Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Sindrom Kepala Datar pada Bayi, Apakah Bisa Kembali Normal?

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 26 Oct 2025 16:50 WIB

Sindrom kepala datar
Sindrom kepala datar pada bayi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kuppa_rock
Daftar Isi

Apakah Bunda memperhatikan bentuk kepala Si Kecil tampak sedikit datar di satu sisi? Jika ya, ini bisa menjadi salah satu ciri sindrom kepala datar pada bayi alias flat head syndrome.

Selain itu, sindrom kepala datar juga kerap disebut sebagai Plagiocephaly. Kondisi ini sering kali membuat orang tua khawatir akan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak.

Sebenarnya jenis sindrom ini cukup umum terjadi pada bayi, terutama jika mereka lebih sering tidur dalam posisi telentang.

Kepala bayi yang masih lembut dan lentur membuatnya mudah berubah bentuk ketika tertekan di area tertentu dalam waktu lama, Bunda.

Apa itu sindrom kepala datar pada bayi?

Dikutip dari Pregnancy, Birth and Baby, sindrom kepala datar terjadi jika bayi memiliki bentuk kepala yang tampak datar atau tidak simetris. 

Biasanya, area datar tersebut berkembang di bagian belakang atau samping kepala bayi akibat tekanan. Kondisi ini disebut sebagai positional plagiocephaly. 

Ada juga jenis congenital plagiocephaly, yang diperkirakan terjadi selama perkembangan janin. Kondisi ini juga dapat diturunkan dalam keluarga dan terkadang merupakan bagian dari kelainan bawaan.

Sering kali kondisi kepala datar ini terlihat lebih jelas pada bayi yang belum memiliki banyak rambut. Setidaknya 1 dari setiap 3 bayi mengalami kepala datar dalam beberapa bulan pertama kehidupannya.

Biasanya kondisi ini membaik ketika bayi mulai bisa duduk sendiri, yang umumnya terjadi pada usia sekitar lima bulan.

Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai

Sangat umum bagi bayi baru lahir untuk memiliki bentuk kepala yang berbeda dengan anak yang lebih tua atau orang dewasa. Selain bentuk kepala yang tampak lebih datar, bayi dengan sindrom kepala datar juga mungkin mengalami ciri seperti berikut:

  • Ada perubahan pada bentuk telinga
  • Ada perubahan pada bentuk wajah
  • Kecenderungan memiringkan kepala
  • Lebih suka menoleh ke satu sisi daripada sisi lainnya

Penyebab sindrom kepala datar pada bayi

Tulang tengkorak bayi baru lahir masih lunak dan belum terbentuk sepenuhnya. Hal ini memungkinkan kepala mereka mudah berubah bentuk saat proses kelahiran.

Bagian celah yang ditutupi kulit di antara pelat tulang tengkorak disebut ubun-ubun (fontanel), yang akan teraba lunak. Dikutip dari Healthline, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab sindrom kepala datar (positional plagiocephaly):

1. Posisi tidur

Menidurkan bayi dengan posisi yang sama setiap hari, misalnya selalu telentang atau kepala menghadap ke arah yang sama, akan memberi tekanan terus-menerus pada bagian tertentu dari tengkorak.
 
Bayi paling berisiko mengalami sindrom kepala datar pada empat bulan pertama kehidupan, sebelum mereka bisa berguling sendiri.

2. Jarang tummy time

Sindrom kepala datar lebih mungkin terjadi jika bayi terlalu sering berbaring telentang. Meski bayi mungkin menangis saat pertama kali tengkurap, tapi penting untuk memberikan beberapa sesi singkat setiap hari ya, Bunda.

Pastikan Bunda memberikan waktu tengkurap (tummy time) yang cukup saat bayi terjaga, serta sering menggendong bayi atau menempatkannya di baby seat agar tidak terlalu lama berbaring.

Saat bayi terjaga, letakkan mereka tengkurap di atas selimut atau playmat. Mulailah beberapa menit per sesi, lalu tingkatkan durasinya seiring perkembangan otot dan kontrol leher Si Kecil.

Selain meminimalkan risiko sindrom kepala datar, tummy time juga membantu memperkuat otot yang dibutuhkan bayi untuk berguling, merangkak, duduk, dan berjalan nantinya.

3. Kelahiran kembar

Ketika ruang di dalam rahim terbatas, tengkorak bayi dapat tertekan sehingga meningkatkan risiko Plagiocephaly.

4. Kelahiran prematur

Bayi yang lahir prematur memiliki tulang yang lebih lunak dibanding bayi cukup bulan. Mereka juga biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk perawatan intensif dengan berbaring di rumah sakit, sehingga lebih berisiko mengalami sindrom kepala datar.

5. Persalinan dengan forsep atau vakum

Alat bantu persalian juga dapat memberikan tekanan pada tengkorak bayi yang masih lentur, sehingga berpotensi menyebabkan sindrom kepala datar.

Bagaimana cara mendiagnosis sindrom kepala datar?

Untuk mendiagnosis apakah bayi mengalami sindrom kepala datar, dokter akan memeriksa bayi dengan teliti dan menanyakan tentang beberapa hal pada orang tua. Termasuk di antaranya tentang hal berikut:

  • Kondisi kehamilan dan proses kelahiran
  • Kebiasaan posisi tidur bayi
  • Rutinitas tummy time
  • Cara bayi menggerakkan tubuhnya

Penanganan sindrom kepala datar

Penanganan pun diberikan bergantung pada tingkat keparahan dan penyebab sindrom kepala datar, di antaranya seperti:

1. Rutin mengubah posisi bayi

Meskipun penting untuk selalu menidurkan bayi telentang demi mencegah kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS), tapi jangan lupa untuk ubah posisi kepala bayi secara berkala.

Misalnya, jika bayi lebih sering tidur dengan pipi kiri menempel di kasur, ubah posisinya agar tidur dengan pipi kanan. Pun demikian sebaliknya.

2. Latihan peregangan

Dalam beberapa kasus tertentu, dokter mungkin merekomendasikan latihan peregangan untuk meningkatkan rentang gerak leher Si Kecil. Untuk terapi ini, Bunda akan memerlukan arahan dari dokter dan fisioterapis agar tidak keliru.

3. Terapi helm (molding helmet therapy)

Sesuai namanya, terapi ini dilakukan dengan menggunakan helm khusus yang membantu membentuk kembali kepala agar lebih simetris.

Menurut American Association of Neurological Surgeons, usia terbaik untuk terapi helm adalah antara 3–6 bulan, dan biasanya memakan waktu sekitar 12 minggu.

Terapi ini hanya disarankan untuk kasus plagiocephaly sedang hingga berat dan memerlukan terapi medis. Helm pun harus dipakai hampir sepanjang waktu kecuali saat mandi.

Efek samping yang mungkin terjadi termasuk iritasi kulit atau ketidaknyamanan pada bayi, sehingga diskusi dengan dokter akan sangat penting dilakukan sebelum memutuskan untuk memakai metode ini.

4. Operasi

Operasi jarang diperlukan pada kasus Plagiocephaly posisi, namun mungkin dibutuhkan pada Plagiocephaly bawaan. Tepatnya ketika tulang tengkorak menutup terlalu dini dan menimbulkan tekanan pada otak bayi.

Cara mencegah sindrom kepala datar

Bunda mungkin tidak dapat mencegah semua kasus Plagiocephaly, tetapi beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risikonya:

  • Ubah posisi tidur bayi secara bergantian (satu hari menghadapkan kepala ke kiri, hari lainnya ke kanan, dan seterusnya)
  • Berikan tummy time yang diawasi sejak dini (mulai 3–5 menit per sesi, 2–3 kali sehari, dan tingkatkan hingga total 40–60 menit per hari)
  • Sering gendong bayi dalam posisi tegak, hindari terlalu lama berbaring di boks, kursi mobil, atau baby swing.
  • Ubah posisi menyusui (contoh: jika biasanya dipegang di lengan kanan, sesekali ubah ke lengan kiri).

Apakah sindrom kepala datar bisa kembali normal?

Hal ini bergantung pada tingkat keparahan, usia bayi, dan upaya koreksi yang dilakukan. Melalui diagnosis cepat dan penanganan yang tepat, bentuk kepala bayi umumnya dapat membaik secara signifikan tanpa perlu tindakan medis khusus. 

Sindrom kepala datar hampir selalu membaik sepenuhnya sebelum anak mencapai usia dua tahun, terutama jika orang tua rutin mengubah posisi bayi saat terjaga.

Jadi meski kondisi ini kerap membuat khawatir, terutama bagi orang tua baru, namun sebenarnya sindrom kepala datar jarang menimbulkan bahaya dan umumnya membaik dalam beberapa bulan.

Demikian ulasan tentang sindrom kepala datar pada bayi. Jangan tunda untuk segera periksa ke dokter apabila merasa ada yang tak biasa pada bentuk kepala Si Kecil ya, Bunda.

Dokter anak akan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk bentuk kepalanya, memberikan panduan tentang tummy time, serta memberi saran untuk memperbaiki bentuk kepala jika perlu. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda