HaiBunda

PARENTING

Kandungan Berbahaya pada Mainan Anak Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Autisme, Ini Kata Studi

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 14 May 2025 08:40 WIB
Ilustrasi Mainan Anak/Foto: iStock
Jakarta -

Mainan anak seharusnya bisa menjadi sarana bermain yang aman sekaligus bisa mendukung tumbuh kembangnya. Namun, ternyata ada kandungan berbahaya pada mainan yang bisa tingkatkan risiko autisme.

Dikutip dari laman NHS, autisme adalah mereka yang bertindak dengan cara berbeda dari orang lain yang berkaitan dengan komunikasi, interaksi, berpikir, serta situasi sosial.

Autisme bukanlah sebuah penyakit. Hal ini merupakan kondisi di mana otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain yang dimiliki sejak lahir.


Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan autisme pada anak. Namun, sebuah studi menjelaskan bahwa ada kandungan berbahaya pada mainan anak yang berisiko menyebabkan anak autis.

Penelitian kandungan berbahaya pada mainan anak yang sebabkan autisme

Dikutip dari laman Indian Express, sebuah studi dari All India Institute of Medical Science (AIIMS), Delhi, India, menunjukkan bahwa lingkungan memainkan peran kunci dalam perkembangan autisme anak-anak. Temuan baru-baru ini dipresentasikan di International Society for Autism Research.

Autisme sendiri tidak dapat dianggap berasal dari satu gen yang diturunkan. Namun, ini disebabkan oleh interaksi gen dan faktor lingkungan.

Penanggung jawab fakultas divisi neurologi anak di departemen pediatri AIIMS, Dr Shefali Gulati, melakukan penelitian pada 500 anak dengan ASD dan 100 subjek kontrol. Ia memantau sampel darah, urine, rambut, dan kuku mereka untuk mempelajari damaknya dari 21 logam berat.

Sementara analisis rambut dan kuku sedang berlangsung, kadar timbal, arsenik, kadmium, mangan, dan kromium yang tinggi, terdapat pada sampel urine dari 500 anak dengan ASD dibandingkan dengan kelompok kontrol.

"Hal ini berdampak pada perkembangan otak dan IQ. Sangat penting untuk memahami dari mana mereka berasal. Anak-anak bermain dengan mainan atau menggunakan cat yang terkontaminasi timbal, terpapar baterai non-standar yang memberi daya pada perangkat mereka, kadmium yang berasal dari perokok pasif, arsenik yang ada di mana-mana, termasuk di dalam air, dan merkuri yang juga ada dalam makanan laut," jelas dr. Gulati.

Tidak hanya itu, perhiasan, kosmetik, air minum dari popa timah tua atau perlengkapan pipa, debu rumah tangga, bahkan obat-obatan tradisional, semua dicampur dengan logam berat dan mudah dijangkau anak.

"Ini adalah yang terburuk bagi anak-anak yang tinggal di dekat pabrik atau tempat pembuangan sampah, di mana tanah dan air mudah terkontaminasi," tutur dr. Gulati.

Beberapa makanan yang tumbuh di tanah seperti biji-bijian, kentang, bawang putih, apel, hingga kacang hijau, juga mengandung jejak kromium.

Apa hubungannya dengan autisme?

Meskipun beberapa anak dilahirkan dengan pemicu genetik untuk autisme, hal ini juga bergantung pada lingkungannya. Misalnya polusi udara, pestisida, hingga kondisi sang Bunda seperti obesitas atau diabetes.

"Faktor-faktor ini termasuk paparan polusi udara, pestisida, atau obat-obatan tertentu selama kehamilan, serta kondisi kesehatan Bunda seperti obesitas atau diabetes," ujar dr. Gulati.

"Usia lanjut, tingkat stres, dan gaya hidup sang Ayah bisa memengaruhi gen dalam sperma dan menjadi pemicu autisme. Kami melakukan penelitian lain di mana kami menemukan mikrobioma usus anak-anak dengan ASD yang berbeda dari saudara kandung mereka," tambah Gulati.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar polusi udara tingkat tinggi sebelum dan sesudah lahir mungkin akan mengalami autisme. Faktor lingkungan lain mungkin termasuk paparan penghambat api, yang digunakan di sebagian besar peralatan rumah tangga dan produk untuk mengurangi risiko kebakaran.

Para peneliti juga mempelajari tentang ftalat, Bunda. Ini merupakan bahan yang digunakan dalam plastik, sabun, dan sampo.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Benarkah Autisme Bisa Dideteksi dari Perkembangan Bahasa Anak?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK