Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dongeng Anak: Pesut Terakhir, Penjaga Sungai Mahakam

Kampung Dongeng   |   HaiBunda

Jumat, 10 Jan 2025 18:35 WIB

Dongeng Anak: Pesut Terakhir, Penjaga Sungai Mahakam
Ilustrasi Pesut Terakhir: Penjaga Sungai Mahakam/Foto: HaiBunda/Dwi Rachmi
Jakarta -

Di tengah arus tenang sungai Mahakam, seekor pesut bernama Seta berenang sendirian. Ia adalah pesut terakhir di sungai itu, setelah keluarganya perlahan menghilang karena kerusakan lingkungan. Setiap malam, Seta sering memandangi langit berbintang, mengenang masa kecilnya ketika sungai masih penuh dengan tawa keluarganya.

"Ayah, Ibu, apakah kalian masih bisa mendengar aku?" bisiknya lirih, menatap pantulan dirinya di permukaan air. "Aku sendirian sekarang, tapi aku janji akan menjaga sungai ini untuk kalian."

Suatu pagi, suara bising menggema di sungai. Mesin-mesin berat sedang mengeruk pasir di tepiannya, membuat air keruh dan ikan-ikan pergi ketakutan. Seta mencoba mendekat. Ia melompat-lompat di permukaan air, berharap para manusia akan melihatnya.

"Hentikan! Kalian merusak rumahku!" serunya dengan putus asa, meski tahu manusia tidak bisa mendengar kata-katanya. Namun, alih-alih berhenti, mereka hanya tertawa melihat aksinya, menganggap Seta sebagai hiburan semata.

Seta kembali ke dalam air dengan hati yang berat. "Apakah tidak ada yang peduli? Apakah aku benar-benar harus menghadapi ini sendirian?" ia berbisik pada dirinya sendiri, air mata hampir jatuh dari matanya.

Dengan sisa harapannya, Seta pergi menemui Raja Kura-Kura, sahabatnya yang bijaksana. "Raja Kura-Kura, aku tidak tahu harus berbuat apa. Sungai ini perlahan mati, dan aku terlalu lemah untuk menyelamatkannya sendirian."

Raja Kura-Kura menghela napas panjang. "Seta, meskipun kamu merasa kecil dan sendirian, suara kebenaran tidak pernah sia-sia. Kita akan berjuang bersama."

Dengan dukungan Raja Kura-Kura, Seta memanggil semua makhluk sungai: ikan-ikan kecil, burung-burung air, bahkan serangga yang tinggal di tepi sungai. Mereka bekerja sama membersihkan air yang keruh dan mengembalikan kehidupan sungai.

Namun, Seta tetap merasakan beban di hatinya. Saat malam tiba, ia berenang ke sudut sepi sungai dan berbicara pada dirinya sendiri. "Aku rindu keluargaku. Aku ingin mereka melihat bahwa aku mencoba sekuat tenaga. Tapi... apakah ini cukup?"

Tak disangka, keesokan harinya, seorang anak kecil yang tinggal di desa tepi sungai melihat usaha Seta. "Ayah, lihat pesut itu! Dia bekerja keras untuk sungai kita. Kita tidak boleh membiarkannya sendirian," kata anak itu penuh semangat.

Kata-kata anak itu menyentuh hati banyak orang. Perlahan, manusia mulai berhenti merusak sungai dan bergabung membantu memulihkan keindahannya.

Kini, meski Seta tetap menjadi pesut terakhir, ia tidak lagi merasa sendirian. Setiap malam, ia menatap bintang-bintang dan berbisik, "Ayah, Ibu, aku tidak sendiri lagi. Manusia mulai peduli. Aku akan terus menjaga sungai ini untuk kalian."

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda