PARENTING
5 Masalah Gizi pada Bayi yang Sering Terjadi & Cara Mengatasinya
Mutiara Putri | HaiBunda
Sabtu, 04 Jan 2025 04:00 WIBGizi seimbang dan nutrisi pada bayi perlu diperhatikan dengan baik, Bunda. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.
Masalah gizi pada bayi sendiri adalah salah satu isu kesehatan yang masih menjadi perhatian banyak pihak. Pada usia ini, perkembangan fisik dan mental bayi bergantung pada asupan gizi yang tepat karena tubuh mereka sedang mengalami pertumbuhan dengan cepat.
Ketika bayi mengalami masalah gizi atau mendapatkan gizi yang tidak seimbang, mereka mungkin akan mengalami dampak pada kesehatan jangka panjang baik dalam segi fisik, kognitif, maupun emosional.
Masalah gizi pada bayi dan cara mengatasinya
Dilansir berbagai sumber, ada beberapa masalah gizi yang bisa terjadi pada bayi. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya lengkap dengan cara mengatasinya:
1. Bayi lahir rendah
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah istilah medis untuk bayi yang beratnya kurang dari 2.500 gram saat lahir. Dikutip dari laman Very Well Family, bayi dilahirkan kecil karena dua alasan utama: bayi itu lahir prematur atau lahir tepat waktu tetapi tidak tumbuh cukup selama kehamilan.
Menilik dari situs resmi ayosehat.kemkes.go.id, bidan atau dokter kandungan yang menangani persalinan harus segera memberitahu Bunda jika bayi terindikasi BBLR. Bukan tanpa alasan, dibutuhkan serangkaian langkah tepat untuk memastikan tumbuh kembang Si Kecil hingga berat badannya normal.
Cara mengatasi:
Sebuah penelitian di tahun 2008 menjelaskan bahwa gagal tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh berat lahir, usia gestasi saat dilahirkan, serta pengetahuan Bunda dalam pemberian nutrisi BBLR. Karena itu, Bunda dan Ayah perlu terus mencari informasi dalam pemberian nutrisi BBLR ini.
Pastikan informasi ini didapatkan dari sumber yang terpercaya dan ahli di bidangnya. Dengan begitu, risiko stunting di masa mendatang pada bayi pun akan menurun.
Tidak hanya itu, pemberian ASI yang tepat pada BBLR juga sangat berpengaruh pada perkembangan bayi. Pemberian ASI akan memberikan peningkatan berat badan 20 gram per hari, peningkatan lingkar kepala 0,005 cm per hari, dan peningkatan panjang badan 0,006 cm per hari.
2. Stunting
Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang didefinisikan sebagai tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Stunting turut dipengaruhi oleh gizi yang didapatkan anak sejak mereka bayi. Misalnya tidak diberikannya ASI hingga proses penyapihan yang terlalu dini.
"Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya, termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stunting," ujar Dokter Spesialis Anak di RS Kenak Medika Gianyar Bali, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, pada HaiBunda beberapa waktu lalu.
Cara mengatasi:
Anak yang sudah dipastikan mengalami stunting memang bisa diberikan susu Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) atas indikasi dan resep dokter. Jadi pemberiannya tidak boleh sembarangan.
Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), PKMK bisa dikatakan sebagai obat terapi stunting. Meski begitu, bila anak menolaknya, dokter mungkin akan memasang selang di hidung untuk memasukkan nutrisi ke lambung anak.
"Susu PKMK tinggi kalori memang dianggap sebagai terapi, tapi syaratnya harus atas indikasi, resep dari dokter spesialis anak dan pengawasan dokter. Ini diperlakukan setidaknya sama seperti obat," kata dokter Meta dalam Live Instagram HaiBunda, beberapa waktu lalu.
3. Gizi buruk
Mirip dengan stunting, gizi buruk juga menandakan anak memiliki masalah pada pertumbuhannya, Bunda. Dikutip dari situs resmi gizi.kemenkes.go.id, gizi buruk adalah kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka pendek karena kurangnya asupan makanan bergizi dan sering sakit.
Proses terjadinya gizi buruk pada bayi di bawah 6 bulan bisa dialami sejak dalam kandungan. Karena itu, pencegahan gizi buruk bisa dimulai sejak masa kehamilan hingga menyusui.
Ketika mengalami gizi buruk, badan bayi akan terlihat lebih kurus. Tidak hanya itu, mereka juga mengalami pembengkakan pada kedua punggung kaki dan tidak segera kembali jika ditekan.
Cara mengatasi:
Penanganan gizi buruk pada bayi bisa meliputi hal-hal berikut ini seperti dikutip dari laman NHS:
- Pemberian vitamin dan mineral sesuai dengan anjuran dokter
- Pengobatan untuk kondisi media yang mendasari dan menyebabkan gizi buruk
- Memantau pengobatan secara teratur
- Melakukan pengukuran berat dan tinggi badan di pusat layanan kesehatan bersama ahli
4. Weight faltering
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, weight faltering merupakan istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan pada anak. Hal ini sangat umum terjadi dan bisa diobati.
Weight faltering disebabkan oleh beberapa faktor seperti bayi lahir prematur, kekurangan gizi dan nutrisi pada Ibu hamil dan bayi, proses menyusui yang tidak efektif. hingga bayi menolak atau susah makan.
Biasanya, bayi yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan yang tidak bertambah sesuai standar usia bayi setiap bulannya. Mereka juga memiliki ukuran fisik yang lebih pendek dan kecil, serta adanya penurunan berat badan yang signifikan.
Cara mengatasi:
Bayi yang mengalami weight faltering atau gagal tumbuh perlu segera diberikan penanganan yang tepat. Secara garis besar, pemberian makanan dengan asupan gizi dan nutrisi yang cukup menjadi kunci utama untuk mengembalikan berat badan bayi ke angka yang sesuai standar.
Bunda bisa terus memantau kondisi anak dengan memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Selain itu, lakukan juga beberapa hal sebagai berikut:
- Pemberian suplemen makanan dengan panduan ahli gizi
- Hindari pemberian makan berlebihan pada bayi yang kurang gizi karena bisa menyebabkan diare
- Berikan ASI secara teratur
- Lakukan konsultasi dengan dokter anak maupun ahli gizi
5. Kelebihan gizi
Kelebihan gizi atau obesitas juga merupakan salah satu masalah gizi yang bisa dialami oleh bayi. Hal ini turut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Hans Natanael SpA, BCCS, CIMI, CBATR, C.HydroT.
"Benar (penyakit nutrisi). Permasalahan malnutrisi pada anak bukan saja berhubungan dengan kurang gizi, melainkan juga pada kelebihan gizi. Dalam hal ini, seorang anak yang obesitas juga dapat dikategorikan terkena penyakit malnutrisi," ujar Hans ketika diwawancara HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, mengungkap obesitas secara primer memang merupakan penyakit malnutrisi. Lebih dari 90 persen penyebabnya karena kelebihan nutrisi dan kurang dari 10 persen adalah obesitas sekunder atau karena faktor yang berkaitan dengan hormon hingga genetik.
"Obesitas yang terjadi secara primer termasuk malnutrisi, karena overnutrisi itu lebih dari 90 persen. Bisa juga obesitas sekunder karena faktor endogen, seperti masalah hormon, sindrom, dan genetik yang kurang dari 10 persen," ungkap dokter yang akrab disapa Wiwin ini, pada HaiBunda.
Cara mengatasi:
Ada beberapa hal yang perlu Bunda lakukan untuk mengatasi obesitas pada bayi. Berikut ini deretannya seperti dikutip dari laman Royal College of Pediatrics and Children Health:
- Tetap berikan ASI pada Si Kecil
- Ingat pemberian makan yang responsif
- Pahami isyarat menyusui pada bayi
- Pahami dan pelajari grafik pertumbuhan bayi
- Tetap mulai MPASI di usia 6 bulan
- Hindari pemberian makanan manis dan camilan tidak sehat
- Konsultasikan ke dokter tentang pengobatan lebih lanjut agar Si Kecil mendapatkan penanganan yang sesuai
Demikian informasi tentang masalah gizi pada bayi, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
4 Tanda Stunting pada Anak yang Perlu Diwaspadai
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Resep Gadon Sapi untuk MPASI Anak Usia 1 Tahun, dan Menu Tinggi Kalori Lainnya
Hari Gizi Nasional, Layanan Telekonseling Bantu Pantau Nutrisi Anak di Masa Pandemi
9 Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian MPASI
5 Kriteria Makanan untuk Perkembangan Bayi 6-12 Bulan
TERPOPULER
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia
Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Terungkap, Pacar Berondong Olla Ramlan Diduga Teuku Ryan
-
Beautynesia
Saatnya Move On, Ini 3 Tanda Kamu Berjuang Sendirian dalam Hubungan
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Kim Kardashian Dikritik bak Penunggu Rumah Bordil, Terlalu Seksi
-
Mommies Daily
Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba