HaiBunda

PARENTING

Hidden Hunger, Kelaparan Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai pada Anak

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Selasa, 30 Sep 2025 16:40 WIB
Ilustrasi Hidden Hunger pada Anak/Foto: Getty Images/golfcphoto
Jakarta -

Kesehatan anak tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak makanan yang mereka makan, tetapi juga dari kandungan gizi di dalamnya. Ada istilah hidden hunger atau kelaparan tersembunyi yang sering luput dari perhatian orang tua.

Meskipun terlihat sehat dari luar, anak bisa saja mengalami kekurangan mikronutrien penting, Bunda. Kondisi ini bisa memengaruhi tumbuh kembang mereka dalam jangka panjang.

Hidden hunger ini tidak selalu terlihat dengan jelas. Namun, dampaknya bisa muncul dalam bentuk gangguan metabolisme, penurunan daya tahan tubuh, hingga masalah pertumbuhan.


Menilik dari laman The Institute for Functional Medicine, para ahli mengingatkan defisiensi mikronutrien seperti zat besi, yodium, vitamin A, dan seng masih menjadi tantangan besar di banyak negara.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih peka terhadap kebutuhan nutrisi anak. Asupan yang seimbang dengan gizi yang cukup bisa menjadi langkah pencegahan sejak dini.

Apa itu hidden hunger?

Hidden hunger atau yang sering disebut "kelaparan tersembunyi" adalah kondisi ketika tubuh kekurangan vitamin dan mineral penting meski anak tetap mendapat makanan sehari-harinya.

Anak yang mengalami hidden hunger berisiko menghadapi hambatan pada perkembangan kognitif maupun fisik. Itulah mengapa pemenuhan nutrisi mikro sama pentingnya dengan mencukupi kebutuhan energi harian mereka.

Bahaya hidden hunger pada anak

Hidden hunger dapat membuat anak lebih rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan serius. Kekurangan vitamin dan mineral penting bisa menjadi akar masalah yang memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, hingga fungsi tubuh anak.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah rendahnya asupan magnesium, Bunda. Dikutip dari National Institutes of Health (NIH), kurangnya magnesium berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan penyakit jantung.

Selain itu, penelitian dari The Lancet Global Health, defisiensi zat besi dan vitamin A membuat anak lebih mudah terkena infeksi dan bisa menurunkan daya belajarnya. Kondisi ini juga berkaitan erat dengan tingginya angka stunting di banyak negara berkembang.

Jika dibiarkan, hidden hunger bisa memengaruhi kualitas hidup anak dalam jangka panjang, Bunda.

Tanda anak mengalami hidden hunger

Dikutip dari World Health Organization (WHO), hidden hunger adalah masalah gizi besar di dunia, karena gejalanya bisa berdampak serius bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, ada beberapa tanda yang perlu Bunda perhatikan:

1. Mudah lelah

Anak yang mengalami hidden hunger sering tampak cepat lelah meski tidak banyak beraktivitas. Hal ini terjadi karena tubuhnya kekurangan energi dari zat gizi pentingnya.

2. Konsentrasi menurun

Bunda mungkin melihat anak jadi sulit fokus saat sedang belajar atau bermain. Kekurangan mikronutrien dapat mengganggu fungsi otak anak sehingga konsentrasinya dapat menurun.

3. Pertumbuhan terhambat

Salah satu tanda lain adalah tinggi atau berat badan anak tidak berkembang sesuai usianya, Bunda. Kondisi ini bisa muncul akibat defisiensi zat besi, zinc, atau vitamin D.

4. Sering sakit

Anak dengan hidden hunger lebih mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya menurun. Kekurangan vitamin A dan C, misalnya, membuat sistem imun tidak bekerja optimal.

5. Nafsu makan berkurang

Anak yang kekurangan mikronutrien juga sering kehilangan selera makannya sehingga asupan gizi hariannya semakin berkurang. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa bikin tubuh anak semakin lemah dan rentan sakit.

6. Sering pusing atau lemas

Bunda bisa memperhatikan bila anak sering mengeluh pusing atau tampak lesu. Kondisi ini bisa menjadi tanda anemia akibat kekurangan zat besi maupun vitamin B12 yang penting untuk tubuh.

Penyebab dari hidden hunger

Mengutip dari Pakistan Journal of Health Sciences, hidden hunger terjadi karena tubuh kekurangan mikronutrien penting seperti vitamin D, vitamin B12, zat besi, yodium, hingga seng. Meski dibutuhkan dalam jumlah kecil, vitamin dan mineral ini sangat berperan besar untuk kesehatan anak.

Lebih dari 2 miliar orang di dunia masih mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Kondisi ini membuat mereka rentan mengalami gangguan pertumbuhan dan kesehatan yang tidak optimal.

Faktor ekonomi juga punya peran penting, sebab rumah tangga dengan pendapatan rendah sering kali tidak mampu menyediakan makanan kaya vitamin A, yodium, zat besi, serta zat gizi lainnya. Akibatnya, anak jadi lebih sulit berkembang dengan baik dan tubuhnya rentan terhadap penyakit.

Cara mengatasi hidden hunger

Kondisi hidden hunger pada anak perlu diperhatikan dengan cermat karena tidak cukup hanya memberi makanan setiap harinya saja. Dengan langkah yang tepat, anak bisa tumbuh sehat, aktif, dan terhindar dari risiko kekurangan nutrisi penting.

Dikutip dari laman Our World in Data, terdapat tiga strategi utama yang bisa diterapkan untuk menekan masalah defisiensi mikronutrien pada anak.

  • Pemberian suplemen gizi dalam bentuk pil, bubuk, atau cair yang langsung menyasar kebutuhan nutrisi anak.
  • Fortifikasi makanan, yaitu menambahkan zat gizi tertentu pada bahan pangan seperti sereal, susu, tepung, hingga beras agar lebih bergizi.
  • Melakukan biofortifikasi, yakni menambahkan kandungan vitamin dan mineral pada tanaman pangan, misalnya beras yang diperkaya dengan vitamin A.

Cara mencegah hidden hunger

Simak beberapa cara efektif mencegah hidden hunger pada anak seperti dikutip dari beberapa sumber:

1. Makanan seimbang dan variatif

Untuk mencegah hidden hunger, pastikan anak mendapatkan pola makan seimbang yang kaya warna-warni buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak. Kombinasi ini membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien penting bagi tumbuh kembangnya.

2. Makanan yang difortifikasi

Memberikan makanan yang diperkaya nutrisi, seperti susu dan sereal fortifikasi, dapat meningkatkan asupan vitamin dan mineral esensial anak. Bunda bisa menjadikannya bagian dari menu harian untuk mendukung kesehatan mereka.

3. Aktivitas di luar ruangan

Mendorong anak untuk bermain di luar ruangan bisa bantu tubuhnya dalam memproduksi vitamin D secara alami. Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup mendukung pertumbuhan tulang dan kesehatannya.

4. Suplemen nutrisi jika diperlukan

Bagi anak yang pemilih makanan, pertimbangkan suplemen sesuai rekomendasi ahli gizi atau dokter anak. Langkah ini membantu memastikan anak tetap memperoleh nutrisi pentingnya tanpa mengurangi selera makannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Infeksi Cacingan pada Anak: Penyebab, Gejala & Cara Mengatasi

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Deretan Eks Artis Cilik yang Kini Jadi Anggota DPR hingga Dokter, Ini 7 Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Adiba Khanza Gelar Tasyakuran 7 Bulan Kehamilan Pertama, Intip 5 Momen Penuh Makna

Kehamilan Annisa Karnesyia

Sering Tampil Mesra, Nicole Kidman dan Keith Urban Putuskan Bercerai setelah 19 Th Menikah

Mom's Life Annisa Karnesyia

Momen Ultah ke-9 Vania Athabina Anak Venna Melinda, Sang Kakak Verrell dan Athalla Hadir

Parenting Nadhifa Fitrina

Bunda Perlu Tahu, ini Durasi Menyusui Bayi Baru Lahir

Menyusui Sandra Odilifia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Eks Artis Cilik yang Kini Jadi Anggota DPR hingga Dokter, Ini 7 Potretnya

5 Resep Cake Marmer Lembut dan Berminyak, Enak Anti Gagal!

Bunda Perlu Tahu, ini Durasi Menyusui Bayi Baru Lahir

7 Syarat Pindah Rumah saat Hamil agar Aman, Bunda dan Janin Sehat

Sering Tampil Mesra, Nicole Kidman dan Keith Urban Putuskan Bercerai setelah 19 Th Menikah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK