HaiBunda

PARENTING

Anak yang Lahir Hari Rabu Lebih Murung, Mitos atau Fakta? Penelitian Ini Ungkap Hal Menarik

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 03 Aug 2025 13:50 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/JNemchinova
Jakarta -

Selama bertahun-tahun, sajak anak berjudul "Monday's Child" diyakini mampu menggambarkan sifat anak hanya berdasarkan hari kelahirannya. Dalam sajak ini disebutkan, bahwa anak Senin disebut "berwajah rupawan", sedangkan anak Rabu digambarkan "penuh kesedihan".

Kepercayaan lama ini begitu populer di Inggris dan bahkan masih sering dibicarakan hingga sekarang. Banyak orang tua penasaran apakah benar hari lahir mampu menentukan karakter dan masa depan seorang anak.

Melansir dari laman Psychology Today, sebagian orang percaya ramalan dalam sajak ini bisa menjadi gambaran awal sifat anak mereka. Keyakinan tersebut membuat hari kelahiran seakan memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian.


Pertanyaannya, apakah hari lahir benar-benar berpengaruh pada kepribadian anak? Ataukah anggapan tersebut hanya sekadar mitos yang diwariskan turun-temurun?

Mitos hari lahir dan sifat anak terbantahkan, penelitian ungkap fakta sebenarnya

Mengutip dari University of York, sudi terbaru membantah kepercayaan populer dalam sajak anak "Monday's Child" yang mengaitkan hari kelahiran dengan sifat anak. Penelitian ini menemukan tidak ada bukti bahwa hari lahir memengaruhi kepribadian, penampilan, atau kesuksesannya di masa depan.

Anak yang lahir pada hari Rabu tidak lebih mungkin "penuh kesedihan" dibanding anak yang lahir pada hari Senin yang disebut "berwajah rupawan". Penelitian ini memberi kelegaan bagi para Bunda yang mungkin khawatir dengan pesan-pesan dalam sajak tradisional tersebut.

Profesor University of York, Sophie von Stumm menegaskan sajak anak hanyalah hiburan, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Menurutnya, nilai-nilai modern sudah jauh berbeda, dan mitos seperti ini tak lagi relevan dengan perkembangan anak.

Tim peneliti menganalisis data dari lebih dari 1.100 keluarga kembar melalui studi E-Risk. Mereka memeriksa apakah ramalan dalam sajak benar-benar berpengaruh terhadap karakter dan kesuksesan anak.

Hasilnya jelas, faktor seperti latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, dan berat lahir jauh lebih menentukan perkembangan anak dibanding hari kelahirannya.

Sifat anak tidak ditentukan oleh hari lahir, ini kata peneliti

Kepercayaan ini sudah mengakar kuat karena memberikan penjelasan sederhana atas sifat dan masa depan anak. Banyak orang tua menyukai ide bahwa hari kelahiran bisa menjadi petunjuk karakter serta jalan hidup anak mereka.

Mengutip dari laman University of York, menurut dr Emily Wood, fenomena ini mirip dengan astrologi yang populer karena kesederhanaannya dan daya tariknya yang mudah dipercaya. Namun, penelitian membuktikan bahwa lingkungan keluarga, pola asuh, dan pengalaman masa kecil memiliki pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anak.

Kepercayaan ini bahkan bisa memengaruhi perlakuan orang tua terhadap anak tanpa mereka sadari. Misalnya, anak Selasa yang disebut "penuh keanggunan" mungkin lebih sering diajak ikut kelas balet atau kegiatan seni lainnya karena keyakinan tersebut.

Padahal, kenyataannya karakter anak lebih banyak dibentuk oleh kasih sayang, pendidikan, dan dukungan keluarga dibanding mitos yang tak berdasar secara ilmiah. Faktor-faktor inilah yang sebenarnya menentukan kepribadian dan kesuksesan anak di masa depan.

Pola asuh dan lingkungan lebih menentukan sifat anak daripada hari kelahirannya

Ilustrasi/Foto: Getty Images/Virojt Changyencham

Berdasarkan penelitian, perkembangan anak jauh lebih dipengaruhi oleh faktor keluarga daripada sekadar hari kelahiran. Kondisi rumah, jumlah anggota keluarga, suasana dalam keluarga, serta karakter dan pola pikir orang tua ikut membentuk pribadi anak sejak dini.

Pola asuh menjadi faktor yang sangat penting karena melibatkan dukungan fisik, kognitif, emosional, dan psikologis untuk Si Kecil. Bunda berperan besar dalam memberikan arahan, teladan yang baik, serta kasih sayang yang membentuk sifat dan kepercayaan diri anak.

Interaksi antara anak dan orang tua juga saling memengaruhi dalam keseharian. Bahkan sejak bayi, cara mereka merespons saat disusui atau diajak berkomunikasi dapat memengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua secara tidak langsung.

Selain itu, keyakinan dan persepsi yang sudah dimiliki orang tua sebelum anak lahir juga turut membentuk cara mereka mengasuh. Misalnya, jika bayi perempuan dianggap lebih lembut dan rapuh, orang tua mungkin akan memperlakukannya dengan cara yang berbeda sejak hari pertama kelahirannya.

Fakta tentang kepercayaan budaya dan persepsi tentang keberuntungan anak

Dikutip dari University of York, di beberapa budaya, waktu kelahiran diyakini memengaruhi nasib anak. Misalnya, kalender zodiak Cina meramalkan bahwa anak yang lahir di Tahun Naga akan memiliki masa depan lebih gemilang.

Penelitian menemukan ramalan ini sedikit banyak terbukti benar, tetapi alasannya bukan karena keberuntungan semata. Orang tua biasanya memberi perhatian dan investasi pendidikan lebih besar pada anak yang lahir di tahun yang dianggap "beruntung".

Dengan kata lain, bukan waktu lahir yang membuat anak lebih sukses, tetapi pola asuh dan kesempatan yang diberikan orang tua. Keyakinan budaya hanya memengaruhi cara anak dibesarkan, bukan takdirnya secara ajaib.

Profesor Sophie von Stumm menekankan sajak anak dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak. Menurutnya, walaupun tidak memengaruhi kepribadian atau nasib anak, sajak tetap memiliki nilai positif.

"Kami tahu bahwa sajak-sajak ini kaya kosakata dan bagus untuk perkembangan bahasa, jadi orang tua sebaiknya tetap membacakannya," ujarnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Mengenal Koala Parenting Beserta 7 Tandanya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

Usia Tak Muda Lagi, Olivia Allan dan Denny Sumargo Tetap Semangat Jalani Promil Anak Kedua

Kehamilan Amrikh Palupi

5 Potret Kebersamaan Komika Bene Dion dan Istri yang Kini Jadi Notaris

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Semakin Banyak TK di Jepang yang Tutup akibat Angka Kelahiran Menurun Tajam

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

Usia Tak Muda Lagi, Olivia Allan dan Denny Sumargo Tetap Semangat Jalani Promil Anak Kedua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK