PARENTING
Mengenal Karakteristik Gen Alpha dan Tantangan Pola Asuh dalam Membesarkannya
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Jumat, 03 Oct 2025 16:40 WIBMengenal karakteristik Gen Alpha bukanlah perkara yang mudah, Bunda. Sifat dan kebiasaan unik dari Gen Alpha kerap menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua dalam menentukan pengasuhan yang tepat.
Generasi ini lahir pada rentang tahun 2013 hingga 2020-an dan kini berusia 0-12 tahun. Mereka tumbuh dalam era digital yang serba cepat, sehingga pola belajar, bermain, dan bersosialisasi berbeda jauh dari generasi sebelumnya.
Tak heran, jika banyak orang tua yang merasa perlu memahami lebih dalam tentang dunia dari Gen Alpha. Dengan begitu, pola asuh yang diterapkan bisa lebih relevan dengan kebutuhan mereka.
Untuk membantu orang tua, para ahli kerap membagikan pandangan seputar karakteristik generasi ini. Salah satunya adalah dokter spesialis anak Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Vinia Rusli Sp.A(K), yang berbagi pengetahuan dalam acara Kids Health Festival, Siloam Hospitals Lippo Village x HaiBunda beberapa waktu lalu.
Mengenal karakteristik Gen Alpha
Gen Alpha adalah generasi digital native yang tumbuh dengan akses serba teknologi, Bunda. Mereka bisa mendapatkan informasi lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, sehingga cara mereka belajar dan berpikir pun tak sama.
Dengan teknologi yang semakin maju, kini banyak industri baru yang muncul ketika Gen Alpha memasuki dunia kerja. Bunda, kemungkinan besar mereka akan bekerja di bidang yang bahkan belum ada saat ini, seperti inovasi AI dan sektor digital kreatif.
Tantangan pola asuh Gen Alpha
Salah satu tantangan terbesar dalam membesarkan Gen Alpha adalah kebiasaan mereka yang cenderung kecanduan layar. Screen time yang berlebihan membuat anak kurang bergerak dan berisiko mengalami masalah kesehatan mental.
"Data menunjukkan, bahwa 65 persen anak Gen Alpha yang duduk di kelas empat belum mahir dalam membaca. Ini tentu menjadi perhatian serius karena perkembangan akademik mereka bisa terhambat jika tidak segera ditangani," ungkap dokter Vinia.
Setelah melewati dua tahun penuh di rumah saat pandemi, banyak anak terbiasa dengan dunia digital. Mereka lebih suka menghabiskan waktu di depan layar handphone, baik untuk bermain gim maupun di media sosial.
Rata-rata, anak usia 8-12 tahun menghabiskan 4 jam 44 menit per hari untuk screen time, Bunda, sedangkan usia 13-18 tahun mencapai 7 jam 22 menit.
Pola asuh yang tepat untuk Gen Alpha
Setelah memahami karakteristik serta tantangan yang dimiliki Gen Alpha, kini saatnya Bunda mengetahui pola asuh yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Simak, yuk!
1. Peran orang tua dalam mengatur screen time anak
Mengatur screen time anak bukan hanya soal membatasi saja, Bunda, tetapi juga menciptakan waktu berkualitas tanpa adanya gangguan layar. Bunda bisa ajarkan pada anak untuk matikan gadget saat makan atau tengah menikmati waktu keluarga.
Bunda juga bisa membiasakan mematikan televisi atau gadget yang tidak digunakan.
"Hindari layar setidaknya satu jam sebelum anak tidur, dan jauhkan perangkat dari kamar anak agar kualitas tidurnya tetap terjaga," imbuh dokter dari Siloam Hospital Lippo Village tersebut.
2. Menjadi teladan bagi anak
Anak belajar dari apa yang dilihat, bukan hanya dari apa yang didengar. Itu sebabnya, Bunda dan Ayah perlu memberi contoh yang positif dalam menggunakan perangkat digital.
Alihkan waktu luang dengan aktivitas sehat seperti membaca buku, membuat kerajinan tangan, atau bermain di luar ruangan. Dengan begitu, anak akan meniru kebiasaan baik yang ditunjukkan orang tuanya, Bunda.
3. Membangun rutinitas sehat
Rutinitas yang seimbang membantu anak merasa aman dan teratur. Pastikan screen time dibatasi, jam tidur cukup, serta ada waktu khusus untuk aktivitas fisik.
Selain itu, interaksi sosial dengan teman sebayanya dan momen personal bersama keluarga juga sangat penting. Perhatian dari Bunda bisa membuat anak tumbuh lebih percaya diri dan bahagia.
4. Menerapkan positive parenting pada anak
Disiplin tidak harus dengan kekerasan, baik verbal maupun fisik, Bunda. Membentak, memberi ucapan yang buruk, atau menghukum dengan kasar justru bisa merusak kesehatan mental anak.
Sebaliknya, Bunda bisa sediakan waktu berkualitas setiap hari untuk bermain, bercanda, atau membaca bersama anak. Bunda bisa tunjukkan perhatian penuh dengan mendengarkan, menatap wajahnya, dan meninggalkan gadget sejenak.
Positive parenting juga menjadi pelindung bagi kesehatan mental anak, Bunda. Dengan pola asuh yang konsisten, anak akan tumbuh lebih kuat dalam menghadapi tantangan di zaman digital saat ini.
Nah, demikianlah ulasan mengenai karakteristik Gen Alpha serta tantangan pola asuh dalam membesarkannya. Semoga informasinya dapat bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap)