Jakarta -
Wajar kalau ada anak yang suka
ngemil. Walaupun, kalau camilannya nggak sehat misalnya yang terlalu tinggi kalori bisa bikin anak kegemukan ya, Bun. Eh, tapi kebiasaan ngemil anak sering disangkut pautkan sama pola asuh yang kita terapkan ke mereka.
Ah, apa iya? Nah, untuk tahu hubungan dua hal ini, para peneliti melakukan studi yang hasilnya mencari tahu hubungan antara pola pengasuhan anak dan kebiasaan mengemil si kecil.
Beberapa penelitian mendefinisikan ngemil sebagai kegiatan makan yang dilakukan di antara waktu makan. Penelitian lain mendefinisikan ngemil sebagai kegiatan mengonsumsi makanan ringan yang tidak sehat seperti keripik, permen, biskuit, atau minuman manis.
Nah, mengemil di antara waktu makan bisa berkontribusi seperempat dan sepertiga dari total energi yang dikonsumsi anak-anak. Memang, penelitian tentang pengaruh pengasuhan orang tua terhadap perilaku anak-anak sudah banyak, Bun. Tapi, yang mengkhususkan pada perilaku mengemil masih sedikit.
Tinjauan sistematis literatur dari tahun 1980 sampai 2017 mencoba mengevaluasi hubungan antara praktik food parenting dan makanan ringan di masa kecil. Ini adalah tinjauan sistematis pertama untuk menilai praktik pengasuhan anak dalam konteks perilaku ngemil anak.
Penelitian ini menyertakan 47 penelitian lain yang mengukur perilaku
ngemil atau konsumsi makanan ringan pada anak-anak umur 2-18 tahun. Selain itu, peneliti juga mengukur gaya pengasuhan pada umumnya, gaya makan, atau pilihan orang tua dalam konteks ngemil anak.
Hampir setengah dari semua penelitian diterbitkan dalam 5 tahun terakhir. Mayoritas responden adalah orang tua berpendidikan yang melaporkan gaya mereka mengasuh anak mereka dan perilaku ngemil anak-anaknya.
"Dari penelitian tersebut, hasilnya menunjukkan tak ada tren terkait praktik pemberian makan dan gaya pengasuhan anak. Pemberian camilan akan meningkat kalau kebutuhan asupan harian anak nggak terpenuhi dan orang tua cenderung ngasih makanan nggak sehat ke anak-anaknya," kata para peneliti dalam laporannya.
Pada orang tua yang anaknya punya indeks massa tubuh tinggi, mereka cenderung membatasi asupan makanan si kecil sebagai upaya meningkatkan kesehatan sang anak.
Mengenal Konsep Food ParentingNah, kita perlu tahu ada konsep yang namanya food parenting. Menurut Medical News Bulletin, food parenting mencakup praktik pemberian makan serta gaya makan.
Praktik pemberian makan yakni strategi yang digunakan untuk memberi makan anak. Misalnya, memaksa anak untuk makan atau memberi mereka pilihan. Sedangkan gaya makan yakni sikap dan hubungan anak dengan makanan. Food Parenting dapat dibagi jadi empat jenis utama, Bun:
1. Kontrol Paksaan (Kontrol Koersif)
 Makanan ringan bisa menurunkan kualitas makan anak. Foto: Thinkstock |
Kontrol paksaan dilakukan dengan membatasi makanan atau menghadiahi anak-anak makanan. Aktivitas ini dikaitkan dengan meningkatnya asupan energi dan menurunnya kualitas makanan anak secara keseluruhan. Orang tua yang anaknya masih kecil sering menggunakan makanan ringan sebagai alat untuk mengelola tingkah laku anak.
2. Permisif
Orang tua yang permisif memberi makan anak untuk memberi kenyamanan dan hanya memiliki sedikit peraturan atau batasan untuk asupan makanan termasuk makanan ringan. Jenis food parenting ini dikaitkan dengan asupan energi yang berlebihan dan indeks massa tubuh yang meningkat pada anak-anak.
3. Terstruktur
Pada food parenting ini, orang tua rutin menyediakan dan membuat makanan sehat buat anak-anaknya. Nggak cuma itu, jadwal makanan anak pun cenderung teratur tiap harinya.
4. Dukungan Otonomi
 Makan sehat untuk anak. Foto: thinkstock |
Para ilmuwan berteori praktik food parenting model ini akan membantu anak-anak membangun kebiasaan makan yang sehat.
Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity juga mengevaluasi penelitian di bidang ini hingga saat ini. Sehingga, diharap ke depannya bisa ada panduan dalam food parenting untuk anak.
Oh iya, bicara soal camilan anak, apa Bunda menyetok makanan nggak sehat di rumah? Kalau iya tahu nggak? Adanya makanan tidak sehat di rumah berhubungan positif dengan asupan camilan dalam 10 dari 11 penelitian lho. Sayangnya, dampak hal ini masih sedikit diteliti.
Bun, perlu diingat nggak semua camilan bagus untuk anak. Ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan sebelum memberikan camilan untuk anak-anak.
 DIbutuhkan pemenuhan gizi yang baik untuk anak. Foto: ilustrasi/thinkstock |
Camilan bagi anak-anak dibutuhkan sebesar 20 persen dari kebutuhan kalori per harinya atau msekitar 2.000 kalori/hari. Masa anak-anak memang masa-masa bermain, mengeksplorasi diri, dan belajar. Dan untuk memenuhi kebutuhan gizi dari anak tersebut, dibutuhkan pemenuhan gizi yang baik. Selain dengan memberikan sarapan, makan siang dan makan malam, anak-anak juga butuh camilan sehat untuk
ngemil.
"Makanan ringan atau pendamping yang diberikan harus yang sehat dan mengandung nilai gizi yang bermanfaat, diantaranya yang mengandung vitamin, mineral seperti kalsium yang cukup, dan lainnya," ujar dok," kata dr Rifan Fauzie, SpA, seperti dikutip dari detikHealth.
(rdn/rdn)