
parenting
7 Ide Stimulasi Sensori Anak Usia 3 Tahun untuk Dukung Perkembangan Otak
HaiBunda
Senin, 08 Sep 2025 22:30 WIB

Daftar Isi
Di usia 3 tahun, anak perlu diberikan stimulasi sensori yang tepat untuk membantu mendukung perkembangan otaknya. Apa saja ide stimulasi sensori anak usia 3 tahun yang bisa diterapkan?
Ya, kegiatan dan stimulasi tertentu untuk anak usia 3 hingga 5 tahun berpotensi mendukung perkembangan otak yang lebih optimal. Dengan begitu, anak lebih siap menghadapi tantangan di kemudian hari.
Dikutip dari Web MD, pada dasarnya hingga usia 2 tahun, otak anak sedang berkembang sangat pesat setiap harinya. Mereka mengembangkan bahasa dan keterampilan motorik lebih cepat pada rentang usia ini.Â
Nantinya di antara usia 3 hingga 5 tahun, otak anak juga mulai membentuk lebih banyak koneksi antarbagian otaknya.
Stimulasi otak untuk anak usia 3 tahun
Anak prasekolah umumnya sedang fokus menyerap berbagai informasi baru di sekelilingnya. Otak anak juga sedang mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis.
Sebagian anak di usia ini juga sudah mulai aktif menyerap bahasa, terutama untuk bernegosiasi. Mereka juga belajar bagaimana mengoordinasikan tubuh untuk melakukan hal-hal seperti berlari dan menendang bola.
"Anak-anak sebaiknya berada di luar sana, mengeksplorasi dan bersiap untuk tahap penting mereka berikutnya: pergi ke sekolah," kata dokter tumbuh kembang anak di Amerika Serikat, Michele Macias, MD.
Apa saja contoh stimulasi yang tepat untuk anak 3 tahun?
Berikut beberapa contoh ide stimulasi sensori anak usia 3 tahun untuk dukung perkembangan otaknya:
1. Mengobrol tatap muka dengan orang tua
Menurut Macias, salah satu kegiatan sederhana untuk menstimulasi otak anak adalah waktu 1-on-1 dengan orang tua. Ini bisa diisi dengan mengobrol, bermain kata, atau bercerita tentang kegiatan sehari-hari.Â
Jadi meskipun di usia 3 tahun anak mulai senang belajar mandiri, ikatan antara orang tua dan anak masih sangat penting untuk diterapkan.Â
"Pertukaran bahasa dan ide yang sederhana sangat penting bagi perkembangan otak," imbuh Macias.
2. Membaca buku bersama
Selain menjadi cara yang baik untuk mendapatkan waktu berkualitas bersama anak, membaca bersama juga sangat penting untuk meningkatkan kemampuan otak mereka.
Studi menunjukkan bahwa membacakan buku untuk anak prasekolah meningkatkan kemampuan membaca dan bahasa sejak dini.Â
"Hal ini membantu anak mempertajam bahasa dan kosakata, serta membuat anak lebih tertarik untuk berdiskusi serta berpikir kritis," imbuh psikolog anak, Richard Gallagher, PhD.
Buku yang bercerita maupun buku yang mengajarkan berhitung, huruf ABC, mengurutkan, dan mencocokkan, sangat tepat untuk usia ini.
3. Bermain peran (pretend play)
Anak usia prasekolah secara alami memiliki imajinasi yang hebat lho, Bunda. Meskipun mereka sudah senang bermain pura-pura atau pretend play di usia yang lebih muda, tapi dunia imajinasi mereka umumnya mulai berkembang pada usia 3–5 tahun.Â
Bunda mungkin memperhatikan anak mulai senang bermain menjadi pilot, berpura-pura menjadi pahlawan super atau putri, dan juga senang bermain mengenakan kostum. Selain menyenangkan, permainan imajinatif memungkinkan anak bereksperimen dengan bermain peran.Â
Permainan imajinatif juga membantu meningkatkan keterampilan bahasa, karena membuat anak berpikir dengan kata-kata dan mengulangi apa yang mereka dengar.
4. Bermain di luar rumah
Bermain dengan teman sebaya di luar rumah melatih anak untuk mempelajari aturan bermain, serta membantu meningkatkan kecerdasan sosial.Â
Mereka berlatih mengendalikan diri, berbagi, dan bernegosiasi, yang dapat membangun keterampilan sosial di masa depan.Â
"Keterampilan sosial yang buruk dapat membuat mereka kurang berhasil dalam hal-hal penting lainnya," ujar Macias.
5. Bermain puzzle
Bermain puzzle dan berbagai permainan dengan aturan lainnya membantu meningkatkan kecerdasan sosial anak. Mereka berlatih sabar menunggu giliran dan belajar menerima rasa frustrasi ketika kalah.Â
Selain itu, jenis permainan lain seperti permainan fisik membantu mempertajam koordinasi motorik otak.
Mengerjakan puzzle dapat meningkatkan penalaran non-verbal dan kemampuan visualisasi. Area otak yang mengatur koordinasi motorik halus terstimulasi ketika anak berupaya menyusun potongan puzzle.Â
Puzzle juga bisa membantu anak yang lebih aktif untuk menghabiskan waktu tenang sendirian, sambil tetap menstimulasi otak.
6. Ikut kelas olahraga
Kelas olahraga yang terstruktur dan memiliki pelatih tak hanya menstimulasi otak, tapi juga membangun lingkungan sosial, serta melatih keterampilan motorik dan keseimbangan.Â
Jika anak tidak memiliki minat di bidang olahraga, Bunda bisa memberikan pilihan lain seperti kursus musik dan seni. Ini juga bisa membantu meningkatkan kecerdasan artistik atau musikal anak prasekolah.
7. Belajar mengenal angka dan mengurutkan
Anak bisa belajar mengenal angka dan konsep berhitung, melalui jumlah benda sehari-hari. Bunda juga bisa mengajak anak mengurutkan objek berdasarkan jumlah dan bentuknya.
Tips menjaga anak 3 tahun tetap aman
Bunda memang perlu membiarkan anak bereksplorasi, tetapi jangan lupa untuk tetap mengawasi. Perhatikan berbagai risiko yang mungkin terjadi di rumah, termasuk yang berkaitan dengan bahaya umum seperti jatuh atau luka bakar.
Berikut beberapa tips yang perlu diingat:
- Selalu kenakan helm saat naik sepeda, sepeda roda tiga, atau mainan berkendara lainnya.
- Tetap awasi saat anak bereksplorasi dan bermain di taman, terutama berkaitan dengan risiko jatuh.
- Waspada saat bermain di dekat jalan.
- Berhati-hati di dapur, termasuk dari risiko tumpahan, percikan, dan permukaan panas, yang bisa menyebabkan luka bakar serius.
- Awasi anak setiap saat saat berada di dalam atau sekitar air, pastikan dalam jangkauan tangan orang tua atau pengasuh.
- Ajarkan kewaspadaan terhadap orang asing.
- Pastikan obat-obatan, produk pembersih, dan benda kecil yang bisa tertelan (seperti magnet dan baterai) tidak terjangkau oleh anak.
Kapan perlu konsultasi ke dokter?
Semua anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan mereka masing-masing. Jangan terlalu khawatir jika Si Kecil saat ini mungkin belum mencapai semua tonggak perkembangan yang diharapkan.
Namun, Bunda tetap perlu mengawasi perkembangan yang bertahap seiring bertambahnya usia anak.
Jika anak usia 3 tahun menunjukkan tanda kemungkinan keterlambatan perkembangan seperti di bawah ini, bicarakan dengan dokter:
- Tidak bisa melempar bola dengan ayunan tangan, melompat di tempat, atau mengendarai sepeda roda tiga.
- Sering jatuh dan kesulitan menaiki tangga.
- Tidak bisa memegang krayon dengan ibu jari dan jari, kesulitan mencoret-coret, serta tidak bisa menyalin lingkaran.
- Tampak kesulitan berbicara.
- Tidak bisa menyusun empat balok dan kesulitan memegang benda kecil.
- Terus mengalami kecemasan berpisah yang ekstrem.
- Tidak tertarik pada permainan interaktif dan tidak melakukan permainan imajinasi.
- Tidak bermain dengan anak lain dan tidak merespons orang luar keluarga.
- Tidak memahami perintah sederhana, atau hanya mengulanginya.
- Menghindari kontak mata.
Selain itu, jika Bunda melihat anak menolak atau kesulitan melakukan hal-hal yang sebelumnya bisa mereka lakukan, segera juga lakukan konsultasi dengan dokter. Hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan perkembangan.Â
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Cara Mengatasi Tingkah dan Emosional 'Threenager' Anak Usia 3 Tahun

Parenting
Awas! Kebisingan Lalu Lintas Bisa Merusak Otak Anak Bun

Parenting
9 Makanan untuk Bantu Perkembangan Otak Anak

Parenting
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini

Parenting
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda