Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Jangan Ucap "Bilang ke Bunda" pada Anak, Ini Dampak dan Kalimat Penggantinya

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Senin, 13 Oct 2025 09:00 WIB

ibu dan anak
Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/Krisada tepkulmanont
Jakarta -

Bunda pasti secara tidak sadar sering berbicara "cerita ke Bunda" atau "bilang ke Bunda" saat anak ingin menceritakan sesuatu. Meski terdengar wajar, kalimat ini justru bisa membuat anak bingung dan tertekan.

Menilik dari laman Today's Parent, seorang psikolog anak dan penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids, Laura Markham mengatakan meski terdengar baik, sering kali kalimat tersebut tidak realistis untuk Si Kecil.

"Anak tidak tahu kata apa yang harus diucapkan, dan saat marah, bagian berpikir otak mereka terputus," ujar Markham.

Lantas, mengapa ucapan "bilang ke Bunda" ini dikatakan tidak realistis untuk anak?

Alasannya sederhana, yaitu karena anak belum bisa berpikir logis saat emosinya sedang memuncak.

Ketika anak sedang merasa kesal, mereka sulit mengubah emosinya menjadi kata-kata. Bunda mungkin niatnya baik, tetapi Si Kecil justru akan merasa terbebani jika dirinya belum siap untuk bercerita.

Selain itu, balita dan anak prasekolah juga masih dalam tahap belajar memproses kejadian, perasaan, dan kata-katanya secara bersamaan, Bunda.

Dampak mengucapkan "bilang ke Bunda" kepada anak

Dilansir dari laman pure wow, ketika orang tua mengajarkan anak untuk mengatakan "bilang ke Bunda", mereka akan belajar untuk menahan perasaannya sendiri. Lebih dari itu, anak jadi lebih sulit melatih kemampuan mengatur emosinya secara sehat.

Anak laki-laki, khususnya, kerap dibesarkan dengan anggapan bahwa menangis atau menunjukkan emosi itu adalah hal yang salah. Akibatnya, mereka bisa merasa harus selalu kuat dan menekan perasaannya.

Kebiasaan ini lama-lama bisa bikin anak kesulitan mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat. Mereka bisa frustrasi atau mudah marah karena tidak tahu bagaimana menyalurkan emosinya.

Dalam jangka panjang, dampaknya bisa terasa pada perilaku sehari-hari dan perkembangan emosionalnya. Anak pun mungkin akan lebih sulit memahami diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Kalimat pengganti ucapan "bilang ke Bunda"

Ketika Si Kecil sedang kesal, cobalah berhenti sejenak dan tunjukkan bahwa Bunda benar-benar memahami perasaannya. Dengan cara ini, anak akan merasa didengar dan lebih tenang menghadapi emosinya.

Bunda bisa menambahkan kata-kata seperti, "Bunda lihat kamu lagi kesal, ya. Ada apa, nak?" agar Si Kecil lebih mudah mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya.

Selanjutnya, Bunda bisa bantu anak mengenali situasinya supaya ia belajar memahami perasaannya sendiri dengan lebih baik.

Sebagai contoh, Bunda bisa mengatakan, "Tadi Bunda lihat kamu berhenti makan setelah Bunda taruh madu di ayammu. Kamu enggak mau pakai madu, ya?".

Dengan begitu, anak bisa mengaitkan perasaannya dengan kejadian yang sedang terjadi dan mulai belajar mengekspresikannya lewat kata-kata.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda