Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apakah Infeksi Cacing Kremi Berbahaya untuk Anak?

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 21 Aug 2025 09:10 WIB

Apakah Infeksi Cacing Kremi Berbahaya untuk Anak?
Infeksi Cacing Kremi pada Anak/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan
Daftar Isi
Jakarta -

Infeksi cacing kremi sering terjadi pada anak-anak dan kadang sulit dikenali karena gejalanya ringan. Meski terlihat kecil, cacing ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman, loh

Dilansir dari Mayo Clinic, cacing kremi berwarna putih dan tipis, dengan panjang sekitar 0,6 hingga 1,25 cm atau 6-13 milimeter. Mereka biasanya tinggal di usus besar dan aktif terutama pada malam hari.

Anak yang terkena sering merasakan gatal di area anus, gelisah, dan kadang mengalami gangguan tidur. Kebiasaan menggaruk secara tidak sadar juga bisa meningkatkan risiko penyebaran infeksi.

Kebersihan diri yang baik dan penanganan tepat merupakan kunci penting dalam mengurangi gejala dan mencegah penularan pada anggota keluarga lainnya.

Apakah infeksi cacing kremi berbahaya untuk anak?

Cacing kremi atau Enterobius vermicularis adalah cacing gelang kecil dan pucat yang umum ditemukan pada anak-anak. Mereka dikenal karena bentuknya yang ramping dan seperti benang, sehingga mudah terlihat saat berada di tinja atau sekitar anus.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam di UCLA Health di Santa Monica, California, dr. Elizabeth Ko, MD, bahwa cacing kremi hidup di usus besar dan rektum manusia, yang merupakan satu-satunya inangnya.

"Cacing kremi hidup di usus besar dan rektum manusia, yang merupakan satu-satunya inangnya. Mereka tidak hidup pada hewan, sehingga penularan hanya terjadi antar manusia," ujar Elizabeth dikutip dari dari UCLA Health.

Infeksi cacing kremi umumnya tidak berbahaya bagi anak-anak. Meskipun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal, terutama di sekitar anus, infeksi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Penyebab dan faktor risiko infeksi cacing kremi

Ada beberapa penyebab anak terinfeksi cacing kremi, berikut penjelasannya dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention:

1. Telur cacing menempel di tangan dan benda

Anak-anak sering memegang mainan, meja atau benda lainnya yang mungkin terkontaminasi telur cacing kremi. Telur ini bisa tertelan tanpa sengaja saat anak memasukkan tangan ke mulutnya.

Setelah tertelan, telur cacing akan menetas di usus dan berkembang menjadi cacing dewasa. Hal ini membuat infeksi bisa terjadi berulang kali jika kebersihan tangan tidak dijaga.

2. Aktivitas menggaruk area anus

Rasa gatal di sekitar anus membuat anak sering menggaruk tanpa sadar, Bunda. Kebiasaan ini dapat menyebarkan telur cacing ke tangan dan kuku anak.

Telur yang menempel di tangan kemudian bisa tertelan kembali atau menempel ke benda lain. Hal ini meningkatkan risiko infeksi ulang dan menular ke anggota keluarga lain.

3. Infeksi melalui tidur dan kontak dekat

Anak-anak yang tidur atau bermain dekat dengan teman sebaya berisiko tertular, Bunda. Cacing betina biasanya bertelur di malam hari, sehingga kontak fisik saat tidur bisa mempermudah penularan.

Kasur, selimut, dan pakaian tidur yang tidak dibersihkan rutin juga menjadi sumber telur cacing. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tempat tidur sangat penting.

4. Lingkungan sekolah dan penitipan anak

Tempat ramai seperti sekolah dan penitipan anak mempermudah penyebaran cacing kremi. Anak sering berbagi mainan, alat tulis, atau permukaan meja yang terkontaminasi telur cacing.

Telur cacing yang menempel di permukaan bisa bertahan lama dan mudah tertelan oleh anak lain. Hal ini menjelaskan mengapa infeksi sering terjadi di kelompok anak-anak.

5. Kebiasaan makan dan cuci tangan

Anak yang sering lupa mencuci tangan sebelum makan memiliki risiko lebih tinggi, Bunda. Telur cacing yang menempel di tangan bisa masuk ke mulut dan memulai siklus infeksi.

Mendorong anak untuk selalu mencuci tangan setelah buang air atau bermain dapat mengurangi risiko penularan. Kebiasaan sederhana ini efektif mencegah infeksi cacing kremi berulang.

Menilik dari Centers for Disease Control and Prevention, cacing kremi terjadi di seluruh dunia, dan merupakan infeksi cacing yang paling umum di Amerika Serikat. Infeksi cacing kremi paling sering terjadi pada:

  • Usia anak: Infeksi cacing kremi paling sering dialami anak-anak berusia 5 hingga 10 tahun. Anak di bawah usia 2 tahun jarang terinfeksi cacing kremi.
  • Lingkungan padat: Orang yang tinggal di tempat tertutup dengan kepadatan tinggi, seperti asrama atau institusi, berisiko lebih besar terkena infeksi cacing kremi.

Infeksi cacing kremi sering menyerang lebih dari satu orang dalam satu rumah tangga. Di sekolah atau tempat penitipan anak, cacing kremi mudah menyebar sehingga banyak anak bisa terinfeksi sekaligus.

Gejala infeksi cacing kremi

Bunda, terdapat berbagai gejala infeksi cacing kremi yang bisa saja terjadi pada anak, dikutip dari Mayo Clinic:

1. Gatal pada area anus atau vagina

Anak yang terinfeksi cacing kremi sering mengalami gatal di sekitar anus atau vagina. Rasa gatal ini biasanya paling terasa di malam hari ketika cacing bertelur.

2. Sulit tidur atau insomnia

Infeksi cacing kremi bisa membuat anak susah tidur atau tetap gelisah di malam hari. Hal ini karena rasa gatal yang terus muncul sehingga anak tidak nyaman saat tidur.

3. Suasana hati mudah tersinggung

Anak yang terganggu tidurnya akibat infeksi cacing sering menjadi mudah tersinggung atau gelisah. Bunda mungkin bisa melihat perubahan perilaku yang tiba-tiba dari Si Kecil.

4. Gertakan gigi

Beberapa anak yang terinfeksi cacing kremi sering menggemeretakkan gigi mereka saat tidur. Hal ini biasanya merupakan respons tubuh terhadap rasa tidak nyaman tersebut.

5. Sakit perut atau muntah

Sesekali, anak bisa saja mengeluh sakit perut atau bahkan muntah akibat infeksi cacing kremi. Gejala ini biasanya terjadi ringan, tapi tetap membuat anak tidak nyaman.

6. Mengompol

Infeksi cacing kremi kadang menyebabkan anak mengompol di malam hari. Hal ini terkait dengan gangguan tidur dan rasa tidak nyaman yang dialami oleh anak.

7. Tidak menimbulkan gejala

Perlu diingat, ada beberapa anak yang terinfeksi cacing kremi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jadi, pemeriksaan rutin dan menjaga kebersihan penting dalam hal ini ya, Bunda.

Cara mencegah infeksi cacing kremi

Cara paling efektif untuk mencegah infeksi cacing kremi adalah dengan menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik, terutama pada anak-anak. Berikut cara mencegah selengkapnya:

  • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menggunakan toilet, mengganti popok, atau sebelum menyiapkan dan menyantap makanan.
  • Jaga kuku tetap pendek dan bersih setiap saat.
  • Hindari kebiasaan yang bisa menularkan telur cacing kremi, seperti menggigit kuku atau menggaruk area anus.
  • Mandi setiap pagi untuk membersihkan telur cacing yang mungkin menempel selama malam hari, bila memungkinkan.
  • Ganti pakaian dalam dan pakaian setiap hari.
  • Saat mencuci pakaian, sprei, dan handuk, gunakan air panas dan pengering dengan udara panas jika tersedia.

Cara mengatasi mencegah infeksi cacing kremi

Ada dua langkah penting untuk menangani infeksi cacing kremi, yaitu pengobatan dan menjaga kebersihan rumah. Simak penjelasannya berikut ini:

Pengobatan

Infeksi cacing kremi bisa ditangani dengan obat oral yang dijual bebas maupun melalui resep dokter. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk menentukan jenis obat yang paling tepat.

Obat yang umum digunakan dan efektif antara lain:

  • Mebendazole (Vermox)
  • Albendazole (Albenza)
  • Pyrantel pamoate

Karena cacing kremi mudah menular antaranggota keluarga, semua orang yang tinggal serumah dengan penderita, perlu dipertimbangkan untuk pengobatan agar mencegah infeksi atau reinfeksi.

Biasanya, satu siklus pengobatan terdiri dari dosis awal, kemudian diulang dua minggu kemudian. Kadang diperlukan lebih dari satu siklus untuk memastikan seluruh telur cacing hilang.

Membersihkan rumah

Selain pengobatan, menjaga kebersihan diri dan rumah juga penting untuk menghilangkan telur cacing kremi:

  • Ingatkan penderita untuk tidak menggaruk area anus.
  • Hindari mengguncang pakaian dan sprei agar telur cacing tidak tersebar melalui udara.
  • Jangan biarkan anak-anak mandi bersama karena telur cacing bisa menyebar melalui air atau kain lap.
  • Bersihkan dengan teliti permukaan yang mungkin terkena telur, seperti mainan, lantai, meja, dan dudukan toilet.
  • Vakum seluruh area berkarpet dengan hati-hati untuk menghilangkan telur cacing.

Masalah kesehatan akibat cacing kremi

Bunda perlu tahu bahwa infeksi cacing kremi bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan pada anak seperti dikutip dari Healthline:

1. Gatal di anus (Pruritus Ani)

Gejala paling umum infeksi cacing kremi adalah gatal di sekitar anus, terutama di malam hari. Rasa gatal ini muncul karena cacing kremi betina bertelur di area tersebut, membuat anak merasa tidak nyaman.

2. Gangguan tidur

Rasa gatal yang terus-menerus dapat mengganggu waktu tidur anak. Akibatnya, anak sulit tertidur atau sering terbangun di malam hari.

3. Gatal pada vagina (Pruritus Vulvae)

Pada anak perempuan, cacing kremi bisa berpindah ke vagina dan menimbulkan iritasi. Hal ini bisa menyebabkan rasa gatal yang membuat anak rewel dan tidak nyaman.

4. Iritabilitas dan perubahan perilaku

Gangguan tidur dan rasa gatal yang terus-menerus bisa membuat anak menjadi mudah tersinggung. Perilaku anak bisa berubah, terlihat gelisah atau cepat marah tanpa alasan jelas.

5. Infeksi bakteri sekunder

Menggaruk area anus yang gatal bisa merusak kulit dan membuka peluang masuknya bakteri. Hal ini menimbulkan infeksi tambahan yang dapat memperburuk kondisi anak.

6. Apendisitis

Dalam kasus yang jarang terjadi, cacing kremi bisa ditemukan di usus buntu. Kondisi ini berpotensi memicu apendisitis dan membutuhkan penanganan medis segera.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda