PARENTING
Head Lag pada Bayi: Apa Itu dan Kapan Bunda Harus Waspada?
Kinan | HaiBunda
Jumat, 12 Sep 2025 18:10 WIBKurangnya kontrol dan kekuatan otot leher bisa membuat bayi mengalami head lag. Seperti apa tanda waspada dari head lag yang perlu Bunda ketahui?
Head lag pada bayi terlihat ketika lehernya tampak lemas dan terkulai ke belakang, terutama saat bayi ditarik ke posisi duduk dari posisi telentang.
Sebenarnya kondisi demikian merupakan bagian normal dari perkembangan awal, tetapi seiring pertumbuhan bayi seharusnya mulai perlahan membaik.
Penyebab utama head lag pada bayi adalah otot leher yang belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir umumnya memiliki otot leher yang masih lemah dan dalam tahap berkembang, sehingga sulit bagi mereka untuk menahan kepala tetap stabil.
Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap head lag meliputi kelahiran prematur, gangguan tonus otot, serta beberapa kondisi neurologis seperti cerebral palsy.
Mengenal apa itu head lag?
Dikutip dari MD, bayi umumnya memiliki ukuran kepala yang lebih besar dibandingkan tubuhnya, dan otot leher mereka masih sangat lemah saat lahir.
Oleh sebab itu, kepala mereka cenderung mudah terhuyung, terutama pada beberapa minggu pertama. Di waktu ini, orang tua atau pengasuh masih perlu menopang kepala bayi sampai mereka mampu mengendalikan lehernya.
Perkembangan keterampilan motorik bayi, terutama saat mereka belajar menstabilkan tubuh, biasanya berlangsung dari kepala ke kaki.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada usia 3–4 bulan, bayi seharusnya sudah memiliki kontrol yang cukup pada otot leher agar head lag tidak terjadi lagi.
Jika bayi masih mengalami head lag setelah usia 4 bulan, hal ini dapat menjadi tanda adanya masalah pada perkembangan neurologis. Kondisi ini paling sering terlihat pada bayi prematur atau bayi dengan cerebral palsy.
Normalkah head lag pada bayi?
Seperti dijelaskan di atas, head lag sebenarnya adalah hal normal pada bayi baru lahir. Namun kondisi ini perlu diperhatikan jika masih terjadi pada usia 3-4 bulan, karena dapat menandakan tonus otot rendah atau masalah perkembangan lainnya.
Meskipun head lag ringan biasanya dapat membaik dengan sendirinya, head lag yang terjadi dalam jangka panjang atau terlalu parah sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Nantinya dokter dapat mencari penyebab yang mendasarinya, serta memastikan perkembangan neurologis bayi berjalan normal.
Kapan harus waspada saat bayi mengalami head lag?
Ada beberapa kondisi tertentu di mana head lag yang menetap atau berat dapat menunjukkan adanya masalah pada kesehatan Si Kecil.
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda berikut:
- Kontrol kepala bayi tidak berkembang pada usia 4 bulan
- Head lag disertai keterlambatan perkembangan lain
- Terdapat tanda kelemahan otot atau tonus otot abnormal, seperti kesulitan bergerak atau keterlambatan pencapaian tonggak perkembangan lain
- Head lag terjadi tidak simetris, misalnya dengan satu sisi tampak lebih lemah
- Bayi lahir prematur atau memiliki kondisi neurologis lain
Cara mengatasi head lag pada bayi
Jika head lag berlanjut setelah usia 4 bulan, atau terjadi cukup berat sebelum usia itu, bisa menjadi tanda masalah serius. Dalam beberapa kasus, bayi juga mungkin memerlukan penanganan dari tim medis spesialis. Termasuk di antaranya dokter anak, dokter saraf anak, serta terapis fisik dan okupasi.
Penelitian menunjukkan bahwa intervensi dini adalah cara terbaik membantu anak yang berisiko mengalami gangguan motorik, termasuk dengan kondisi yang memengaruhi kemampuan kontrol gerakan otot.
Terapis berperan penting dalam mengembangkan keterampilan sensorimotor bayi, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman sensorik dengan gerakan motorik, sehingga membantu meningkatkan partisipasi bayi dalam berbagai aktivitas.
Beberapa contoh latihan di rumah yang bisa dilakukan antara lain membaringkan bayi dalam posisi tertentu untuk melatih otot leher, tummy time, 'memancing' bayi bergerak menggunakan mainan, serta latihan khusus untuk memperkuat otot leher. Berikut ulasannya:
Tummy time
Letakkan bayi dalam posisi tengkurap saat terjaga, pastikan Bunda selalu mengawasi Si Kecil. Kegiatan ini dapat membantu memperkuat otot leher serta otot tubuh bagian atas yang dibutuhkan untuk mengendalikan kepala.
Membantu dengan duduk bersandar
Bantu Si Kecil duduk bersandar, supaya otot di sekitar kepala dan lehernya perlahan dapat terbantu menjadi lebih kuat.
Eksplorasi dan bermain
Libatkan bayi dalam aktivitas yang sesuai usianya, seperti meraih mainan atau mengeksplorasi lingkungan. Ini juga dapat membantu mendukung perkembangan keterampilan motorik dan membantu meningkatkan kontrol kepalanya.
Cara mencegah head lag pada bayi
Pemeriksaan terhadap keterlambatan bayi dalam kemampuan menahan kepala perlu menjadi bagian rutin dari pemeriksaan kesehatan bayi, khususnya pada 6 bulan pertama.
Penting bagi orang tua untuk memahami kapan bayi seharusnya mencapai tonggak perkembangan fisik tertentu, seperti kemampuan menahan kepala tetap stabil.
Memulai terapi dini di rumah, dengan melibatkan orang tua dalam membantu keterampilan fisik bayi, terbukti dapat memperbaiki hasil perkembangan.
Itulah informasi tentang head lag pada bayi. Hal ini sebenarnya merupakan bagian normal dari perkembangan awal, yakni ketika otot leher belum kuat sempurna.
Namun jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika Bunda memiliki kekhawatiran terkait perkembangan atau head lag yang menetap pada Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Tips Menyikapi Anak yang Terpapar Konten & Berita Negatif di Media Sosial
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Cara Daftarkan Bayi Baru Lahir di Mobile JKN 2023, Simak Syarat dan Prosedurnya
Penyebab Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Lonjong, Apakah Bisa Kembali Normal?
Perlukah Bayi Baru Lahir Pakai Sarung Tangan dan Kaus Kaki?
5 Etika Menjenguk Bayi di Masa Pandemi, Bisa Contoh Felicya Angelista Bun
TERPOPULER
Aaliyah Massaid Akhirnya Perlihatkan Wajah Sang Anak Baby Arash di Usia 3 Bulan, Intip Potretnya
Stroke hingga Sakit Jantung Intai Perempuan 'Alumni' COVID-19 Menurut Studi Terbaru
Mengenal Tren Boomerang Employees, Pegawai yang Kembali Kerja di Kantor Lama
Leony Trio Kwek Kwek Keluhkan Pajak Warisan hingga Tanggapan DJP
7 Bacaan Doa Penenang Hati, Jiwa, dan Pikiran
REKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Glitter Terbaik untuk Makeup Korean Look
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Mama Amy Dirawat di RS, Raffi Ahmad Sebut Ibunda Alami Saraf Kejepit di Kepala & Penggumpalan Darah
Stroke hingga Sakit Jantung Intai Perempuan 'Alumni' COVID-19 Menurut Studi Terbaru
7 Potret Keseruan di Balik Layar Drakor Bon Appetit, Your Majesty
Mengenal Tren Boomerang Employees, Pegawai yang Kembali Kerja di Kantor Lama
7 Bacaan Doa Penenang Hati, Jiwa, dan Pikiran
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Tak Mau jadi Anggota DPR, Inul Daratista Sadar Diri Nggak Punya Kapasitas
-
Beautynesia
6 Kalimat Ajaib yang Bikin Anak Mau Mendengarkan Orangtua Tanpa Paksaan Menurut Pakar
-
Female Daily
Kenapa BAB saat Menstruasi Terasa Sakit? Ini 4 Penyebab yang Wajib Kamu Tahu!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
5 Gaya Penuh Risiko Dakota Johnson, Berbalut Gaun Menerawang
-
Mommies Daily
Kuis: Drakor Keluarga Apa yang Paling Mirip Ceritamu?