses di media sosial. Buat juga aturan tentang screentime agar mereka tidak kebablasan.

3. Ajari keterampilan sosial

Teknologi canggih saat ini memang sudah semakin memudahkan berkomunikasi, kendati demikian anak generasi Alpha tetap perlu belajar keterampilan sosial seperti berinteraksi langsung dengan orang lain. Ini penting untuk menumbuhkan karakter empati dan mengerti perasaan orang lain.

4. Sisihkan waktu untuk quality time

Meskipun sibuk, sempatkan waktu untuk melakukan quality time bersama anak ya, Bunda. Menghabiskan waktu bersama anak tanpa gangguan gadget bisa membangun hubungan yang erat.

Bunda bisa lakukan secara rutin di akhir pekan dengan mengajaknya ke museum, baca buku ke perpustakaan, atau sekadar mengobrol di rumah.

5. Mau belajar bersama

Jangan sampai orang tua tertinggal dari segi teknologi dengan anak, supaya bisa mengenal lingkup pertemanannya. Selain perlu mengembangkan diri, orang tua juga perlu mengarahkan anak untuk memakai teknologi pada hal yang positif.

6. Kenali potensi dan kelemahannya

Setiap anak memiliki potensi dan kelemahannya masing-masing. Di zaman serba ada dan canggih ini, orang tua harus bisa mengenali keduanya agar bisa mengarahkan anak ke arah yang tepat dan mengasah potensinya.

Misalnya, anak suka bermain gadget hingga lupa waktu dan tertarik dengan komputer? Coba arahkan ke kegiatan yang lebih kompleks dan bermanfaat, seperti les coding.

7. Tanamkan anak sifat budi pekerti

Selain keterampilan sosial, generasi Alpha juga perlu dibekali dengan budi pekerti yang baik. Bunda bisa tanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini. Hal ini termasuk tentang cara bersikap dengan orang yang lebih tua, memberi salam saat masuk rumah, serta tidak berbicara dengan nada tinggi.

Demikian informasi tentang generasi Alpha, Bunda. Semoga bisa memberikan banyak manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda