HaiBunda

PARENTING

Mengenal Metode Montessori untuk Anak, Apa Bedanya dengan Sekolah Biasa?

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 03 Oct 2025 12:40 WIB
Ilustrasi metode Montessori/Foto: iStock
Jakarta -

Demi mendukung proses tumbuh kembang anak, berbagai metode belajar kini semakin bervariasi. Salah satunya dengan metode Montessori. Nah, apa bedanya dengan sekolah biasa?

Secara garis besar, metode Montessori adalah metode pendidikan yang menekankan pada kemandirian, eksplorasi, dan pembelajaran sesuai dengan minat serta perkembangan alami anak. 

Sementara itu, sekolah biasa dengan metode konvensional biasanya berpusat pada guru. Dengan kata lain, guru lebih aktif menyampaikan materi saat proses belajar.


Teori tentang Montessori

Dikutip dari buku Perilaku Anak Prasekolah: Masalah dan Cara Menghadapinya ditulis oleh Dr Rita Eka Izzaty, M.SI, Psi, metode Montessori diciptakan oleh ahli pendidikan anak usia dini bernama Maria Montessori. 

Menurut Montessori, di dalam tubuh anak-anak tersimpan semangat belajar yang tinggi. Perilaku anak yang tampaknya 'cuma' berlari-lari, menyentuh, memegang, mengamati, bahkan merusak barang, sebenarnya memiliki arti tertentu dan merupakan ciri khas dari gaya belajar anak.

Montessori juga yakin bahwa anak-anak belajar bahasa dan keterampilan hidup dari lingkungan di mana mereka menghabiskan waktu.

Montessori percaya bahwa pembelajaran anak-anak berlangsung dengan baik melalui pengalaman sensori. Jadi, penting untuk menggabungkan pendidikan dalam motorik, sensori, dan bahasa bagi anak prasekolah.

Perbedaan metode Montessori dan sekolah biasa

Saat ini sudah semakin banyak jumlah sekolah yang menerapkan metode Montessori. Hal ini pun terkadang membuat orang tua bingung tentang perbedaannya jika dibandingkan dengan sekolah biasa. 

Berikut ulasan tentang perbedaan metode Montessori dan sekolah biasa, jika dilihat dari kurikulum dan proses mengajar:

1. Peran guru

Pendekatan pembelajaran dalam metode Montessori berpusat pada anak. Mereka diberi kesempatan untuk menjelajahi materi dan kegiatan yang telah disiapkan khusus sesuai minat dan kemampuannya.

Guru juga bertindak sebagai pembimbing, yang membantu anak menemukan cara belajar mereka sendiri, bukan sebagai pemberi instruksi utama. 

Sebaliknya, pada sekolah biasa umumnya proses belajar berpusat pada guru. Guru memegang kendali penuh atas kurikulum, jadwal, dan aktivitas di kelas, dengan semua siswa mengikuti instruksi yang sama. 

2. Lingkungan kelas dan materi belajar

Sekolah Montessori umumnya memiliki ruang kelas yang dirancang khusus untuk mendorong kreativitas, observasi, dan kemandirian siswa.

Dalam proses belajarnya, guru memberikan pengenalan alat yang sama seperti yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti alat-alat kebersihan atau alat pertukangan.

Tujuannya supaya anak-anak secara bertahap mengenali sistem yang membantu kelancaran proses kehidupan, sekaligus membuat mereka belajar tentang tanggung jawab bersama.

Sementara itu pada sekolah biasa, ruang kelas secara umum ditata dengan meja dan kursi berderet untuk menunjang proses belajar. 

3. Gaya belajar siswa

Pada sekolah Montessori, biasanya anak bisa menghabiskan waktu lebih lama pada topik yang diminati. Dengan begitu, anak bisa belajar sesuai dengan ritme masing-masing.

Diharapkan anak juga bisa lebih aktif dan eksploratif, karena belajar melalui permainan yang menstimulasi indra dan pengalaman langsung.

Untuk sekolah biasa, umumnya anak akan menerima informasi dan materi belajar langsung dari guru. Nantinya murid diharapkan bisa menyelesaikan tugas yang diberi guru sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. 

Contoh ide belajar metode Montessori di rumah

Penggunaan metode Montessori untuk proses belajar diharapkan dapat membuat anak tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan cepat tanggap.

Selain di sekolah, Bunda juga bisa menerapkan ide-ide belajar metode Montessori di rumah. Dikutip dari buku Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Keterampilan Hidup, yang ditulis oleh Elvina Lim Kusumo, berikut ulasannya: 

1. Memindahkan kancing menggunakan telapak tangan

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan motorik halus, serta mengasah kemampuan koordinasi mata dan tangan.

Posisikan mangkuk di meja, dengan mangkuk berisi kancing di sebelah kiri dan mangkuk kosong di sebelah kanan. Ajak si Kecil memperhatikan Bunda mencontohkan cara mengambil segenggam kancing dari mangkuk dengan tangan dominan.

Angkat tangan Bunda, lalu pindahkan ke tengah secara perlahan, lalu ke mangkuk yang kosong. Pastikan mangkuk kosong tertahan oleh genggaman tangan yang tidak dominan.

Setelah itu, lepaskan genggaman agar kancing-kancing tersebut jatuh ke dalam mangkuk kosong. Lanjutkan hingga seluruh kancing selesai dipindahkan.

2. Membersihkan tumpahan air

Dengan kegiatan ini, anak mengasah kemampuan motorik halus, kemampuan koordinasi mata dan tangannya

Caranya, sedikit demi sedikit tuang air ke tatakan kedap air. Berikan contoh untuk membersihkan tumpahan air tersebut. Letakkan spons di area tumpahan dan biarkan spons menyerap sebagian airnya.

Ambil spons dan peras menggunakan kedua tangan hingga air tertampung ke dalam wadah kosong. Ulangi hingga semua air tumpahan terserap.

Setelah itu, letakkan lap kering untuk menutupi seluruh bagian air yang tertumpah, lap dengan gerakan memutar sampai seluruh permukaan kering.

Kemudian bawalah wadah dan lap ke wastafel bersama-sama, bersihkan dan keringkan wadah tersebut. Selain melatih motorik, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan tanggung jawab.

3. Memindahkan air menggunakan spons

Kegiatan ini mengasah kemampuan motorik halus, serta meningkatkan koordinasi mata dan tangan. Kegiatan ini juga meningkatkan kekuatan otot tangan untuk pincer grasp serta melatih kemampuan anak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengambil benda kecil.

Gunakan dua wadah yang identik dan air berwarna, tujuannya supaya lebih mudah terlihat dan menarik untuk anak. 

Letakkan spons di wadah berisi air, lalu peras menggunakan kedua tangan di wadah yang kosong.

Itulah perbedaan metode Montessori dan sekolah biasa untuk anak. Bunda bisa menyesuaikan pemilihan metode belajar dengan kebutuhan dan kemampuan Si Kecil, ya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bunda Perlu Tahu, Ini Usia Ideal & Tanda Anak Siap Masuk Sekolah

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Rumah Alyssa Daguise & Al Ghazali Mengusung Konsep Open Space, Intip 5 Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Cerita Nurhayati Subakat, Pemilik 14 Brand Kecantikan di Indonesia

Mom's Life Azhar Hanifah

9 Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia Tahun 2025, Adakah Indonesia?

Mom's Life Arina Yulistara

Ramai Kasus Keracunan, Ini Tanggapan Orang Tua dan Siswa soal MBG

Parenting Nadhifa Fitrina

21 Tahun Menikah, Intip Potret Winky Wiryawan dan Kenes Andari yang Bahagia Meski Tanpa Anak

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Nurhayati Subakat, Pemilik 14 Brand Kecantikan di Indonesia

9 Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia Tahun 2025, Adakah Indonesia?

Ramai Kasus Keracunan, Ini Tanggapan Orang Tua dan Siswa soal MBG

Bolehkah Ibu Hamil Makan Jengkol? Ketahui Aturannya

Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK