HaiBunda

PARENTING

Sudah Terbukti, Ini Pola Asuh yang Bikin Anak Sukses dan Percaya Diri

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 20 Jul 2025 16:30 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/SDI Productions
Jakarta -

Tak sedikit orang tua yang bertanya, bahwa pola asuh seperti apa yang benar-benar mampu membuat anak tumbuh sukses dan percaya diri? Apakah harus bersikap tegas, lembut, atau justru menggabungkan keduanya?

Menariknya, sebuah penelitian dari Harvard University menekankan pentingnya hubungan hangat dan responsif dalam membentuk perkembangan otak Si Kecil. Pola asuh seperti ini membuat anak lebih siap menghadapi tekanan dan tumbuh dengan rasa percaya diri.

Melansir dari CNBC Make It, pakar parenting yang mempelajari lebih dari 200 hubungan orang tua dan anak menemukan satu pendekatan yang sering kali diabaikan. Padahal, pola asuh ini justru terbukti sangat efektif dalam membangun kekuatan emosional anak.


Anak yang dibesarkan dengan pendekatan ini cenderung nyaman menjadi dirinya sendiri dan tak mudah goyah menghadapi tantangan. Mereka juga akan lebih kuat secara emosional saat menghadapi berbagai tantangan.

Mengenal emotionally safe parenting, kunci anak tumbuh percaya diri

Emotionally safe parenting atau pola asuh yang aman secara emosional menekankan pentingnya keselarasan orang tua dengan kebutuhan emosional anak. Pola asuh ini tak sekadar mengatur perilaku anak, tetapi juga membangun kepercayaan lewat komunikasi yang jujur.

Pola ini mirip dengan pola asuh otoritatif yang menetapkan batasan tegas sekaligus mendorong kemandirian. Bedanya, pendekatan ini juga mengajak orang tua untuk melakukan penyembuhan batin, lebih peka terhadap emosi anak, dan lebih sadar akan respons diri sendiri.

Beberapa ciri umum orang tua yang aman secara emosional, antara lain:

  • Pengakuan terhadap emosi anak dilakukan tanpa tergesa memperbaiki keadaan atau mengabaikan perasaannya.
  • Respons yang diberikan cenderung lembut dan tidak membuat anak merasa bersalah atau malu, meski orang tua dibesarkan dengan cara sebaliknya.
  • Perilaku menantang seperti berteriak atau memukul dilihat sebagai sinyal tekanan emosional, bukan sebagai bentuk pembangkangan.
  • Permintaan maaf disampaikan setelah konflik, karena memperbaiki koneksi dinilai lebih penting daripada memberi hukuman atau menarik diri.
  • Refleksi diri dijalani lewat aktivitas seperti menulis jurnal, terapi, atau latihan mindfulness untuk membantu mengurangi reaktivitas, bukan sekadar menenangkan diri sesaat.

Cara menciptakan hubungan yang aman secara emosional dengan anak

Tak sedikit orang tua yang ingin dekat dengan anak, tetapi sering bingung harus mulai dari mana. Padahal, rasa aman secara emosional membuat anak merasa dicintai apa pun keadaannya.

Dikutip dari CNBC Make It, bahwa pola asuh ini bukan soal selalu lembut, tapi tentang membangun hubungan yang kuat, bahkan saat ada konflik. Kuncinya dimulai dari orang tua yang sadar akan emosi dan pola asuh diri sendiri.

1. Mulai dari diri sendiri

Pola asuh ini berawal dari dalam diri orang tua, bukan dari perilaku anak. Penting, Bunda, untuk menyadari bagaimana pengalaman masa kecil dan pemicu emosional dapat memengaruhi cara merespons Si Kecil.

  • Saat emosi memuncak, sadari perasaan Bunda bukan untuk menahan, tapi untuk memahami.
  • Sebelum mengoreksi anak, tanya diri sendiri, "Bagian mana dari diriku yang merasa terancam saat ini?".
  • Jika Bunda mulai mengulang pola asuh orang tua dulu, pikirkan "Apakah ini cara yang aku ingin wariskan ke anakku?".

2. Lihat perilaku sebagai sinyal, bukan ancaman

Perilaku negatif tak selalu berarti Si Kecil tidak sopan. Orang tua yang menerapkan pola asuh aman secara emosional justru melihatnya sebagai sinyal bahwa anak sedang membutuhkan dukungan, bukan hukuman.

  • Jika anak membanting pintu, anggaplah ia mungkin kewalahan, bukan kasar.
  • Tanyakan: "Apa yang ingin disampaikan dari perilakunya?" bukan, "Bagaimana cara menghentikannya?".
  • Tanggapi dengan rasa ingin tahu: "Bisa bantu Mama pahami apa yang terjadi?" atau, "Apa yang kamu rasakan waktu itu?".

3. Tetapkan batasan dengan empati, bukan kontrol

Menetapkan batasan itu penting, tapi tidak harus disertai rasa takut atau rasa malu. Bunda tetap bisa bersikap tegas sambil menjaga hubungan emosional yang hangat dengan anak. Bunda bisa terapkan contoh ini:

  • "Ini memang sulit. Bunda di sini untuk bantu kamu menghadapinya".
  • "Kamu kesal karena ini tidak berjalan seperti yang kamu inginkan".

4. Hindari rasa malu dalam pengasuhan

Pola asuh ini bukan soal menjadi sempurna, melainkan tentang memberi contoh bagaimana memperbaiki hubungan dengan cara yang sehat. Tujuannya bukan menyalahkan Si Kecil, melainkan menunjukkan, bahwa konflik bisa diselesaikan tanpa rasa malu atau menjauh. Berikut contohnya:

  • "Bunda tidak seharusnya berteriak tadi. Itu tidak baik, dan Bunda minta maaf".
  • "Boleh merasa marah, tapi kita perlu cari cara yang lebih aman untuk mengekspresikannya selain memukul".
  • "Ayo kita tarik napas dalam bersama, lalu kita bisa bicara soal tadi".

Komunikasi jadi kunci anak sukses dan percaya diri

Cara orang tua berkomunikasi dengan anak punya dampak besar pada cara anak memandang dan berbicara pada dirinya sendiri. Dalam pola asuh yang aman secara emosional, nada suara, pilihan kata, dan respons orang tua sangat menentukan pembentukan citra diri anak.

Orang tua dengan pola asuh emosional yang aman menunjukkan empati lewat kata-kata sederhana. Kalimat ini bisa membuat anak merasa dipahami dan didukung, seperti "Tidak apa-apa merasa sedih" atau "Bunda juga akan merasa seperti itu".

Hal yang paling penting, anak perlu tahu bahwa orang tua akan selalu ada untuknya, "Bahkan ketika keadaan sulit, Bunda tetap di sini". Nah, pola komunikasi seperti ini tidak hanya membuat anak merasa aman, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan emosional yang aman cenderung lebih kuat secara mental dan mampu mengelola perasaannya. Mereka juga lebih mudah membangun hubungan yang sehat dan positif ketika dewasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kapan Anak Tak Perlu Lagi Diantar Sekolah? Ini Kata Pakar

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Victoria Anak Laura Theux Belajar Tidur Sendiri di Usia 12 Bulan

Parenting Nadhifa Fitrina

Sempat Diterpa Gosip, 5 Potret Romantis Chicco Jerikho Bareng Putri Marino & Sang Anak

Mom's Life Amira Salsabila

Dukan Diet, Cara Cepat Turunkan BB Tanda Rasa Lapar & Tersiksa

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik

Rekomendasi Produk Asri Ediyati

Posisi Tidur saat Alami Flek di Usia Kehamilan Muda

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Sempat Diterpa Gosip, 5 Potret Romantis Chicco Jerikho Bareng Putri Marino & Sang Anak

Dukan Diet, Cara Cepat Turunkan BB Tanda Rasa Lapar & Tersiksa

5 Potret Victoria Anak Laura Theux Belajar Tidur Sendiri di Usia 12 Bulan

Posisi Tidur saat Alami Flek di Usia Kehamilan Muda

10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK