HaiBunda

PARENTING

Anak Percaya pada Zodiak, Haruskah Khawatir? Ketahui Alasan Psikologis di Baliknya

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Senin, 21 Jul 2025 21:20 WIB
Alasan anak percaya zodiak/ Foto: Getty Images/Tran Van Quyet

“Bunda, aku tuh kayaknya Cancer banget, deh. Soalnya aku sensitif dan suka diem!” Pernah dengar Si Kecil bicara seperti ini? Atau mungkin diam-diam anak suka baca ramalan zodiak di media sosial?

Di era digital seperti sekarang, konten astrologi memang makin mudah diakses, bahkan oleh anak-anak dan remaja. Namun, apakah hal ini perlu dikhawatirkan, Bunda?

Zodiak sendiri sebenarnya sudah ada sejak lebih dari 2 ribu tahun lalu, lho. Sistem astrologi pertama kali berkembang di masa Babilonia Kuno. Dalam astrologi, setiap orang memiliki tanda zodiak berdasarkan tanggal lahir.


Tanda ini dipercaya mewakili karakter, nasib, hingga kecocokan hubungan seseorang. Inilah yang membuatnya terasa personal dan menarik, terutama bagi anak dan remaja yang sedang dalam proses mengenal diri.

Lalu, apa sebenarnya alasan psikologis di balik kepercayaan pada zodiak? Dan bagaimana sikap orang tua saat anak mulai tertarik membaca ramalan bintang? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Bunda!

3 Alasan mengapa orang percaya zodiak menurut psikolog

Melansir dari laman Verywell Mind dan Psychology Today, berikut beberapa alasan besar mengapa banyak orang membaca dan mempercayai ramalan zodiak menurut pandangan psikologi!

1. Menenangkan hati dan memberi rasa aman

Saat hidup terasa penuh tekanan atau tidak menentu, banyak orang mencari pegangan emosional. Zodiak sering menjadi "pelampung" yang memberi rasa aman dan dijadikan petunjuk, meski hanya secara simbolik. Hal ini juga dialami oleh anak dan remaja yang sedang menghadapi perubahan besar dalam hidupnya, seperti tekanan akademis, pergaulan, atau konflik batin.

Psikolog sekaligus astrolog Jennifer Freed, Ph.D., menyebut bahwa astrologi membantu meredakan rasa cemas dan menghadirkan ketenangan. Menariknya, tren astrologi justru meningkat di masa-masa sulit. Sejarah mencatat, astrologi booming saat fenomena The Great Depression tahun 1930-an maupun selama pandemi Covid-19.

Freed juga menekankan bahwa astrologi sering menjadi ruang yang inklusif dan menghibur ketika institusi lain gagal memberikan makna. Bahkan saat seseorang merasa harinya buruk karena "zodiaknya sedang sial", itu bisa menjadi pengingat untuk lebih hati-hati. Meski kendali yang dirasakan tidak nyata, perasaan siap dan terarah tetap membawa ketenangan.

2. Bahasa zodiak terasa personal dan meyakinkan

Ramalan zodiak sering kali terasa seperti ditulis khusus untuk pembacanya. Kalimat seperti, "Kejutan menyenangkan sedang menantimu bulan ini," atau "Kamu tahu cara bersenang-senang, tapi juga nyaman sendiri," seolah menggambarkan kepribadian pembacanya secara akurat, ya, Bunda?

Fenomena ini dijelaskan oleh psikolog sebagai efek Barnum, yaitu kecenderungan untuk menganggap pernyataan yang umum dan netral sebagai sesuatu yang sangat pribadi. Bahasa ramalan biasanya fleksibel dan bernada positif, sehingga lebih mudah diterima oleh siapa saja.

Kepercayaan ini juga dipengaruhi oleh siapa yang menyampaikan. Ramalan dari astrolog terkenal lebih mudah dipercaya dibandingkan horoskop anonim. Maka tidak heran, banyak orang merasa yakin karena merasa "dikenal" oleh ramalan zodiaknya.

3. Membantu remaja mengenal dan menerima diri

Di masa remaja, pencarian jati diri menjadi proses yang sangat krusial. Banyak anak mulai bertanya-tanya tentang siapa dirinya, apa kelebihannya, dan mengapa ia bersikap seperti itu. Dalam proses ini, zodiak kerap menjadi alat bantu refleksi yang mudah diakses dan menyenangkan.

Menurut Freed, astrologi bisa membantu seseorang menggali potensi dan mengenali kekuatannya. Misalnya, remaja yang percaya dirinya kreatif dan bebas karena berzodiak Aquarius, akan terdorong untuk lebih mengekspresikan diri. Informasi positif yang sesuai dengan keyakinan pribadi cenderung memperkuat rasa percaya diri dan citra diri yang sehat.

Perlukah Bunda khawatir jika anak percaya pada zodiak?

Meskipun begitu, percaya pada zodiak bukan berarti anak sedang menolak logika atau tidak mau berpikir rasional. Dalam banyak kasus, ketertarikan terhadap astrologi hanyalah bagian dari eksplorasi identitas dan bentuk hiburan yang membuat mereka merasa dikenal atau dipahami. Apalagi di usia remaja, rasa ingin tahu tentang diri sendiri memang sedang berkembang pesat.

Freed menjelaskan bahwa kepercayaan terhadap zodiak seringkali berkaitan dengan kebutuhan untuk menemukan makna, merasa terkoneksi, atau mencari pegangan di tengah perubahan. Hal ini bisa jadi pelampung emosional sementara, bukan keyakinan mutlak.

Namun, tetap penting bagi orang tua untuk hadir dan mendampingi dengan cara yang hangat dan tidak menghakimi. Waspadai jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda bergantung sepenuhnya pada ramalan bintang untuk mengambil keputusan penting, seperti memilih pertemanan, gaya hidup, atau bahkan meragukan dirinya hanya karena merasa "zodiaknya jelek."

Misalnya, jika anak berkata, "Aku memang gampang marah, soalnya Aries," atau "Aku enggak bakal cocok berteman sama Scorpio," ini bisa jadi sinyal bahwa ia mulai menggeneralisasi dan membatasi diri berdasarkan stereotip zodiak.

Alih-alih langsung melarang atau menyalahkan, cobalah mengajak anak berdiskusi dengan pendekatan reflektif. Bunda bisa mulai dengan pertanyaan seperti:

  • "Apa yang bikin kamu tertarik sama zodiak?"
  • "Menurut kamu, semua orang yang berzodiak sama pasti punya sifat yang sama juga, ya?"
  • "Kalau kamu baca zodiak yang kurang cocok, bagaimana perasaanmu?"

Pertanyaan seperti ini membantu anak untuk berpikir lebih kritis tanpa merasa disalahkan. Pendekatan ini juga membuka ruang dialog sehat antara anak dan orang tua yang sangat penting di masa remaja.

Perlu diingat juga, ya, Bunda, anak belajar dari cara orang dewasa menanggapi rasa ingin tahunya. Dengan memberikan ruang aman untuk mengeksplorasi, sambil tetap membimbing secara logis dan empatik, anak akan belajar memilah mana yang bisa diyakini dan mana yang sebaiknya dipertanyakan.

Itulah penjelasan mengapa anak dan remaja di usia rentan bisa begitu tertarik pada ramalan zodiak, serta bagaimana orang tua bisa menyikapinya dengan bijak. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa jadi bekal untuk mendampingi Si Kecil, ya, Bunda!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Benarkah Kepribadian Anak Diturunkan dari Orang Tua? Ini Faktanya, Bunda!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Outfit Sana TWICE, Salah Satu Perempuan Tercantik Dunia

Mom's Life Amira Salsabila

Terpopuler: Potret Atisha Anak Dewi Lestari yang Tingginya Melebihi Ibunda

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Potret A Day In My Life ala Sherina, Olahraga di Gym hingga Compose Musik

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Nadia Soekarno & Suami Diplomat Gelar Mitoni 7 Bulan Kehamilan di Swiss, Intip Potretnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

Sedang Menunda Kehamilan? Lakukan ini Sebelum, Saat, dan Setelah Berhubungan Intim

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jadwal Diet Intermittent Fasting untuk Wanita, Salah Satunya 16/8

5 Potret Outfit Sana TWICE, Salah Satu Perempuan Tercantik Dunia

Terpopuler: Potret Atisha Anak Dewi Lestari yang Tingginya Melebihi Ibunda

5 Potret A Day In My Life ala Sherina, Olahraga di Gym hingga Compose Musik

IQ Orang Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia, Benarkah?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK